[Part 21 : 1 earphone]

2K 88 3
                                    


Hari ini yang di tunggu-tunggu. Semua murid berkumpul di lapangan sekolah. Kema tahun ini sedikit berbeda, anak kelas sepuluh dan sebelas akan kema bersama-sama. Itu sebabnya suasana kema tahun ini semakin ramai dengan adanya murid kelas sepuluh.

Semua murid di suruh untuk masuk ke bus. Semua bus sudah penuh kecuali satu bus ini, tersisa satu bangku tepatnya di samping kursi Siwa bernama Giandra.

"Apakah semua bangku sudah terisi penuh?" Tanya Pak Wanto selaku guru pembimbing.

Lantas sebagian murid mencoba mengecek bangku di bus itu. "Satu bangku kosong pak, di samping Giandra" ucap salah satu siswi.

Pak Wanto melihat ke arah bangku yang di tunjuk siswi tadi. Kepalanya menggeleng saat melihat Giandra yang sudah tertidur padahal baru saja memasuki bus, bahkan bus tersebut belum jalan.

"Tunggu pak...!!" Teriak Gadis yang berlari sambil berteriak.

"Diandra, gue baru sadar Diandra belum masuk" Rara baru menyadari bahwa sahabatnya itu belum masuk ke bus.

Diandra tadi sempat izin ke WC. Kebiasaan Diandra jika ingin pergi jauh.

"Kamu dari mana saja?" Tanya pak Wanto.

"Buang hajat pak" Diandra lekas masuk ke bus dan mencari bangku kosong.

Diandra mengerutkan keningnya saat melihat hanya tersisa satu bangku kosong dan itu di sebelah bangku Giandra. "Ren tukaran ke, gue di situ Lo sama Giandra"

Rendy menggelengkan kepalanya "ogah, gua kan mau duduk sama my bebeb"

"Udah duduk di situ saja, bentar lagi mau jalan ni, atau enggak Lo berdiri saja" Rara terkekeh.

Diandra memanyunkan bibirnya dan terpaksa duduk di samping Giandra.

***

Di sepanjang jalan Diandra tak bisa tidur karena Giandra yang sedari tadi mengorok dan kepalanya selalu jatuh ke pundak Diandra. Diandra kesal dan menolak kuat kepala Giandra.

Butik..! Kepala Giandra terbentur kaca di sampingnya. Langsung saja Giandra terbangun dan mengasuh sakit.

'gue kekencangan yh, auk..ah bodoh amet' ucap Diandra dalam hati.

"Sakit dra...kalau aku lupa sama kamu gimana?" Gerutu Giandra dengan nada manja.

Diandra menatapnya sinis dan segera mengalihkan pandangannya.

Giandra mengambil earphone. Dan ia memutar lagu favorit nya.

Giandra melepaskan sebelah earphone nya dan memasangkannya ke telinga Diandra. Diandra terkejut dan menatap sinis ke giandra, ia hendak melepaskan earphone tersebut tetapi di tahan Giandra. Dengan terpaksa Diandra menurut.

Jujur Diandra juga suka dengan lagu ini. Jemarinya mulai mengetuk tas di pangkuannya. Dan kegiatan itu di perhatiin Giandra.

"Lupakanlah saja diriku, bila itu bisa membuat mu kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala" Giandra bernyanyi dengan merdunya.

"Caci maki saja diriku bila itu bisa membuat mu kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala.."  Tanpa sadar Diandra juga bernyanyi dengan suara  tak kalah merdunya.

Giandra tersenyum senang karena Diandra yang juga ikut bernyanyi.

***

Suasana sejuk dan segar telah menyapa mereka. Pemandangan alam  di puncak yang sangat indah memanjakan mata.

Mereka satu persatu turun dari bus. Hal yang membuat Diandra malas jika ada kegiatan kemping seperti ini adalah membawa ransel yang berat.

Giandra yang sedari tadi memperhatikan Diandra yang seperti nya keberatan membawa ransel miliknya.

"Berat? Sini biar aku yang bawain" Giandra melepaskan ransel Diandra dan membawanya.

Diandra hanya diam dan pasrah, dia juga sebenarnya memang membutuhkan bantuan.

***

Setelah mendirikan tenda, dan membereskan barang bawaan. Mereka semua berkumpul di depan tenda masing-masing untuk mendengarkan instruksi dari pembina.

"Karena Setiap kelompok terdiri dari lima orang, tiga orang mencari kayu bakar dan duanya menyiapkan bahan makanan" ucap pembina.

"Gue, Rara, Cahya yang cari kayu bakar dan Lo berdua siapin makanan"
Perintah Diandra sebagai ketua kelompok.

"Iya, hati-hati siapa tau di hutan ada binatang buas" ucap Oliv sambil menyengir ke arah Ledy.

Rara yang tau kemana arah ucapan Oliv barusan "Gue sih enggak takut, hati-hati siapa tau ada di sini" sambung Rara.

Ledy semakin takut "udah dong...lebih baik kalian pergi deh dari pada keburu sore"

"Ya..udah yuk kita pergi" ajak Diandra yang menahan tawa melihat wajah tegang Ledy.

"Bukannya kita yang bakalan bahaya, masuk ke hutan loh" diam-diam Cahya juga takut.

"Udah enggak bakalan kok, binatang pada takut liat loh" Diandra mengejek Cahya.

"Iya gue tau gue gendut" Cahya memajukan bibirnya.

Rara memeluk Cahya "biarpun gendut loh tuh imut" Rara dan Diandra mencubit kedua pipi Cahya.

"SAKIIITTT..." Teriak Cahya.

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang