Gadis ini menatap pantulan dirinya yang menyedihkan di cermin. Matanya membengkak akibat dia nangis seharian semalam.Ia segera mengambil es batu untuk mengompres matanya, setidaknya akan mengurangkan mata sembabnya itu.
"Gue gak mau tu orang lihat gue terpuruk gini gara-gara dia"
Setelah selesai dia menuju halaman rumahnya dan di sana sudah ada sahabatnya, rara.
"Diandra lo beneran udah mendingan" tampak raut kekahwatiran di wajah sahabatnya itu.
"Emang gue sakit, udah kita berangkat aja" diandra menerobos masuk ke mobil rara.
***
Sudah tiga puluh menit dua remaja laki-laki ini menunggu di depan gerbang sekolah.
"Dra gue, gue minta maaf, kalau gue tau bakalan begini akhrinya gue enggak akan ngasi lo tantangan ini"
Dra? Dia adalah giandra. Giandra memegang bahu rendy. "Lo enggak salah kok, kalau lo enggak ngasi tantangan ini gue enggak bakalan deketan sama diandra"
Bel petanda akan berlangsungnya pelajaran sudah berdering. Dengan terpaksa giandra dan rendy masuk ke kelas.
Dari ke jahuan tepatnya berada di dalam mobil hitam. Dua gadis ber nametag diandra dan rere.
Diandra memilih untuk diam di dalam mobil karena ingin menghindari giandra.Saat memasuki kelas diandra memilih duduk di bangku pojok yang kosong, karena pemiliknya ijin selama tiga hari.
Giandra menatap diandra lirih 'kamu menghindar dari aku, kenapa dra, apa segitu bencinya kamu sama aku' hatinya bertanya.
Rendy dan rara saling melempar tatapan. Mereka paham apa yang sedang di rasakan kedua temannya itu.
***
Diandra baru saja keluar dari ruang guru karena dia di tugaskan untuk mengumpulkan tugas teman sekelasnya.
Saat akan menuruni tangga, langkahnya terhenti, ia menghembuskan nafas beratnya dan ingin berbalik. Dan langkahnya terhenti lagi saat laki-laki yang di hibdarinya tadi berhasil menghalangi langkahnya.
"Gue mohon minggir" diandra membuang tatapanya.
Laki-laki bernametag giandra itu meraih tangan gadis dihadapannya, namun segera di tepis gadis itu.
"Kenapa menghindar?" Tanyanya.
Diandra hanya diam, tanpa ada sepata katapun keluar dari bibirnya.
"Jawab aku dra" namun nihil diandra tetap diam. Giandra menghembuskan nafas beratnya, dia menarik tangan diandra dan mendudukan di bangku yang berada di halaman sekolah.
Halam sekolah sedang sepi karena masih ada jam pelajaran, kebetulan kelas mereka kosong.
Giandra berlutut di hadapan diandra. "Aku tau, aku sudah keterlaluan, aku jahat, aku salah, aku pembohong, aku mainin hati kamu, tapi dra..kamu harus tau itu hanya awalnya saja, aku minta maaf, aku..."
Diandra tidak bisa lagi membendung tangisnya "gue mohon lo berhenti, gue capek, gue sakit...hiks"
Giandra menggenggam erat kedua jemari diandra. Bibirnya mencium jemari itu. Ini saat pertama kali giandra terlihat lemah di hadapan wanita selain mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU [END]
JugendliteraturCover by : @diini.p [Follow dulu baru baca] "Diandra lo PMS?" Tanya giandra yg berada tepat di belakangnya. Rara melirik ke arah rok diandra "dra lo PMS?" Tanya rara. Diandra menggeleng bingung "gue enggak PMS" diandra melihat ke bangkunya dan ada c...