Bab 5: Permulaan Dari Permainan

259 24 7
                                    

Jangan lupa VOTE bab yang kalian suka.

Happy Reading..

***

Tessa masih berada di kursi menumpang dengan Ricko yang masih berada di pelukannya. Tessa sibuk dengan pikirannya sambil menatap ke luar jendela.

"Jadi, apa hubungan lo sama adek gue?" tanya Cornel memecahkan keheningan.

"Apa?" tanya balik Tessa sambil mengahlikan pandangannya ke kaca spion dimana pandangan Tessa dengan Cornel bertemu.

"Lu ada hubungan apa sama adek gue?"

"Gak ada apa-apa," jawab Tessa.

"Yakin? Soalnya gue gak pernah tuh ngeliat dia perhatian banget kayak gitu ke cewek sebelumnya," ucap Cornel.

Tessa tiba-tiba menerbitkan senyumannya, jantungnya berdegup dengan kencang seraya dunianya telah kembali.

"Heh! Bukannya jawab malah senyum-senyum," decih Cornel.

"Maaf. Tadi kakak nanya apa?" tanya Tessa dengan sopan.

"Itu kamu nemu anak itu dimana?"

Tessa menatap Ricko dengan tatapan sedu. "Di taman, kak,"

"Terus dia gak sama orangtuanya?"

"Katanya sih orangtuanya berpisah,"

Cornel mengrem mobilnya secara mendadak sampai membuat Tessa hampir tertarik ke depan. Untung saja Tessa menahannya sambil memeluk Ricko yang masih tertidur.

"Orangtuanya bercerai?!" kaget Cornel sambil menatap Tessa ke belakang.

Tessa pun menagnggukkan kepalanya meng-iya-kan pertanyaan Cornel.

"Jangan-jangan dia anak yang aku cari. Namanya siapa?"

"Orangtuanya? Aku gak tau,"

"Bukan ortunya. Nama anak itu,"

"Ricko,"

"Dia ilang berapa hari?"

"Tiga,"

"Aha! Akhirnya dia ketemu juga,"

"Jadi, apakah kita akan membawanya pulang?"

"Ya, tapi sayangnya hanya aku saja,"

"Kenapa?"

"Dia tinggalnya di Jawa Timur, kamu mau pergi ke sana walaupun besok kamu harus sekolah?"

"Umm..,"

"Enggak kan? Ya sudah, tinggalkan saja semuanya pada yang bertugas. By the way, namaku Cornel. Cornel Sanjaya tepatnya,"

"Aku Tessa Britanya,"

"Jadi Tessa.., kau menyukai adikku?"

Mata Tessa langsung membulat kaget. "Apa? Pfft.., tidak. Siapa yang suka sama dia?"

Cornel menyipitkan matanya skeptik kepada Tessa. Ia tidak percaya kepada Tessa karena Tessa menjawab pertanyaan itu dengan gugup.

"Oke. Aku akan pura-pura percaya kepadamu,"

"Terserah,"

Tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Tessa. Sebelum Tessa menidurkan Ricko di kursi penumpang, ia mengecup kening Ricko dengan lembut.

"Semoga kita bertemu lagi, Ricko. Aku sangat ingin mempunyai anak sepertimu," bisik Tessa sebelum mencium kening Ricko dengan lembut.

Tessa pun keluar dari mobil Cornel sambil membawa tas sekolahnya. Cornel melajukan mobilnya meninggalkan rumah Tessa. Tessa hanya dapat menatap mobil itu pergi sambil melambaikan tangannya.

Pemuda Misterius [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang