Bab 22: Like a Bad Boy

152 15 0
                                    

Tristan kini terbalut dengan setelan hitam Italian Cut Linen-nya dengan kemeja putih yang ia sengajakan tidak mengancing kancing atasnya dan memakai dasi yang telah Maria anjurkan kepadanya. Dengan gaya rambut side parted long, Tristan tampil memukau pada acara resepsi kakaknya.

Tanpa ia ketahui atau tidak, hal itu tentu membuat semua gadis yang menghadiri pernikahan Cornel dan Victor tergila-gila padanya pada pandangan pertama.

Kemana pun bocah berumur delapan belas itu pergi, pasti akan ada banyak wanita muda yang menatapnya dengan tertarik.

Susie dan Rama yang kini tengah berdansa di lantai dansa juga ikut menghadiri pernikahan Cornel dan Victor. Mereka sudah memberitahu Tristan tentang apa yang terjadi pada mereka, dan hal itu tentunya membuat Tristan tertawa terbahak-bahak.

Tristan sangat senang dengan kebahagiaan kedua sahabatnya itu. Mereka tampak sangat harmonis dan serasi.

"Tristan namamu kah?" tanya seorang gadis muda di belakangnya.

Tristan menoleh ke sumber suara itu dan menatap seorang gadis yang ia perkirakan berumur lima belas tahun terbalut dengan gaun indah one shoulder soft pink satin, mengeksposkan bahunya yang indah dengan silver belt yang melingkar dengan sempurna di pinggang rampingnya.

Rambut cokelat muda terangnya yang sangat bergelombang ia uraikan itu menambah aura kecantikannya bagaikan bak dewi. Ia memakai make up natural yang sesuai dengan mata birunya.

"Ya?"

"Kau adik dari Cornel Hegdetor?" tanya gadis itu lagi.

Tristan tersenyum miring kepada gadis yang berada di hadapannya ini.

"Bagaimana kita berbicara di lantai dansa?" usul Tristan sambil mencium punggung tangannya. Tristan kemudian menarik tangan gadis keturunan Belanda itu agar sejalan dengannya.

Tristan berhasil membuat jantung gadis itu berdegup tak karuan dengan perlakuan manisnya. Saat mereka telah sampai di lantai dansa, Tristan menarik gadis itu dan membawanya mengalun ke lagu yang sedang di mainkan.

"Siapa namamu?" tanya Tristan sambil menatap lekat manik mata gadis itu.

"Isabelle, tapi, semuanya memanggilku Bella," jawab Bella sambil membalas tatapan Tristan.

"Baiklah, Bella. Apakah ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Tristan.

"Apakah kau adik Cornel Hegdetor?"

"Iya."

"Bagaimana rasanya tinggal di Indonesia?"

"Menyenangkan, dan sepertinya akan akan merindukan Indonesia."

Tristan kemudian memutar tubuh Bella.

"Dari mana kau belajar Bahasa Indonesia?" tanya Tristan penasaran akan ke luwesan Bahasa Indonesia Bella.

"Ayahku memiliki cabang di Indonesia. Jadi, mau tidak mau aku harus segera belajar Bahasa Indonesia."

"Mengapa?"

"Karena." Tristan mengayunkan tubuh Bella dan menariknya kembali dengan jari-jemarinya yang masing menggeggam lembut jemari Bella. Saat Bella berputar kembali ke arahnya, Tristan menerimanya. Kini, lengan kuat Tristan memeluk pinggang ramping Bella dengan mesra. "Aku pewaris tunggal perusahaan ayahku," lanjutnya.

"Menurutku , kau hebat," puji Tristan.

"Terima kasih, Tristan. Menurutku, kau tak kalah hebat denganku," balas Bella.

Pemuda Misterius [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang