Setelah pernyataan Elina saat itu, perasaanku menjadi rumit sekali.
Perasaan senang dan takut berkolaborasi memenuhi ruangan hatiku.
Seusai itu, Aku dan Elina seringkali berpergian bersama. Namun, selayaknya orang yang amatir dalam bertindak tentang cinta, Aku masih sering diam ketika Elina berada di dekatku. Aku tak tahu harus berkata apa, Aku juga tak tahu harus melakukan apa. Sehingga seringkali Aku menyesal karena kelemahanku ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Istirahat baru saja dimulai, Elina mendatangiku dengan perlahan."Le...!" Elina berdiri di sampingku.
"Eh, kenapa?" tanyaku, seraya menoleh ke arahnya.
"Ntar, kamu pulang duluan aja ya!"
"Emang kenapa?"
"Nanti Aku ada kumpul pengurus ekskul," ujar Elina sembari manatapku.
Elina pergi tanpa mengucap sepatah kata. Keganjilan terasa dalam benakku. Mengganjal sesuatu yang ingin dikeluarkan. Akhirnya seusai pulang sekolah, tepat pukul 1 siang, Aku mengikuti gerak-gerik Elina dari kejauhan.
Kecurigaan semakin terasa ketika sepasang mata ini melihat Elina berjalan tidak menuju tempat ekskulnya. Aku mengikutinya diam-diam.
"He, Le...!"
Aku dikagetkan seseorang di belakangku. Serentak Aku mengalihkan pandangan dari Elina, menoleh ke belakang dengan cepat.
"Eh, ngapain sih yo?" tanyaku pada seseorang yang ternyata itu adalah Satrio.
"Em..."
Ku acuhkan Satrio dan kembali memperhatikan Elina. Namun sangat tidak terduga, sosok Elina tak lagi terlihat di jangkauan mataku.
"Em..., cari apa sih le?" Satrio melihat-lihat sekitar.
Aku masih diam seraya mencari-cari jejak Elina.
"Ah... nggak, udah ayo balik," kataku, sembari berjalan berbalik arah.
Pengintaianku waktu itu tak menghasilkan apapun. Kepergianku itu malah meninggalkan bekas, bekas kecurigaanku kepada Elina.
Aku gunda merana.
Aku seperti dihadapkan puluhan persimpangan yang tak kuketahui jalan mana yang menuntunku ke arah tujuan.----------------------------++
#30DWC #Day14
----------------------------++
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Harapan
TienerfictieSeringkali terjatuh dalam lubang yang sama, Seringkali terkunci pada ruang yang sama, Seringkali tersesak menjalaninya. Seringkali hampir menyerah dalam perjuangan yang sama. Namun selalu ada "Kamu" sebagai Lentera Harapanku yang memancarkan jutaan...