Bab 9: Rahasia Amira

190 19 8
                                    

Amira kini sedang bermain telepon genggamnya di kamar sambil tiduran di kasur Hello Kitty-nya yang empuk.Jam saat ini menunjukkan pukul delapan malam.

Tok..

Tok..

Tok..

Ketukan pintu kamarnya membuat kegiatannya berhenti dan berahli ke pintu putihnya itu.

"Masuk!" teriak Amira.

Tak lama setelah Amira menjawab ketukan di pintunya itu, tiba-tiba tertampang sosok pria paruh baya yang Amira sangat sayangi, ayahnya. Amira pun segera memposisikan dirinya duduk di kasur sambil menatap ayahnya tersenyum.

"Ada apa, ayah?" tanya Amira.

"Amira..," ayah Amira, Tanius pun duduk di pinggir kasur putri semata wayangnya, ia menatap mata anaknya dengan sungguh-sungguh.

Amira memiliki mata ibunya, Fanya sebelum meninggal karena kecelakaan mobil di jalan tol dua tahun yang lalu di akibatkan karena ibunya sangat mengantuk saat itu.

"Amira, karena kamu bentar lagi mau lulus dan ayah semakin tambah tua, ayah takut ayah tidak bisa menjaga kamu," ucap Tanius ragu.

"Ayah, tenang saja. Amira sudah besar, ayah sudah merawat Amira dengan baik, bahkan sebelum bunda pergi," ujar Amira sambil menyentuh tangan ayahnya menyalurkan energi positif.

"Iya, itu mengapa ayah meminta kamu untuk mewujudkan satu hal untuk ayah,"

"Apa saja ya asal ayah bisa tenang,"

"Tadi siang ayah dan teman ayah memutuskan untuk menjodohkan kamu dengan putranya,"

Jleb, mata Amira melebar, dadanya terasa sesak, masa depan dan dunianya hancur seketika. Semuanya gelap yang ia lihat, tidak ada cahaya. Ia tidak menyangka ayahnya akan menjodohkan dirinya dengan seseorang yang ia tidak kenal.

"Amira?" panggilan Tanius membuat Amira terbangun dari lamunannya.

"Mengapa?! Mengapa ayah ingin masa depan Mira hancur?!" tanya Amira yang sudah meneteskan air matanya.

"Sayang, ini hanya perjodohan saja. Bukan masalah besar,"

"Untuk ayah!! Mira gak mau! Mira tolak perjodohan ini!"

"Putanya sangat baik, Mira. Mira dengerin ayah dulu dong!"

Amira menutup telinganya rapat-rapat sambil memejamkan matanya, ia tidak ingin mendengar ucapan ayahnya yang berikut.

"Mira! Dengarkan ayah dulu!"

"Mira gak mau! Ayah kan janji buat gak ngejodohin Mira, ayah udah janji di depan Mira sama bunda!"

Mira pun berlari dari kamarnya menuju ke tempat yang lebih baik dimana ia bisa menenangkan pikirannya. Isakan-isakan yang ia tahan akhirnya keluar juga. Amira merupakan pirbadi yang sangat anti dengan namanya perjodohan. Ia padahal masih ingin menggapai cita-citanya dan menikah saat ia merasa sudah siap.

Namun, sekarang ia terlambat. Ayahnya akan menjodohkannya dengan orang pilihannya.

"Amira?" panggilan itu sontak membuat Amira terbangun dari lamunannya tentang kejadian kemarin.

Amira menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya sambil menyentuh bahunya. Ternyata orang itu adalah Shaqil. Amira kembali menatap lurus ke depan tidak memperdulikan Shaqil.

Pemuda Misterius [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang