Bab 17: Cinta Terlarang

155 17 4
                                    

Tessa dan Tristannya di HOLD dulu ya.. 

Giliran Susie sama Rama dulu, ada yang mau tau gak apa yang akan terjadi sama mereka? 

Mau spoiler?

Gak usah spolier, ini lanjutan cerita mereka. 

Enjoy..

***

Susie kini sedang menatap keluar jendela mobilnya dengan gelisah. Entah sudah berapa kali ia menghembuskan nafasnya dengan kasar hingga membuat embun di kaca. Ia memaku sikunya pada pegangan sambil menyenderkan dagunya pada jari jemarinya.

Apa yang harus aku katakan pada Rama? tanya batin Susie.

Hari demi hari, waktunya di Indonesia menipis. Jika waktunya sudah habis, maka ia harus kembali ke Amerika dan memulai proses pertunangannya. Ia tidak bisa kembali lagi ke Indonesia sampai ia menikah dengan Michael.

Ia kini hanya memiliki 72 jam lagi alias tiga hari lagi untuk berada di Indonesia. Ia masih belum bisa memberitahu Rama, karena ia tak rela Rama mengetahuinya. Ia tidak ingin Rama terluka lagi.

Mobilnya berhenti di rumah Rama, ia meminta Gilbert untuk meninggalkan dirinya dan menunggu perintah berikutnya. Permintaan Susie dijawab dengan angguka Gilbert sebelum pergi.

Susie menghadap ke rumah Rama. Ia berjalan mendekati pintunya itu dengan gemetaran. Ia memutuskan bahwa hari ini ia harus memberitahu Rama tentang apa yang terjadi pada dirinya.

Ia kini hanya dapat berharap bahwa Rama akan mengerti dan bertindak atas kejadian ini. Seperti membawanya kabur, hidup bersama, memiliki keluarga bersama, apapun yang penting mereka akan melakukannya bersama dan berdua. Hanya mereka.

Tok..

Tok..

Tok..

Susie pun mengetuk pintu Rama dan menunggu jawaban Rama. Tak lama kemudian, Rama muncul dari ambang pintu dengan gaya khas bangun tidur.

"Apakah aku mengganggumu?" tanya Susie canggung.

"Tidak, aku baru bangun," jawab Rama.

Tentu saja Rama berbohong. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi. Rama biasanya bangun pukul setenagh delapan atau tujuh pagi.

"Ayo, masuk." Rama mempersilahkan Susie masuk ke dalam. Susie kemudian duduk di salah satu sofa, sedangkan Rama duduk di sebelahnya. "Apa yang membuatmu pagi-pagi datang ke sini?"

Susie menelan ludahnya. "Ma, aku seharusnya bilang ini ke kamu tapi aku... aku..."

"Kenapa, Sus?" tanya Rama sambil menggenggam tangan Susie dengan erat.

"Aku dijodohin sama Michael Langdon dari Langdon Industry sama ayahku. Aku sudah mencoba untuk menolaknya, namun ayahku terus memaksaku untuk menerimanya. Sekarang waktuku di Indonesia hanya tinggal tiga hari lagi. Aku tidak ingin bilang ini bilang ini ke kamu, karena aku tidak ingin kamu sakit lagi gara-gara aku. Aku cinta kamu, Ram. Aku ingin bersama denganmu sampai kita tua nanti. Ram, tolong bawa aku pergi..," lirih Susie sambil menahan isakannya.

Rama masih mencoba untuk mencerna apa yang barusan di ucap Susie. Ia menghela nafas kasar sebelum menatap mata Susie yang sudah berkaca-kaca. Ia kemudian membingkai wajah Susie yang menyapu air mata yang turun dari mata Susie.

"Apakah dia mengancammu?" tanya Rama.

Susie mengangguk kepalanya terang-terangan.

"Apa yang ia ancam?" tanya Rama.

Pemuda Misterius [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang