[part 11 : tetangga baru]

2.2K 99 11
                                    

10 bulan kemudian....

Giandra sudah kembali ke ruamah ayahnya. Soal ibu tirinya, dia juga tinggal di sana. Semakin hari giandra sudah mulai menerima kehadiran ibu tirinya itu. Dia juga merasakan kasih sayang ibunya lagi.

Boby, dia saudara tirinya giandra. Boby masih kelas satu SMP. Dia sudah menjadi teman main giandra. Mereka suka main PS, basket bareng.
Seperti sekarang mereka sedang main basket di halaman rumah.

"Udah ah aku capek" keluh boby sambil mengusap keringat di dahinya.

"Alah..baru segitu aja capek" giandra memasang wajah songongnya.

"Kak ada tetangga baru katanya anaknya cantik, tapi sayang usianya sama kayak kakak" boby memanyunkan bibirnya.

Giandra menaikan sebelah alisnya "kenapa lu, masih boca udah mikirin pacaran" giandra melemparkan bola ke boby.

"Aku enggak yakin dulu kakak waktu SMP enggak pacaran" boby menyengir.

"Emang enggak pernah" jawab giandra dengan wajah tanpa dosa.

"Lalu klara itu siapa? Cewek yang aku liat di facebook kakak, hahaha...captionnya alay lagi" ledek boby yang berhasil buat giandra kesal.

"Oh..jadi lo kepoin facebook gue, dasar lo..." giandra lari mengejar boby yang keluar dari gerbang rumah.

"Cinta kita akan abadi selamanya, klara sayang, hahaha...alay" teriak boby sambil lari terbirit-birit.

Bruk..! Tak sengaja giandra yang sedang mengejar boby di jalan kompek menabrak seorang gadis.

Langsung saja giandra membantu gadis itu untuk bangun. "Maaf, ada yang sakit?" Tanya giandra dengan cemas.

"Aku tidak apa-apa kok" gadis terseyum ke arah giandra.

Boby menghampiri kakaknya dan gadis yang baru di tambarak kakaknya itu. "Eh..kakak tetangga baru itu kan, kenalin aku boby, rumah kita bersampingan" cerocos boby yang tiba-tiba datang.

"Oh..ya, nama aku nesya" jawab gadis yang ternyata bernama tasya.

"Eh...kak kenalin ini giandra kakak tiri saya yang paling alay" ledek boby.

"Jangan dengerin bocah tengil ini, tapi gak ada yang luka kan?" Tanya giandra lagi.

"Enggak kok, aku baik-baik saja, tidak usah kahwatir" jawab nesya.

"Bob ayo pul..." ucapan giandra terputus saat baru menyadari adik tirinya itu sudah kabur.

Nesya menahan tawa melihat giandra yang tidak menyadari sedari tadi sudah di tinggal adiknya.
"Aku masuk dulu yah" nesya meninggalkan giandra sendirian yang sedang menahan malu.

***

Seperti rutinitas sebelum berangkat sekolah seperti biasanya. Lebih tepat semenjak pacaran sama giandra. Setelah sarapan dan semuanya sudah beres dia akan menunggu giandra di depan rumah untuk menjemputnya.

Dan tak perlu menunggu lama giandra sudah datang dengan motor ninja kesayangannya.

"Sudah lama nunggunya?" Tanya giandra.

"Enggak, aku baru aja selesai sarapan" jawab diandra dan tak lupa dengan senyumnya.

Seperti biasa giandra selalu akan mengikatkan jaketnya di pinggang diandra.

"Thanks" diandra sangat menyukai sisi giandra yang satu ini, giandra akan selalu menjaga gadisnya dari mata jahat.

Dan alasan lain diandra tidak terbiasa duduk menyamping, dan dia terbiasa duduk menghadap kedepan yang akan menyusahkannya karena memakai rok, jadi harus memakai jaket utk menutupi pahanya.

Mereka berdua menuju kesekolahan. Semenjak pacaran giandra selalu masuk awal tidak seperti dulu yang selalu telat. Setiap hari di buku kasus telat pasti ada nama dia.

***

Kedua sahabat ini sedang berbicara tentang pertandingan sepak bola tadi malam. Tiba-tiba langkah giandra terhenti saat melihat seorang gadis.

"Nesyah, lo sekolah di sini?" Tanya giandra dan ternyata gadis itu nesyah.

Nesyah pindah sekolah yang sama seperti giandra.
"Kebetulan ketemu, aku enggak tau kelas aku di mana?"

"Emang lo kelas berapa?" Tanya giandra.

"Aku kelas sepuluh dan aku masuk jurusan IPA satu" balas nesyah.

"Oh..jadi lo adik kelas gue, ayo gue antar ke kelas lo" giandra dan nesya pegi meninggalkan rendi yang kebingungan.

"Tuh cewek siapa? Gue di tinggalin lagi" rutuk rendi, akhirnya rendi pegi dari tempat itu.

***

Dua siswi ini berjalan menyelusuri karidor sekolah. Ritual yang harus di lakukan semua orang baik masih sekolah ataupun sudah kerja saat jam istirahat adalah pergi untuk makan.

Semenjak diandra dan giandra pacaran. Semua orang dapat makan dengan tenang di kantin ini. Tidak ada lagi siswa yang di paksa makan makanan yang super pedas, uang jajan yang di ambil paksa, dan semacamnya.

Dua mangkuk bakso sudah ada di hadapan mereka.

"Dra...kerasa bangetyah perubahan di sekolah ini, lebih tentram"

Mereka adalah rara dan diandra. Diandra menganguk setuju.

Tiba-tiba seorang siswa bernametag
Rendi mahendra yasputra.

"Tumben lo sendirian, kemana diandra?" Rendi menatap ke arah diandra.

"Giandra lagi nganterin anak baru, kayak adik kelas" jawab rendi.

Rara berhenti mengarahkan sendok yang akan masuk ke mulutnya.
"Tumben tuh anak peduli sama orang baru"

"Kayaknya sih mereka saling kenal" rendi mengambil baso yang di tangan rara.

Dan mereka bertiga berhenti mengobrol saat orang yang mereka bicarai datang.

"Panjang umurnya, pendek nafasnya nih orang" celetuk rendi.

"Kalau panjang umur percuma nafas pendek, tetep mati begok" jawab giandra.

"Eeh..iya kenalin ini nesyah, tetangga baru gue, nesya kenalin ini temen gue yg paling begok namanya rendi, ini pacarnya namanya rara yang punya penyakit katarak karena mau-maunya pacaran sama rendi siburuk rupa..." perkataan giandra terhenti saat dia baru menyadari mendapati tatapan tajam dari rendi dan rara.

Giandra menyengir "dan ini diandra dia...."

Teet...teet..!! (Anggap aja suara bel).

***

Geje banget nih cerita.
Maaf mungkin banyak kata-kata yang sulit di mengerti. Karena aku juga baru belajar. Alurnya juga berantakan.

ONLY YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang