[Part 12 : kecewa 1]

2.1K 95 5
                                    

Seperti biasa di hari selasa, jam pelajaran terakhir, selalu tidak ada guru. Guru yang harusnya mengajar itu di jam terakhir seperti ini pasti malas untuk masuk ke kelas. Biasanya dia hanya memberikan soal. Jika masuk hanya ngomel satu jam lamanya, memberikan soal, dan kabur begitu saja. Sungguh dia hanya menerima gaji buta.

Karena tidak ada guru dan tidak ada tugas yang harus di kerjakan, semua murit sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, sambil menunggu bel pulang sekolah.

"Ibu dewi kemana sih?" Tanya rara.

"Palingan di kantor dengan botol minyak telon, dan sambil gosip sama guru yang lain" jawab diandra sambil memainkan games di handphonenya.

"Apal banget sih lu dra"

"Yah...setiap kali gue di suruh ngambil tugas di kantor, dia selalu bilang ibu lagi ada urusan lah, sakit lah, padahal gosip, apalagi di jam seperti ini di tanganya udah pasti ada minyak telon" giandra sangat membenci orang yang memakan gaji buta.

Teet...teett...!
Setelah memasuki peralatan tulisnya ke dalam tas. "Dra, aku pulang duluan yah" ucap diandra.

"Kenapa?" Tanya giandra yang sedang memakai jaket jinsnya.

"Di jemput papi, aku mau beli kado utk mami, ah..iya nanti malam datang yah ke rumah, ada makan malam sama keluarga, sekalian mau kenalin kamu ke oma aku"

Diandra tersenyum, dan mengacak rambut diandra "iya aku pasti datang"

"Yah..udah aku duluan, papi udah nungguin" diandra keluar dari kelasnya.

***

Saat diandra hendak memakai helm, tiba-tiba ada suara yang menghentikannya.

"Kak gian..!" Dan ternyata itu berasal dari gadis belasteran itu. Tepatnya tetangga dan adik kelas baru giandra.

"Nesya, iya ada apa?" Jawab giandra dan memakai helmnya yang terhenti saat mendengar teriakan nesya.

"Em..aku pulang bareng kak gian yah, soalnya tadi mama telfon dia bilang enggak bisa jemput, dan aku belum ada kenal orang lain selain kak gian" tutur nesya.

Giandra mengangguk " oke kita pulang bareng"

Nesya terseyum dan berucap terimakasih. Dia menaiki motor gede milik giandra. Ia langsung memeluk giandra. Giandra terkejut dan melepaskan pelukanya.

"Sorry gue enggak biasa di peluk" bohong giandra, dia hanya tidak ingin diandra lihat dan salah paham nantinya.

"Oh..sorry, tapi enggak usah laju-laju yah aku takut nanti jatoh"

"Iya" giandra langsung menghidupkan motornya dan menjalankanya.

Tampa di sadari dari kejahuan ada yang melihat mereka. Dia adalah diandra. Diandra yang sedang menunggu papinya yang lagi berbicara lewat telfon.

'Ah...diandra enggak mungkin giandra selingkuh, lagian tadi dia nolak pas nesya meluk dia' ucapnya dalam hati untuk menyakinkan pada diri sendiri.

***

Rumah diandra sudah di penuhi keluarga besar. Mulai dari omanya diandra, saudara dan sepupu maminya. Sepupu diandra.

Rumah itu penuh dengan tawa saat mereka mengungkit hal-hal lucu waktu mereka kecil dulu.

Laras menghampiri putrinya yang mondar mandir di depan pintu rumah.

"Kapan giandra mau datang?" Tanya laras yang menebak pasti anaknya itu menunggu pacarnya.

"Enggak tau mi, kata dia sih pasti datang, tapi aku telfon dari tadi enggak di angkat"

"Oma nungguin giandra tuh, mami masuk dulu" laras meninggalkan diandra sendiri.

Pukul 21:45
Rumah sudah semakin sepi. Diandra memasuki ruang keluarga dan di sana hanya ada papi,mami, dan omanya.

"Maaf yah oma, giandra tidak datang, oma sampai nungguin lagi" diandra duduk samping omanya dan memegang jemari wanita tua yang masih terlihat kecantikannya itu.

"Tidak apa-apa, lain kali kan bisa, mungkin dia ada urusan yang penting sampai enggak bisa datang"

Sedikit ada rasa kecewa di hati diandra. Namun mungkin ada benarnya ucapan omanya itu.

'Sebebarnya kemana giandra?'

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang