[Part 25 : pelaku]

2.1K 109 0
                                    

"Nesya ini jatuh dari tas Lo" ucap monik dengan tampak polosnya memberikan baju putih ke Nesya.

Hani, Nesya, Gisel, dan Nita menepuk kepalanya. "Bukan temen gue itu" ucap Gisel yang kesal karena monik yang terlalu polos memberikan kostum mereka untuk menakutkan kelompok Diandra tadi.

"Mau mengelak lagi, Lo tega nes, kalau terjadi sesuatu sama Diandra tadi bagaiman, kalau ada binatang buas bagaiman?" Emosi Rara mulai memuncak.

Diandra mendekati sahabatnya itu dan mengelus bahunya "udah, yang penting gue enggak kenapa-kenapa kan"

"Nesya, ini untuk apa, ceritakan sama saya" ucap Pak Tono selaku panitia keamanan.

"I..itu..pak..." jawab Nesya gugup.

Rara memotong ucapan Nesya "itu apa, yang jelas dong"

"Itu saya gunakan untuk ...."

Flashback.

Di satu sisi, kelompok Nesya telah melewati pas dua dan mereka telah melakukan misi yang di berikan.

"Berhenti dulu" ucap Nesya.

Teman-teman nya menatap nesya bingung. "Ada apa Lo sakit?" Tanya Hani.

"Enggak, gue cuma ada misi, Lo pada tau kan gue benci sama Diandra" teman-teman nya mengangguk. "Gue mau bikin pelajaran ke Diandra"

"Gimana caranya?" Tanya Gisel.

"Jadi gini kita akan menakuti kelompoknya Diandra"

"Lo tau kan Diandra itu pemberani, kayaknya tidak berasil deh" perkataan Jessica memang benar, Diandra tidak semudah itu takut sama sesuatu.

"Tapi ada temen-temennya kan yang penakut itu, siapa namanya?" Zahra ingat di kelompok Diandra ada dua orang yang sangat takut.

"Ledy" jawab Hani.

"Tumben Lo pinter" ucapan Gisel berasil membuat Hani geram "gue pinter setiap hari kali" jawab Hani.

"Jadi gini kita pancing Diandra untuk masuk ke sana" Nesya menunjuk ke arah hutan yang seperti nya tidak pernah di lalui orang karena semak-semak tinggi.

Hani mengangguk "Caranya gimana?" Tanyanya.

"Biar gue ke sana, nantik gue teriak minta tolong, nah setelah dia masuk gue langsung keluar, sedangkan kalian takut-takutin temennya Diandra, ini gue udah bawa kostumnya" Nesya memberikan baju putih polos panjang, dan rambut palsu.

Flashback off.

"Dasar gila lo" saat Rara ingin menjambak rambut Nesya langsung di tahan Rendy. "Pacar aku tidak jahat" perkataan Rendy membuat Nesya sadar bahwa apa yang dia akan lakukan itu salah.

"Nesya kamu harus menghadap pak Wanto, yah udah lebih baik kita kembali ke tenda" ujar pak Tono.

***

Saat sedang membereskan tenda, ada seseorang menghampiri Giandra.

"Kak Gian aku minta maaf..." Ucap seseorang itu.

Giandra tau itu suara siapa, ia menghembuskan nafasnya dan menghadap ke arah orang itu. "Ngapain minta maaf sama gua, seharusnya minta maaf sama Diandra"

"Enggak mau ah.." tolak Nesya, karena dia gengsi untuk minta maaf sama Diandra. Ia merasa itu akan menurunkan derajat dirinya.

"Dasar keras kepala" perkataan Giandra membuat hati Nesya terhenyak. Giandra meninggalkan Nesya dan lebih memilih membantu Diandra membereskan tendanya.

"Oke aku mau minta maaf, tapi jangan cuekin aku" pinta Nesya.

"Berarti Lo tidak ikhlas minta maafnya, dan sorry gua enggak bisa perhati'in Lo seperti dulu, Lo harus cari orang yang bisa ada di samping Lo terus, gua udah ada Diandra, dan gua enggak mau mengulang kesalahan lagi"

"Aku ikhlas kok minta maaf, tapi aku takut Diandra akan marah"

"Diandra bukan orang yang seperti itu, tenang aja dia enggak akan marah, sebelum Lo minta maaf juga di sudah maafin Lo" ucap Rendy yang berada di sana.

Nesya tetap diam di tempatnya. "Lo mau minta maaf atau tetap di sini?" Tanya Rendy.

Nesya mengangguk dan pergi menghampiri Diandra yang sedang membereskan tenda.

"Emm...Diandra gue minta maaf"

Merasa ucapan itu dilontarkan untuknya, Diandra pun menoleh kebelakang. "Oh..Lo, tenang aja gue udah maafin lo, jujur gue juga enggak suka sikap Lo itu, terlalu kekanak-kanakan"

"Trimakasih, maaf juga udah buat hubungan kalian hancur" Nesya menundukkan kepalanya.

"Tanpa ada masalah, hubungan enggak akan terasa lengkap" ujar Giandra.

"Kalau gitu gue permisi dulu" Nesya meninggalkan Diandra dan Giandra.

***

Setelah semuanya beres dan sesudah sarapan Diandra dengan cepat berpamitan kepada kedua orang tua nya.

"Tumben semangat" tanya Anton yang memerhatikan gelagat putrinya itu yang tambak lebih semangat dan selalu tersenyum semenjak pulang kema semalam.

"Mungkin lagi kasmaran Pi" lanjut Laras.

Tok..tok..!!

"Diandra pamit ya assalamualaikum" Diandra menyalimi kedua orang tuanya dan menuju pintu.

Ia membuka pintu dan terdapat Giandra dengan senyumnya di sana. "Selamat pagi bidadari" Giandra memberikan bunga mawar.

"Ah..lebay lu" Diandra memukul pelan lengan Giandra.

Giandra tertawa, ia sangat kenal sifat kekasihnya ini yang tidak suka di rayu . "Hehehe...ayo berangkat"

"Eh...nak Giandra, kemana aja udah lama enggak ke sini?" Ujar Laras yang penasaran siapa yang mengetok pintu tadi. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusul putrinya dan ternyata itu Giandra.

Giandra tersenyum dan mencium punggung tangan Laras. "Enggak kemana-mana kok te"

"Yah udah lebih baik kalian Segeran berangkat, cuaca mendung nanti terkena hujan"

"Iya Tan, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab Laras.

[Bersambung]

Karena lagi ada waktu nulis dan ada ide jadi bisa update lagi.

Ceritanya jangan hanya di simpan di daftar bacaan. Di vote dan di follow juga biar semangat nulisnya

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang