Mimpi, Impian, setiap insan pasti memilikinya.
Katanya mimpi itu tak terbatas. Kau bisa bermimpi setinggi langit
Namun kenapa hal ini tak berlaku padaku?Impian bagaikan langit cerah itu.Namun Kenyataan bak cuaca.
Cuaca yang terlalu sulit untuk diprediksi,terkadang cerah terkadang mendung terkadang hujan disertai badai.Dan kenyataanku denganmu, itu juga sulit..
Sulit untuk mewujudkan harap dan ingin karena serba sebatas.
Entah apa yang membatasi.Selama ini... aku coba bertahan meluruskan niat yang senantiasa kamu bengkokkan disela-sela waktumu.
Sampai-sampai jemariku lelah meluruskannya. Hatiku pun sempat lelah dan ingin menyerah.
Aku pun pernah sesekali,mungkin berkali-kali mencoba menyerah
mencoba berhenti meluruskan niatku
berhenti mencari-cari kamu
berhenti mengejar-ngejar kamu
berhenti memimpikan kamu
dan berhenti untuk mengingat-ingat kamu.
Namun kamu tahu sendiri.
Aku gagal dalam niatku untuk berhenti.
Karena lebih baik aku senantiasa meluruskannya walau perih yang selalu kudapati.Namun Ketahuilah.
Sebelum aku benar-benar menyerah.
Sebelum niatku benar-benar patah.
Sebelum jemariku mengalah.
Dan Sebelum rasaku ini benar-benar sudah binasa.
Aku ingin kamu tahu, bahwa aku yang dulu yang kau sukai itu, sudah semakin memudar.
Memudar perlahan sebab kamu.
Kamu yang terlalu sering membatasi dan membengkokkan niatku.
Ada Luka yang membuat aku enggan melangkah.
Sunyi yang membuatku terdiam.
Resah yang membuatku gelisah.
Dan Rindu yang membuatku gunda.
Tak Perlu kuingat... bahkan tak sudi aku mengingatnya.
Mengingatnya hanya akan menghadirkan Luka, resah, rindu yang kini aku benci.----------------------------++
#30DWC #Day21
----------------------------++
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Harapan
Teen FictionSeringkali terjatuh dalam lubang yang sama, Seringkali terkunci pada ruang yang sama, Seringkali tersesak menjalaninya. Seringkali hampir menyerah dalam perjuangan yang sama. Namun selalu ada "Kamu" sebagai Lentera Harapanku yang memancarkan jutaan...