[Part 20 : Diandra jail]

2.1K 96 2
                                    

Sudah masuk sekolah, latihan paskibra, dan banyak tugas. Jadi maaf updatenya lama.

***

Selasa-13:30

"Kalian cari kelompok untuk tugas kerajinan yang tadi ibu suruh, kalau gitu ibu ke kantor dulu, kepala ibu pusing"

Ucapan siapa lagi kalau bukan ibu Dewi. Hari selama jam pelajaran terakhir, selalu di isi guru paling lama satu jam dan itu berisi Omelan gak jelas. Dan alasan dia keluar dari kelas tidak lain tidak bukan hanya pusing kepala.

"Kepala ibu pusing..ah..palingan tuh mulut gatal mau gosip sama guru yang lainnya" oceh Diandra yang memang tidak suka sama guru tersebut.

"Diandra.."

Diandra tegang saat namanya di panggil ibu Dewi "i..iya Bu"

"Kamu kumpulin nama-nama kelompok dan anterin ke kantor" perintah ibu Dewi.

"Iya Bu" Diandra menghembuskan nafasnya.

"Lagian lu sih suka ngejek tu guru, tegang kan lo, coba aja ketahuan Lo suka ngejek dia" ucap Rara sambil memasukkan buku di dalam tasnya.

"Ih..biarin aja, bener kan ibu Dewi doyannya gosip, ngomel, ngeluarin uang murit dengan alasan barang yang kalian buat harus terbuat dari bahan yang mahal biar bisa di jual, mentang kaya mau seenaknya saja bagaimana kalau muritnya hidup pas-pasan bisa makan sudah sukur, bahan yang murah juga kan bisa di olah menjadi barang yang bermutu tinggi"
Omel Diandra, yang mengeluarkan unek-unek nya.

"Sudah-sudah lebih baik kita anterin ini" Rara menunjukkan kertas-kertas yang berisi nama-nama kelompok.

Dan akhirnya mereka menuju ruang guru untuk mengantarkan kertas itu ke ibu Dewi.

Saat di depan pintu ruang guru. Diandra melihat ibu Dewi yang dengan semangatnya menggosipkan orang.

"Tuh kan apa gue bilang, semangat banget, kalau sakit di UKS bukan di ruang guru" dumel Diandra.

Rara mengangguk setuju ke Diandra. "Lo aja yang masuk gue tunggu di luar"

Diandra mengambil kertas yang di bawa Rara dan masuk ke ruang guru. Ia menghampiri ibu Dewi yang Sadang bergosip dengan guru yang lainnya.

"Ibu ini nama-nama kelompoknya" Diandra memberikan kertas itu ke ibu Dewi.

"Oh..iya trimakasih"

"Bukannya ibu tadi sakit kepala, ini saya ada obat sakit kepala, di pinjam yah buk, seharusnya ibu itu ke UKS baringan biar cepat sembuh" Diandra menyindir ibu Dewi dengan nasehatnya.

Ibu Dewi memasang wajah kesalnya.

"Ibu Dewi kenapa ada di sini, tidak mengajar?" Tanya sosok berbadan tegap dan gempal, tak lupa memiliki kumis tebal, kepsek.

"Saya mau ngambil buku pak" bohong ibu Dewi.

"Bukannya ibu bilang tadi mau istirahat, kepala ibu sakit, dan ibu suruh anak-anak diam di kelas padahal baru 30 menit" Diandra memasang wajah tanpa dosanya.

Ibu Dewi melempar pandangan tajam ke Diandra "ak..ehm...kepala ibu sudah tidak sakit lagi"

"Hebat obat yang saya beri baru di pegang aja sakit kepalanya hilang, kalau gitu saya ke kelas dulu yah, permisi" Diandra menahan tawanya. Ia puas mengerjain ibu Dewi di depan kepsek.

"Saya perhati'in setiap hari terutama pelajaran jam terakhir anda selalu berada di ruang guru, jika memang sakit lebih baik anda cek ke dokter yah, tapi jangan jadikan sakit sebagai alasan" setelah berbicara kepsek meninggalkan ruang guru.

"Permisi Bu" Diandra menyengir menahan tawa saat melihat wajah merah ibu Dewi.

Diandra menghampiri Rara di depan pintu.

"Gila Lo, berani banget buat Bu Dewi malu kayak gitu, tapi memang sih guru kayak gitu harus di beri pelajaran sekali-kali" Rara tak kalah senangnya saat melihat wajah ibu Dewi memerah.

"Sekali-kali murit ngasi guru pelajaran, jangan guru melulu" Diandra menimpali omongan Rara dengan tertawa.

***

Diandra dan Rara akan memasuki kelas, mereka berhenti dan heran saat melihat banyak murit di kelasnya berkumpul di Mading kelas.

"Ada apa?" Tanya Rara ke Randy.

"Kita akan ada kema" jawab Randy.

"Asik...gue seneng banget" Rara melompat-lompat kegirangan.

Diandra menatap jengkel ke Rara, ia menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas "Lo salah ngasi obat ke pacar Lo?, over banget"

Rendy tertawa, Rara yang kesal melihat reaksi Rendy yang bukannya membela tetapi tertawa secara, Rara memukul lengan kanan Rendy.
"Ih..bukannya bela'in malah ngejek juga" Rara memanyunkan bibirnya.

"Eh...siapa yang ngejek, aku enggak ngejek kamu kok"

"Itu ketawa sama aja, kesel deh" Rara hendak meninggalkan Rendy namun dengan cepat Rendy tahan "jangan ngambek dong" pukul Rendy.

"...."

"Oke aku minta maaf, nih.." Rendy memberikan handphone nya.

Rara menaikan sebelah alisnya "untuk apa?"

"Nonton Drakor, oh enggak mau yg udah" Rendy hendak memasukkan handphone nya tetapi dengan cepat di ambil Rara. "Mau kok, temenin nonton"

Rendy memutar dengan cepat otaknya untuk memberikan alasan agar tidak menemani Rara nonton Drakor, yah...Randy emang anti Korea "maaf yah, aku barusan di panggil Pak Budi, minta temenin Diandra aja"

Diandra melotot ke arah Rendy, namun Rendy hanya menyengir dan menyatukan kedua telapak tangannya. Setelah itu ia pergi meninggalkan Diandra.

"Temenin gue yah, kalau nonton sendirian itu enggak enak" Rara merubah mimik mukanya memelas.

"Eh..gue..gue..." Dasar Diandra tidak jago berbohong.

"Kenapa Lo enggak mau temenin gue, ini film yang waktu itu kita tonton, ini eps ke 10 dan lo jujur aja waktu itu Lo baper kan nontonnya, Lo penasaran kan selanjutnya gimana" ucapan Rara emang benar.

Dengan lemah Diandra menganggukan kepalanya. Rara tersenyum lebar dan menarik lengan Diandra menuju bangku mereka.

[BERSAMBUNG]

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang