[Part 23 : tersesat]

1.8K 84 0
                                    

"Kalian ini penakut banget sih, yah udah biar gue ke sana dan Lo Ra di sini aja jagain dua curut ini" Diandra mulai melangkah pergi.

"Hati-hati" ucap ketiga temannya.

Tak lama Diandra pergi tiba-tiba "AAAaakkKkk.... " Ledy berteriak dengan keras.

"Kenapa?" Tanya Cahya dan Ledy menunjuk ke arah belakang, setelah itu Ledy lari ketakutan.

Cahya melihat arah yang di tunjukan Ledy dan ia menemui wajah pucat rambut panjang sedang mengintip mereka di balik pohon. "AAAaakkKkk....!" Cahya berteriak saat melihat kuntilanak di balik pohon. Ia berlari menyusul Ledy, namun ia tersadar bahwa Rara masih ada di sana, ia pun kembali ke tempat tadi dan menarik Rara.

" Diandra gimana...?" Tanya Rara namun tak di hiraukan Cahya yang terus menariknya.

***

Diandra telah mencari asal suara minta tolong itu, namun tidak menemukan apapun. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempat petunjuk arah tadi.

Saat sampai di tempat itu ia tak menemukan ketiga temannya. "Lah gue di tinggalin, pasti tu anak pada ketakutan, dasar..." Diandra akhirnya memutuskan untuk menyusul temanya "untung ada petunjuk arahnya jadi enggak bingung harus ke mana"

***

Kelompok putra yaitu kelompok nya Giandra dan teman-teman nya sebentar lagi sudah sampai di pos tiga.

"HP gue kemana yah?" Giandra mengecek kantong di jaket dan di celananya namun tidak ada.

"Mungkin jatuh di jalan"

"Rendy Lo temenin gue cari HP gue yah, Lo pada tunggu di sini"

Saat sedang mencari handphone Giandra tiba-tiba mereka ketemu sama kelompok Diandra yang sedang berlarian. Giandra dan Rendy hanya menggeleng dan ketawa melihat tingkah dan wajah mereka yang ketakutan.

Akhirnya Giandra menemukan handphone nya tergeletak di dekat pohon petunjuk arah. "Kayak ada yang aneh deh sama ni petunjuk"

"Iya seharusnya kan panahnya ke kanan bukan ke kiri" Rendy membetulkan posisi panah.

Giandra menemukan anting-anting perak. Ia seperti tau anting-anting itu milik siapa. Ia mencoba mengingat dan ia ingat saat ia hendak memasangkan earphone ke Diandra saat di bus. "Diandra"

"Ada apa?" Tanya Rendy, Rendy melihat anting-anting di pegang Giandra. "Oh iya tadi saat kelompok Diandra lewat gua enggak liat Diandra"

"Ren Lo pergi nyusul teman-teman, gue rasa ada yang tidak beres, seperti nya ada yang mengerjakan seseorang dengan mengubah posisi panah itu. Dan firasat gue tidak enak tentang Diandra, Lo samperin anak-anak dan gue mau nyusuri jalan ini siapa tau ada yang tersesat"

"Lalu gimana kalau lo yang tersesat?"

"Tenang gua akan kasi tanda di mana gue lewat"

Dengan rasa kahwatir Rendy terpaksa mengikuti ucapan Giandra. Ia kahwatir Giandra kenapa-kenapa dan ia pun kembali menyusul teman-temannya.

***

Diandra semakin jauh berjalan. Ia baru sadar bahwa sejak tadi ia berjalan di antara semak-semak. Tidak ada jalan setapak atau tanda-tanda jalan yang sering di gunakan orang. Dan petunjuk jalan yang di pasang panitiapun tidak ada.

"Raraa...leddyy...Chayaaa..!!!" Diandra mencoba memanggil teman-temannya.

Diandra mulai gelisa "temen-temen yang tersesat atau... jangan-jangan gue yang tersesat? Aduh...Diandra kok Lo bego sih, dari awal kok Lo enggak sadar kalau Lo itu tersesat" Diandra mengatai dirinya sendiri. "Jangan-jangan ada yang sengaja mengubah arah petunjuk jalan, akhs...!"

[BERSAMBUNG]

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang