Bab 24: Mawar Merah Muda

145 16 1
                                    

Hai!! Sori ya gak sempet update. Lagi sibuk hehe. Tidak mau menunggu lama-lama, ini cerita Elizabeth dan Marvel.

Enjoy.. 

Jangan lupa VOTE BAB YANG KAU SUKA, YANG MEMBUATMU TERBAWA ARUS.

JANGAN LUPA YA..!!!

***

Hari Minggu pagi nan cerah memang selalu mengundang banyak orang untuk pergi keluar rumah mereka menikmati indahnya pagi. Matahari yang masih muda menyinari dunia dengan cahayanya yang lemah.

Di taman, Eli tengah sibuk membaca novel sastra yang sedari tadi ia baca di salah satu kursi kayu panjang taman dekat kompleknya. Gadis oriental itu tidak pernah melupakan kacamatanya yang selalu membantunya untuk melihat jelas.

Dengan suasana yang dingin dan angin berhembusan dengan dasyat, ia tidak lupa untuk memakai swetter putih hangat pemberian neneknya.

Rambut cokelatnya ia ikat gaya ekor kuda hingga menampakkan lehernya yang indah dengan sempurna. Mata cokelatnya terus tertuju pada buku itu dengan gaya kaki yang menyilang. Rok yang ia pakai cukup panjang untuk menutupi kakinya.

Cantik adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan diri Eli, baik di dalam maupun di luar.

Tanpa Eli sadari, Marvel datang dengan anjing Beagle-nya yang sudah berumur 5 tahun di taman. Saat Marvel menyapu pemandangannya di taman yang terasa amat sepi ini, pandangannya tiba-tiba terjatuh pada seorang gadis yang tengah sibuk membaca buku.

Rona merah di pipi Marvel tiba-tiba muncul. Melihat Eli fokus seperti ini, entah mengapa imut adalah kata yang tepat. Marvel kemudian berahli menatap anjing Beagle-nya yang sedari tadi menatapnya polos. Marvel menyeringai sebelum menyamakan tingginya dengan anjing itu.

"Bagaimana boy? Apakah kita harus menghampiri calon ibumu?" tanya Marvel pada anjingnya sambil menggaruk gemas lehernya.

Guk! Guk!

Marvel terkekeh lalu mencium kening anjingnya.

Eli kini telah selesai membaca buku sastra yang sedari tadi ia baca, ia kemudian membenarkan posisi duduknya dan menaruh bukunya itu di pangkuannya.

"Ha..." Eli menghembuskan nafas panjangnya sambil merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Setelah selesai renggangkan otot-ototnya, Eli menoleh ke kanan. Saat ia menatap ke kanan, senyumannya mengembang menjadi cerah. Eli menaruh bukunya di kursi dan kacamatanya di atas buku itu sebelum ia bangkit berdiri menghampiri sosok yang selalu membuat hatinya berbunga-bunga. Marvel.

"Hai, Marvel!" sapa Eli sambil memeluk Marvel.

"Hai, Li! Sendiri aja," balas Marvel sambil membalas pelukan Eli.

Hangat, nyaman, dan indah adalah ketiga rasa yang dirasakan Eli saat ia memeluk Marvel. Ia sangat ingin memeluknya lebih lama, namun, mengingat mereka berada di kawasan publik, mau tidak mau ia harus menarik dirinya untuk melepaskan pelukan mereka.

"Iya nih. Kamu juga sendiri?" tanya Eli saat pelukan mereka sudah selesai.

"Enggak, aku sama anjing," jawab Marvel sambil mengayunkan dagunya pada anjing Beagle-nya, "dan.. sama kamu."

Eli membulatkan matanya dan berahli menatap Marvel yang kini tengah menatapnya sayu. Marvel selalu saja berhasil membuat jantungnya berdegup tak karuan saat ia menatapnya seperti itu.

Di tambah lagi, jarak di antara mereka tidak jauh. Ralatnya, jarak di antara mereka hanya tinggal satu langkah kecil lagi.

"Eli."

Pemuda Misterius [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang