[part 2 : taruhan]

5.2K 169 7
                                    


Semua murit dengan serius mengerjakan soal ulangan harian matematika. Kecuali Diandra, dia tak bisa konsen karena keributan yang di buat Giandra dan Rendy.

Diandra sudah mulai tak tahan lagi dan "LO BERDUA BISA DIAM ENGGAK SIH!!?" Bentak Diandra.

Giandra melirik sekilas ke arah Diandra "enggak bisa, untuk apa mulut di ciptakan kalau di suru diam saja".

"Lo bisa bicara sepuasnya saat istirahat begok"

"Enak aja lo bilang gue begok" balas giandra tidak terima.

"Emang iya, kenyataan" balas Diandra.

"Gue denger" ucap Giandra.

☆☆☆

Giandra dan Rendy sedang berada di lapangan basket. Mereka merencanakan taruhan siapa yang mencetak bola paling banyak berhak memberikan tantangan ke lawan yang kalah.

Saat bel tanda masuk Rendy mencetak bola sebanyak 17, sedangkan Giandra 15.

"Enggak biasanya lo kalah, jadi gue berhak beri lo tantangan" ucap Rendy gembira.

Giandra mengumpat kesal "apa tantangannya?"

"Lo harus jadian sama diandra" dengan entengnya Rendy berucap

"APAA...!!" Giandra melototkan matanya.

"Enggak usah lebay gitu, lo enggak takut tu mata copot, udah bel yuk kita masuk" Rendy dengan santainya berbicara dan pergi meninggalkan Giandra yang masih terdiam di tempat.

☆☆☆

GIANDRA POV.

Gue masih bingung cara mau ngedeketin Diandra. Lagian Rendy pakai taruhan segala.

Rendy datang menghampiri gue di dalam kamar. Tuh anak memang suka seenaknya saja nyelonong masuk ke rumah gue.

"Bengong aja lo, ini waktunya sudah di mulai, ini nomor wa Diandra, dan sosmed Diandra semuanya ada di sini" gue menangkap kertas yang di lempar Rendy.

Gue menghembuskan nafas berat.

☆☆☆

DIANDRA POV.

Angin malam sangat gue sukai. Gue duduk di balkon kamar sambil memainkan gitar. Tiba-tiba ponselnya berdering. Gue ambil ponsel gue, dan ada pesan masuk. Gue mengeryitkan dahi, nomor tidak di kenal.

"Dra ini gue Giandra, gak usah nanyak gue dapat nomor lo dari mana, tapi gue mau bilang minta maaf selama ini gue selalu jailin lo, lo mau kan maafin gue"

Gue tertawa keras membaca pesan dari giandra. "Tuh anak sakit...aneh banget, tapi bisa jadi di bajak, atau dia lagi main TOD"
Gue mengetik pesan ke giandra.

"Lo sakit, atau main tod, hahaha...apa lo sekarang lagi sekarat jadi mau ngehapus dosa lo ke gue, lebay"

Tiba-tiba Giandra nelfon gue, gue mencoba menghentikan tawa gue.

"Hallo...Diandra"

"Yah..kenapa lo, eh tapi sebelumnya gws mudahan lo enggak cepet mati ya, soalnya dosa lo banyak"

"Gue baik-baik saja, gue enggak sakit, gue serius gue mau minta maaf sama lo, kita enggak perlu lagi berantem kayak anak kecil, gue janji enggak ngisengin murit yg lain lagi, enggak jailin lo lagi, apa kita bisa jadi teman mulai sekarang?"

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang