[Part 16 : berusaha]

2.1K 115 0
                                    


Diandra menyudahi sarapannya. Ia mengambil tasnya dan mencium tangan kedua orang tuanya.

"Diandra berangkat dulu, assalamualaikum"

Diandra membukanya pintu rumahnya. Matanya terbelalak, ia terkejut melihat apa yang ada di hadapannya. Namun dengan segera dia menetralkan perasaan dan mimik wajahnya.

"Ngapain ke sini?" Tanya Diandra dengan nada ketus.

"Mau jemput kamu" jawab laki-laki berseragam sama seperti dia.

"Maaf dra gue pergi di antar supir, enggak usah jemput gue lagi, Lo kan sudah ada penumpang baru" Diandra berjalan ingin memasuki mobilnya.

Laki-laki yang bernametag Giandra itu turun dari motornya dan mengejar Diandra.

"Dra please beri aku kesempatan sekali lagi dan aku tidak akan mengecewakan kamu lagi" Giandra menggenggam tangan Diandra.

"Jika selalu ada kesempatan maka tidak ada penyesalan" Diandra melepaskan tangan Diandra.

"Aku menyesal, tolong mengertilah, aku tidak mungkin membiarkan Nesya, sedangkan nyokapnya memberikan kepercayaan kepada aku untuk menjaga dia, aku tidak bisa menolak , tapi mulai saat ini waktu aku hanya untuk kamu" Giandra terus menatap mata Diandra dengan permohonan.

"Jika memaafkan itu mudah maka akan gue lakukan, tapi sayangnya memaafkan itu berat apalagi kesalahan terus Lo lakuin, gue sudah terlanjur kecewa" Diandra memasuki mobilnya.

Giandra marah dan melampiaskan dengan menendang ban motornya.

***

Giandra melangkah untuk mencari keberadaan Rara. Akhirnya dia menemui Rara yang sedang berbincang sama beberapa siswi lain.

Ia berlari menghampiri Rara.
"Sa gue mau bicara"

"Apa?" Giandra tidak menjawab, melainkan menarik lengan Rara hingga ke parkiran sekolah.

"Ada apa sih, narik- narik gue kesini, Lo mau apa-apain gue yah, gue teriak ni manggil Rendy" Rara mengambil ancang-ancang untuk berteriak.

Namun sebelum niatnya itu terlaksana, Giandra lebih dulu membekap mulutnya. "Gue cuma mau bicara tentang hubungan gue sama Diandra kok"

"Oh..udah cerita aja"

"Gue tau gue salah, selama ini gue coba lepas dari Nesya, tapi Lo tau sendiri gimana Nesya, gue engga tau lagi harus gimana caranya untuk mendapatkan maaf dari Diandra" Giandra menunduk.

"Asal Lo tau jika perempuan marah dia bisa dengan mudah untuk memaafkan, tapi jika sudah kecewa itu sulit untuk termaafkan"

"Gue enggak mau hungan ini berakhir"

"Lo tenang gue pasti akan bantuin Lo, tapi jika Lo ngulang lagi kesalahan, Lo langsung berurusan sama gue, dan lebih baik menjauh dari Diandra"

"Thanks, gue janji"

"Besok malam kirimin martabak ke rumah gue" Rata pergi dengan senyum sumringah nya.

"Yeh...kirain tanpa imbalan"

"Mau kagak?" Rara menaikan sebelah alisnya.

Diandra mengangguk "yah udah gue tunggu" Rara bangkit dan pergi.

***
{Diandra POV}

Hari ini gue harus menemani Rara di rumahnya. Karena bonyoknya yang berangkat ke Yogyakarta.

"Ra...film lain aja, gue enggak suka" gue mencoba mengambil remote dari tangan Rara.

"Ih dra..enggak, Lo coba nonton deh nanti Lo pasti baper, ceritanya tu bagus banget" Rara mencoba membujuk gue dengan wajah amit-amit itu.

"Ih...gimana mau baper bahasanya aja gue enggak ngerti, duh idih banget laki makeup pan" film apa lagi kalau bukan drama Korea.

"Please sekali ini aja"

"Iya-iya" Gue terpaksa mengabulkan permintaan anak Kunti satu ini.

Semakin lama jalan ceritanya menurut gue seru. Di mana pemeran prianya selalu menjaili pemeran wanita. Saat adegan pemeran pria menjaili wanita itu dengan saus yang di letakkan di kursi wanita itu, tiba-tiba gue flashback dengan kejadian yang gue alami dulu, di mana saat itu Giandra ngerjain gue menggunakan saos. Sumpah saat itu gue malu banget, karena di sepanjang karidor banyak anak-anak yang sedang olahraga merhati'in gue dan mereka tertawa melihat rok gue. Ada yang berbisik-bisik, menahan tawa.

"Neng tuh bocor enggak di tambal" gue enggak tau itu suara siapa yang pasti setelah itu semuanya tertawa terbahak-bahak. Wajah gue sudah merah, gue mempercepat lari gue. Hari itu adalah hari terdiam gue.

[BERSAMBUNG]

-

Tolong tinggalin jejak anda.
- jika ada saran silahkan komen

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang