Keesokan harinya saat di sekolah, Tessa sama seperti kemarin. Ia tidak fokus sama sekali ke pelajaran dan ke guru yang sedang menerangkan. Tessa terlihat amat pucat dan lesu. Teman-temannya pun menghampirinya dan bertanya.
"Tes lu kenapa?" tanya Amira.
"Gue gak apa-apa," jawab Tessa.
"Enggak deh, lu 'gak apa apa'. Kalau lu bilang gak apa-apa pasti ada sesuatu sama lo," ucap Manda.
"Enggak kok gue seriusan gak apa apa, emang ada apa sih..?" tanya Tessa.
"Lu keliatannya kayak pucet, lesu, mager gitu lho," jawab Amira.
"Iya.., emang lu kemaren tidur jam berapa?" tanya Manda.
"Jam satu atau dua gitu," jawab Tessa.
"Hah?! Seriusan lo?!" kaget Manda dan Amira.
"Iya, kenapa emangnya?" tanya Tessa.
"Enggak biasanya lo teh kalo bobo perasaan selalu jam sembilan gitu," jawab Manda.
"Gimana lu bisa tau?" tanya curiga Tessa sambil menyipitkan matanya pada Manda.
"Kan biasanya kalo nge-chat-an selalu ya.. selalu berakhir pada jam sembilan," jawab Manda.
"Emang iya tah?" tanya Tessa.
"Iyalah, trus bukan si Manda aja gue juga lo gituin," tambah Amira.
"Udah deh mendingan lo sekarang tidur aja nanti kalo ada guru kita bangunin," ujar Manda ke Tessa.
Setelah itu Tessa pun tertidur dan kalau ada guru ia pasti dibangunkan.
"Tessa, ada Bu Danna," bisik Amira yang duduk sebangku dengan Tessa. Segera Tessa bangun dan mengikuti pelajaran sampai selesai.
Sudah seminggu Tessa tidak bertemu dengan pemuda itu lagi. Ia pun bingung kemana pemuda itu pergi dan semua usaha yang ia telah lakukan untuk melupakan pemuda itu menjadi sia-sia. Entah mengapa Tessa terus memikirkan tentang pemuda itu. Tessa sangat ingin melupakan pemuda itu dari pikirannya, ia juga sudah mencoba untuk mencari keberadaan pemuda itu, namun hasilnya tetap sama. Nihil.
Sekolah untuk hari ini pun berakhir, semua siswa dengan semangat mengangkat kaki mereka dari sekolah menuju rumah mereka masing-masing. Saat Tessa dalam perjalanan pulang, ia berpas-pasan dengan anak-anak jalanan. Mereka terus mengejek Tessa dan melemparinya kerikil.
"Eh cewek!" panggil salah satu anak itu yang memakai baju kuning sambil melempar kerikil pada Tessa. "Eh hahaha, dasar pengecut!"
Mereka pun mulai menyombongkan diri mereka di depan Tessa, Tessa masih tetap tidak menghiraukan keberadaan mereka. Karena itu, mereka malah membuat Tessa tersandung. Saat Tessa hampir terjatuh mereka semua menertawakan Tessa dengan puas.
"Hei, hei, ada apa ini? Kenapa kalian kayak gitu? Kalian mau kakak kasih tau ke orang tua kalian?" tiba-tiba si pemuda yang ditunggu sudah ada di hadapan mereka semua. Tentu saja membuat yang ada di sana langsung kaget seketika. Pemuda itu datang dengan seragam khas SMA yang melekat pada tubuhnya. Namun, Tessa tidak melihat tas sekolahnya.
"Enggak, enggak. Enggak, Kak... Tolong jangan beritahu orang tua kami," rengek si kuning dan yang lain yang turut memelas.
"Kalau gitu, sekarang kalian minta maaf ke pacar kakak sekarang!" suruh pemuda itu sambil menunjuk ke arah Tessa.
Tesaa yang ditunjuk sempat kaget. Tidak menyangka pemuda yang dari beberapa waktu ini ia tunggu mengatakan kalimat barusan.
Wow.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuda Misterius [SELESAI]
Teen Fiction#1 Sanjaya Highest Rank: #985 ---- Tessa, seorang gadis biasa bertemu dengan seorang pemuda yang manis namun enggan untuk memberitahu namanya dan semua tentang dirinya. Hingga seiring waktu, Tessa berhasil membuka satu per satu teka-teki yang disem...