[Part 19 : kasihan tapi lucu]

2.1K 107 0
                                    

Giandra pov.

Gua tau hari ini Diandra akan latihan. Dan itu sebabnya gua di sini. Dan apa yang gua lihat? Diandra lagi berdua-duaan sama laki-laki, pakai ketawa ketiwi lagi.

Btw gua kesini enggak sendiri tapi bersama om Haris dan dia adalah sensi di sini. Gua punya ide untuk ngerja'in mereka berdua.

"Om..tu anak murit om kenapa ngobrol berdua aja, jam latihan kan sudah berjalan lima menit yg lalu, yg lain juga sudah mulai pemanasan" ucap gua, dan om gua langsung memanggil mereka.

"Hei! Kalian ini malah enakan ngobrol di sana" om gua dengan tampang garangnya dan suara baritonnya membuat dua Manusia itu menunduk dan menghampiri om gua dan membungkukkan tubuhnya.

"Kalian ikut pemanasan dan setelah itu push up lima puluh kali karena kalian sudah saya anggap telat lima menit, cepat ikut pemanasan" mereka berdua akhir mengikuti pemanasan dengan yang lainnya.

Saat sedang asik menertawakan mereka dalam diam tiba-tiba "hey..kamu malah cengengesan di situ katanya mau coba ikut latihan juga, kesana gabung sama mereka"

Sebenernya gua males ikut latihan seperti ini. Gua tanpa ikut ini juga udah jago berantem.

***

Author POV.

Saat lagi lari memutari tempat latihan yang cukup luas ini tiba-tiba mata Diandra melihat sosok yang mengerja'innya tadi pagi, Giandra.

'kok ada dia sih?' ucap Diandra dalam hati.

"Kenapa, bingung tiba-tiba aku ada di sini?"

Diandra melotot dan menolehkan kepalanya ke sebelah kiri 'sejak kapan nih anak di samping gue'

"Giandra jangan bicara saat lari!!" Tegur haris.

Giandra mendengus dan melanjutkan larinya lebih cepat.

Setelah pemanasan selesai Diandra dan vino melakukan hukuman. Giandra sebenernya tidak tega melihat pujaan hatinya melakukan push up sebanyak itu.

"Vino kamu melatih Diandra ya, cika kamu sama Hani, firman kamu sama Sandra, Bobi kamu sama giandra, selamat latihan saya tinggal dulu soalnya mau melatih yang lain" setelah membagi kelompok ia pun menuju kelompok yang masih baru latihan.

Giandra menghampiri vino dan Diandra. "Biar gua aja yang sama Diandra latihan Lo dengan yang lain aja"

"Dra..Lo kan anak baru seharusnya lo di sana, sama mereka" Diandra menunjuk Haris yang sedang mengajar anak murit baru.

"Enggak ah...anak kecil semua, lagian aku juga sudah jago karate" tolak Giandra dan berbohong soal jago karate. Ia memang jago dalam bela diri berantem tapi soal jurus dan gerakan dalam karate ia tidak bisa apa-apa.

"Oke kita coba, gue mau lihat sampai mana keahlian Lo" Diandra tersenyum miring.

"Kamu duluan" ucap Giandra.

Suadah beberapa kali Diandra memberikan serangan namun bisa di elak Giandra. Giandra memberi serangan ke Diandra dengan cepat Diandra menangkis dan menghempaskan Giandra ke matras.
Giandra sempat terbaring sebentar untuk menghilangkan rasa sakit pada punggungnya. Diandra menghempasnya memang cukup keras.

"Bangun, Cemen banget baru segitu aja udah K.O" ledek Diandra.

Giandra sudah siap dan akan menyerang Diandra, namun tiba-tiba "Lo kalau lawan cewek tidak akan memperlihatkan kegagahan Lo, sini lawan gua"

Merasa tertantang Giandra pun mulai menyerang vino. Mereka yang sama-sama kuat tetap bertahan setelah sekian lama. Sebenarnya tadi Giandra tidak mengeluarkan semua keahliannya saat melawan Diandra. Vino mengeluarkan jurusan mematikan lawan. Giandra terjatuh, perut dan kakinya sakit.

Diandra sedikit terkekeh namun ada rasa kasihan. Giandra terus memegangi perutnya. Vino mengulurkan tangan tapi langsung di tepis Giandra. Diandra menghembuskan nafas jenganya melihat tingkah singing Giandra. Ia menghampiri Giandra dan membantunya berdiri.

"Makanya kalau enggak bisa jangan sok jago, berantem biasa dengan karate itu beda, enggak usah di anggap enteng, untuk enggak patah kaki Lo" omel Diandra dan memandang kesal ke arah Giandra.

"Aku suka kamu ngomelin aku" Giandra menyengir.

Diandra menghembuskan nafasnya lagi dan memutar bola matanya "di omelin suka, aneh" Diandra membawa Giandra ke tepi ruang latihan. Di sana sudah di sediakan obat-obatan.

"Ya..karena kalau ngomel kan berarti tandanya sayang sama aku, perhatian sama aku, iya enggak?" Giandra menggoda Diandra dengan pertannyaannya tadi.

"AKKKH...!!" Teriak Diandra saat Diandra memijit dan melakukan gerakan yang membuat kaki Giandra yang keseleo tadi sakit.

"NGAREP" Diandra pergi meninggalkan Giandra yang masih syok saat rasa sakit yang menyerangnya tiba-tiba.

Giandra pelan-pelan menggerakkan kakinya. Matanya berbinar dan tersentuh "eh..e..eh..enggak sakit loh, wah bakat mijit tuh anak, memang istri idaman, kalau udah nikah gua pulang kerja nanti ada yang mijitin"
Giandra tertawa senang.

[BERSAMBUNG]

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang