Bel pulang pun berdering, seluruh siswa dengan kompak mengangkat kaki mereka dari lantai sekolah menuju rumah mereka. Tessa dan Tristan kini akan segera pergi dari sekolah. Namun, tiba-tiba di pintu gerbang, ada sebuah sedan abu-abu yang menghalangi jalan mereka.
Tin..
Tin..
Tristan membunyikan klakson motornya dua kali. "Woi! Minggir!"
Tak lama kemudian, jendela mobil sedan itu terbuka dan menampakkan Marco yang sedang memakai kacamata hitmannya. Amarah Tristan langsung melonjak seketika, ia sangat marah karena Marco masih berani menampakkan dirinya.
"Marco! Minggir dong! Kamu ngalangin jalan orang!" teriak Tessa.
"Gue bakal minggir, kalau lu mau masuk ke dalam mobil gue!" ujar Marco.
"Maaf, tapi Tessa bakal tetap sama gue," ucap Tristan.
"Baiklah kalau begitu," tiba-tiba Marco mematikan mesinnya mobilnya dan membuat kemacetan di gerbang sekolah.
"MARCO!!" pekik Tessa.
"Kan gue udah bilang. Gue bakal minggir kalau lu mau masuk ke dalam mobil gue," ucap Marco sekali lagi.
"Hei! Ayo jalan!" teriak teman mereka yang berada di belakang.
Tessa menghela nafas kasar, ia turun dari motor Tristan dan bergerak menuju mobil Marco. Tristan terkejut, dengan cepat ia menahan tangan Tessa yang bergerak menuju mobil orang berengsek itu.
"Tes!"
"Nanti aku telepon. Tenang, aku akan baik-baik saja," ucap Tessa sambil melepaskan pegangan Tristan.
Tristan berdecak kesal, Marco selalu akan menjadi seorang brengsek. Mobil Marco pun melaju pergi dari pintu gerbang sekolah setelah Tessa masuk ke dalam mobilnya, sesuai janji. Dengan kesal Tristan pulang ke rumahnya seorang diri. Namun, sebelum Tristan melakukan itu, ia memutuskan untuk mengikuti Tessa dan Marco dari belakang tanpa sepengetahuan dari mereka.
Tessa duduk di samping Marco dengan geram, ia sangat tidak suka dengan apa yang Marco lakukan tadi. Selama perjalanan entah kemana, mereka saling berdiam diri. Tak ada yang membuka suara.
"Kamu masih marah?" tanya Marco memecahkan keheningan di antara mereka sambil menatap Tessa sekilas.
"Hal yang kamu lakukan tadi itu sangat sembrono tahu!!" ucap kesal Tessa.
"Mungkin, tapi aku ingin menghabiskan waktuku denganmu."
"Buat apa? Aku hari ini ada try out penting yang bisa mengubah kehidupanku dan karena kau aku tidak jadi ikut! Jadi, apa tujuanmu menculikku?" tanya Tessa sambil menatap ke Marco.
Tiba-tiba Marco memakirkan mobilnya ke taman yang dulu ia dan Tessa bermain saat kecil. Tampaknya sepuluh tahun di Amerika, Marco masih ingat jalannya.
Memori manis dan pahit masih memenuhi taman itu hingga kini. Tessa yang masih tidak mengerti tujuan Marco membawanya kemari pun mengkerutkan keningnya dan menatap Marco bingung.
Tristan yang mengikuti mereka dari belakang pun memakir motornya di balik semak-semak besar terdekat yang tidak terlalu jauh dari mobil Marco. Tristan mengkerutkan keningnya. Mengapa Marco membawa Tessa kemari? Tristan dengan cepat menepiskan pertanyaannya itu dan segera mendekati mereka.
"Kenapa kita ke sini?" tanya Tessa.
Tanpa menjawab pertanyaan Tessa, Marco keluar dari pintu mobilnya yang kemudian diikuti oleh Tessa. Marco mendaratkan bokongnya pada bagian depan mobilnya, sedangkan Tessa juga melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuda Misterius [SELESAI]
Teen Fiction#1 Sanjaya Highest Rank: #985 ---- Tessa, seorang gadis biasa bertemu dengan seorang pemuda yang manis namun enggan untuk memberitahu namanya dan semua tentang dirinya. Hingga seiring waktu, Tessa berhasil membuka satu per satu teka-teki yang disem...