Bab 7: Penentuan Tidak Tepat

221 18 11
                                    

Jangan lupa VOTE bab yang kalian suka.

***


Rama kini sedang berjalan menuju restoran yang ia sangat sukai, ia ingat bahwa restoran itu adalah restoran favorit Tristan, Susie, dan dirinya bila mereka akan jalan-jalan bersama atau nogkrong bersama.

Banyak memori indah yang tersimpan di sana. Ia pun duduk di sofa abu-abu pojok, tempat dimana ia menembak Susie di depan semua orang. Saat pesanannya sudah sampai di hadapannya, dengan lahap ia memakannya.

Di tengah-tengah makannya, tiba-tiba ia mendengar teriakan suara yang amat familier di telinganya. Suara yang mengingatkannya kembali akan pengkhianatan yang membuat persahabatannya hancur.

"TRISTAAANN..!!" siluet gadis itu berlari menuju Tristan dan memeluknya dengan erat, sebuah senyuman yang Rama sangat sukai dari gadis itu pun muncul beriringan dengan pelukannya. "Aku sangat merindukanmu!"

Rama sangat terkejut saat melihat Susie yang ia kira tidak akan kembali ke Indonesia berada di hadapannya tanpa menyadari keberadaannya. Entah mengapa melihat Susie, gadis yang dulu pernah singgah di hatinya memeluk Tristan kembali membuat hatinya menjadi perih.

Apakah aku masih mencintai Susie? tanya batin Rama.

"Lu ngapain di sini?!" ketus Tristan sambil melepas paksa pelukan yang diberikan Susie.

"Gue ngapain di sini? Ya, buat ketemu pacar gue kali,"

Jleb, tanpa Rama sadari matanya kini sudah berkaca-kaca setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Susie. Ia sangat ingin pergi ke sana dan menonjok Tristan habis-habisan. Namun, mengingat ia sudah berdamai dengan Tristan dan Tristan mengatakan hal yang jujur, ia mengurungkan niatnya dan melihat sampai kapan drama ini berlangsung.

"Pacar?! PACAR?! Setelah apa yang lo perbuat lu masih berani-beraninya injak tanah air gue dan ngaku lu pacar gue?!" teriak Tristan yang mengundang perhatian semua orang.

Teriakan amarah yang keluar dari mulut Tristan pun mengundang banyak perhatian orang. Terakhir kalinya ia melihat Tristan semarah ini, itu pada saat mereka bertengkar memperebutkan Susie.

Namun, apabila dibandingkan dengan saat ini. Ia akan menilai bahwa yang saat ini sekitar sepuluh persen lebih parah dari waktu lalu.

Rama semakin terkejut melihat wajah Tristan yang sudah siap meledak dan kepalan tangannya sudah memutih. Tristan tampaknya sangat marah dan sangat kecewa melihat Susie yang sudah berada di hadapannya.

"Lu! Bukan pacar gue! Lu ngebuat persahabatan gue sama Rama hancur! SEMUANYA GARA-GARA LO!!" teriak Tristan dengan amarah sambil menunjuk telunjuknya pada Susie.

"Tristan!" panggil seorang perempuan yang selalu bersama dengan Tristan. Ia mengelus-elus lengan Tristan seraya menenangkannya. Wajah geram Tristan kini sudah mereda berkat gadis itu.

Namun, tak semua momen itu sempurna.

"Siapa lo? Beraninya lo megang-megang Tristan gue!"

Rama berdengus kesal. Ternyata sikap Susie tidak pernah berubah, ia masih ingat saat mereka berpacaran Susie pasti meminta banyak darinya. Minta dibeliin bunga, teh manis, laptop, dan sebagainya. Tapi, jika ia tidak mendapatkan apa yang ia mau maka ia akan terus mendesak orang itu tanpa memikirkan resikonya.

"Pertanyaan yang sesungguhnya, lo siapa?"

"Gue Susie, pacar Tristan yang sesungguhnya,"

"Benarkah? Lo pacaranya atau lo terlalu obsesi sama pacar gue?" tanya gadis itu yang kini berada di depan Tristan seraya melindunginya.

Pemuda Misterius [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang