[part 3 : sisi kelam]

3.4K 157 0
                                    

Sudah satu bulan Giandra menjalankan tantangannya. Dan semakin berjalannya waktu dia mulai mengetahui sisi baik dari diandra, ya...memang dia baik.

Giandra terus melancarkan aksinya, seperti mencoba menghibur Diandra dengan hal-hal yang menurutnya lucu tapi tidak jarang garing di mata diandra. Cewek itu memang susah di luluhkan.

Positifnya, Giandra tidak lagi bolos, tidak terlambat lagi, tidak melawan guru, tidak ngejailin teman, dia juga selalu mengerjakan PR. Banyak guru yang suka melihat kedekatan merka berdua, karena membawa hal positif di hidup Giandra.

☆☆☆

Sepulang sekolah dan seperti biasa Diandra dan Giandra pulang bersama. Mereka tidak perlu waktu lama untuk seakrab ini.

Motor Giandra berenti tepat di depan gerbang pemakaman. Diandra menatap bertanya-tanya ke arah Giandra. Giandra yang mengerti tatapan yang di berikan Diandra, ia terseyum dan menggenggam jemari Diandra dan membawanya ke suatu makam.

Giandra menyentuh batu nisan itu "ini makam nyokap gue, dia meninggal saat umur gue 13 tahun, nyokap gue meninggal gara-gara komplikasi,mulai saat itu bokap gue jarang pulang ke rumah, dia malah mementingkan pekerjaanya, gue kesepian dan mulai saat itu gue menjadi seperti sekarang"

Diandra merasa tersentuh dengan cerita yang di ucapkan Giandra. Ia menghampiri Giandra dan menyetuh bahunya. "Gue bisa merasakan berada di posisi lo, tapi dra bisa jadi bokap lo juga merasaka kesepian dan kehilangan, cara dia melampiaskannya dengan menyibukan dirinya, sama seperti lo, lo melampiasnkannya dengan kenakalan lo, mungkin bokap lo belum bisa menerima ini semua dan lo harus bisa membuatnya seperti bokap lo yang dulu, gue yakin lo pasti bisa karena lo membutuhkan bokap lo dan begitu sebaliknya, dan nyokap lo akan senang dan tenang melihat lo bisa bersama lagi sama bokap lo" Giandra meletakan kepalanya di bahu diandra.

"Thanks lo sudah memberi solusi yang tepat, dan gue akan berusaha mengembalikan kondisi keluarga gue seperti dulu walaupun tanpa nyokap gue"

☆☆☆

Giandra terseyum bahagia berada di antar keluarga Diandra. Keluarga ini tidak membedakan kasta, mereka makan bersama dengan pembatunya, bahkan diandra sangat dekat sama pembantunya, yang biasa di panggil bik ijah, Wanita paruh baya berumur sekitar 60 tahun yang sudah mengabdi kepada keluarga Diandra sejak Diandra di lahirkan.

"Kamu bukannya anaknya Rio ya?" Tanya anton, papi Diandra.

"Iya om, kok om bisa tau, jangan-jangan om punya indra ke enam yang?, wah om bisa melihat kehidupan orang lain?" jawab Giandra becanda.

Semua tertawa mendengar jawaban giandra. Giandra tidak butuh waktu lama untuk akrab dengan keluarga itu.

"Kamu ini bisa aja, Rio itu pengusaha terkenal dan wajar seluk beluk keluarganya tersebar di mana-mana"

"Om tidak ada niatan mau kerja sama dengan papa saya?" Tanya Giandra.

"Om sudah ada rencana mau kerja sama dan minggu depan om dan papa kamu akan menandatangani surat perjanjian kerja sama"

"Wah...bagus dong, berarti ada jalan mulus untuk dapetin restu om" jawab Giandra dengan candaanya.

Diandra mulai risih dengan perbincangan dua pria ini "apan sih dra, papi juga, kan papi bilang enggak boleh bicara saat makan"

Anton menyengir "papi hilaf, namanya juga manusia" dan seketika semuanya tertawa.

☆☆☆

"Trimakasih om tante untuk makan siangnya" tutur Giandra sopan.

Jujur Diandra sangat menyukai sosok Giandra yang sekang, Apa dia sudah mulai jatuh cinta...ah biar kan waktu yang menjawabnya.

"Sama-sama, kamu boleh ke sini kapan saja pintu rumah tante terbuka untuk calon menantu" jawab Laras dan mendapat pelototan dari Diandra. "Apa'an sih mi...enggak lucu deh"

Giandra hanya terkekeh malu mendengar jawaban Laras.

"Kalau gitu saya pulang dulu, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab semuanya.

☆☆☆

"Jadi kapan lo mau nembak Diandra?" Tanya Rendy yang masuk menyelonong ke rumah Giandra.

Giandra terkejut dan menyemprotkan jus jeruk yang di pinumnya tepat di wajah rendy. "Lo pikir gampang nembak cewek kayak Diandra"

"A..e lah lo, kapan lagi...apa jangan-jangan lo sengaja biar bisa dekat lebih lama dengan Diandra"

"Bawel banget lo, cocok banget masuk arisan ibu-ibu lo" Giandra menjawab dengan nada ketus.

Rendi tertawa melihat temannya itu dengan wajah kesal. Dia sangat senang bisa ngerjain temannya yang satu ini.

[BERSAMBUNG]

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang