Tessa dan Marvel kini sudah berada di depan rumah Tristan setelah perjalanan mereka yang jauh dari sekolah, Tessa segera bergerak membuka pagar yang menjadi penghalang jalannya. Entah mengapa pagarnya tidak di kunci, namun ia menepiskan pikirannya.
Setelah memakirkan motornya, Marvel duduk di motornya sambil menatap Tessa yang mencoba untuk masuk ke rumah Tristan sambil memanggil namanya.
"Tristan?"
Tok..
Tok..
"Tristan?"
Tok..
Tok..
Tok..
Marvel menggeleng kepalanya, ia tidak habis pikir dengan kelakuan Tessa yang tidak ingin menyerah ini. Mungkin itu mengapa Tristan menyukai gadis yang sedang terus mengetuk pintu rumahnya.
"Marvel?"
Mereasa dipanggil, Marvel kemudian menoleh ke sumber suara dan mendapati Elizabeth yang sepertinya baru pulang dari sekolahnya.
"Eli," balas Marvel dengan mata yang tidak lepas dari Elizabeth.
"Dia siapa?" tanya Eli sambil mengayunkan dagunya ke arah Tessa.
"Tessa, pacar-nya Tristan." Marvel menekankan bagian 'pacar' karena ia ingat Tessa memutuskan hubungan mereka saat kejadian rumah sakit itu.
"Oh.., jadi dia yang selama ini Tristan bicarain?"
Marvel menganggukan kepalanya. "Iya."
"Dia lagi ngapain?"
"Nyari Tristan," jawab Marvel sembari menatap Tessa.
"Buat apa? Kamu belom tau ya?"
Marvel mengkerutkan keningnya, matanya memincing. Ia menatap Elizabeth dengan tatapan bingung. "Apa maksudmu?" tanya Marvel.
"Tristan pindah kemana gitu tadi pagi, karena kakaknya akan segera menikah," jawab Eli.
Mata Marvel melebar dengan sempurna, ia tampaknya amat terkejut. "Apa?! Kapan?! Kenapa dia gak ngasih tau gue?! Dimana dia?! Kamu tau gak?!"
Marvel yang terkejut pun menyerang Eli dengan pertanyaannya.
"Aku juga gak tau. Tapi, dia nitip surat ini buat kamu.. dan Tessa," ucap Eli sambil memberi jeda dan memberikan Marvel dua surat itu.
Surat itu di bagi menjadi dua warna. Ada warna putih dan merah.
"Yang putih buat kamu, sedangkan yang merah buat Tessa," ucap Eli.
"Terima kasih," ucap Marvel lembut.
Eli tersenyum pilu pada Marvel, ia lalu berjinjit dan mencium pipi Marvel dengan lembut seraya menyalurkan kekuatannya dari kecupan yang ia berikan. Dengan pelan ia melepaskan kecupannya dan pergi dengan wajah yang merona.
Marvel terus menatap kepergian Eli hingga ia masuk ke rumahnya dengan tatapan tidak percaya. Marvel terus mengelus pipinya yang masih terasa panas bekas kecupan Eli. Ia tersenyum ke arahnya. Marvel kini bisa melihat masa depannya dengan Eli sudah cerah, indah, dan penuh dengan kebahagiaan bersama anak mereka.
"Marvel! Tristan gak ada di rumah," ucap Tessa sambil menghampiri Marvel dengan tergesa-gesa.
"Nih..," ucap Marvel sambil menyondorkan surat yang berwarna merah pada Tessa.
"Apaan ini?" tanya Tessa tidak mengerti sambil menerima surat yang disondorkan Marvel.
"Ini dari Tristan, bukanya nanti aja di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuda Misterius [SELESAI]
Teen Fiction#1 Sanjaya Highest Rank: #985 ---- Tessa, seorang gadis biasa bertemu dengan seorang pemuda yang manis namun enggan untuk memberitahu namanya dan semua tentang dirinya. Hingga seiring waktu, Tessa berhasil membuka satu per satu teka-teki yang disem...