Bab 21: Aku Pergi Meninggalkan Kita

141 14 4
                                    

Jangan lupa VOTE BAB YANG KAU SUKA. 

JANGAN LUPA VOTE. 

Enjoy..

***

Tristan kini tengah menatap jendelanya yang menunjukkan pemandangan halaman belakang rumahnya yang gelap dengan gersang. Ia menyangka Tessa akan mempercayainya. Tapi ternyata, tidak.

Tristan yang baru saja pulang dari rumah Tessa pun langsung ke kamarnya tanpa membersihkan dirinya.

Perkataan Tessa kepada dirinya masih menggema di dalam benaknya.

KELUAR!!

Gue bahkan gak sudi ngenatap lo!

Hati Tristan kini terasa amat perih dan sudah terbelah menjadi kepingan-kepingan kecil. Ia sangat ingin menangis.

Tok..

Tok..

Tok..

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Tristan dengan cepat menyika air matanya yang hendak turun.

"Siapa?" tanya Tristan.

Cleck..

Pintu kamar Tristan pun terbuka dan menampakkan Maria dengan wajah cerah. Tristan yang menoleh ke ibunya mengkerutkan keningnya.

Apa yang ibu sedang pikirkan? batin Tristan.

"Ada apa, Mah?" tanya Tristan.

"Gini, kan Cornel akan segera menikah. Ibu jadi kepikiran, kenapa kita gak ke Belanda saja dan tinggal di sana?" ucap Maria.

"Apa?"

"Iya, kita jadinya tinggal di Belanda. Kan, di Indonesia kita udah gak punya siapa-siapa lagi. Jadi, mendingan kita pindah saja ke Belanda dan hidup bersama dengan Cornel di sana."

Tanpa berpikir panjang, Tristan langsung merespon usulan ibunya itu. "Baiklah, ibu. Kita akan tinggal di Belanda. Kapan kita pergi?"

Maria tersenyum lebar setelah mendengar respon Tristan.

"Kita akan pergi besok jam tujuh pagi. Segera bersiap-siap ya. Kita akan naik pesawat pribadinya calon kakak iparmu ," ujar Maria sebelum menghilang dari ambang pintu.

Tristan mengangguk sambil memasang senyum lesunya. Saat Maria menutup kembali pintu kamar putra semata wayangnya, Tristan kembali menjadi jenuh.

Belanda? Tinggal di sana? Ini semua tidak pernah terpikirkan oleh Tristan. Namun, sepertinya ini adalah cara yang terbaik untuk memulai kehidupannya yang baru dan meninggalkan yang lama.

Dengan sisa semangat yang masih ada di dalam dirinya, ia mengangkat bongkongnya dari kursi meja belajarnya lalu mengambil koper dan dua tas hitam besarnya yang berada di atas lemari bajunya.

Tristan memasukkan pakaian-pakaiannya ke dalam koper hitamnya dan beberapa barang berharga ke dalam salah satu tas hitam besarnya itu.

Tristan memasukkan charger, perlengkapan pria, dan lain-lain. Namun, saat ia sedang merapihkan buku-buku yang ia akan bawa. Tiba-tiba ada selembar foto jatuh dari sela-sela lembar buku itu.

"Apa ini?" tanya Tristan sambil mengambil foto yang sudah berada di lantai itu.

Saat Tristan memutar balik foto itu, ternyata itu adalah foto dirinya dengan Tessa yang entah kapan ia ambil. Tristan menatap foto itu dengan sedu. Hatinya pun kembali terbuka dan sedikit menampakkan beberapa luka yang mendalam di sana.

Pemuda Misterius [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang