KENDALL's POV
Ok, aku sudah siap dengan pakaian kantorku. Hari ini cukup dingin jadi aku memakai sweater dan coat yang hampir sama warnanya.
Aku berteriak memanggil Kylie agar cepat masuk kedalam mobil. Kami akan berangkat kekantor bersama-sama.
Setelah Kylie siap di dalam mobil, aku mencancapkan gas kearah kantor. Untung saja hari ini tidak padat kendaraan hingga aku bisa sampai dikantor hanya dalam waktu 10 menit saja.
Kylie dan akupun turun dan disapa oleh satpam. Kami menyapanya balik dengan senyuman, dialah yang telah berbaik hati mengisikan bensin mobilku kemarin.
Aku, Kylie, dan beberapa karyawan menunggu pintu lift untuk terbuka. Setelah 5 menit menunggu, pintu nya terbuka dan memperlihatkan Mr. Styles sedang bermain ponselnya.
Melihat kami, ia meletakkan ponselnya di saku jas dan sedikit mundur memberi tempat untuk kami yang mau masuk.
"Selamat pagi, Mr. Styles," Sapaku. Ia tersenyum.
Masa bodo dengan dirinya yang selalu menyuruhku memanggil dia dengan nama. Disini ada karyawan lain, tidak mungkin aku memanggil namanya.
Tak lama, aku sampai diruanganku. Mr. Styles masuk ke ruangannya tanpa bicara sepatah katapun.
Aku duduk dikursi dan mengecek beberapa email yang masuk. Salah satunya adalah dari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan ini. Akupun mencetak tulisan itu dan aku akan memberikannya pada Mr. Styles nanti.
Saat sedang melanjutkan pekerjaanku, aku mendengar namaku dipanggil dari dalam ruangan Mr. Styles. Akupun menunda pekerjaanku dan langsung melangkahkan kaki ke ruangan Mr. Styles.
"Ada apa, Mr.Styles?" Tanyaku begitu aku masuk.
"Buatkan aku kopi, yang seperti kemarin, tolong.." Katanya. Aku mengangguk dan hendak keluar. Belum aku menutup pintu, ia memanggilku lagi membuatku berbalik badan.
"Dan tolong.. belikan aku sedikit camilan karena aku belum sarapan tadi," Ujarnya.
Sebuah ide terpikir diotakku untuk membaginya beberapa cookies yang aku buat semalam untuk camilanku hari ini.
"Aku membawa cookies dari rumah. Mungkin kau mau?" Tawarku.
"Oh tentu saja! Tapi, bagaimana denganmu?" Tanyanya setelah menerima tawaranku dengan antusias.
"Aku membawa cukup banyak, tenang saja."
Ia mengangguk seraya tersenyum dan aku keluar dari ruangannya, menuju pantry.
Setelah menyeduh kopi, aku meletakkan beberapa kue milikku di piring yang kuambil dari pantry tadi.
Kuketuk pintu ruangan Mr. Styles dan terdengar perintah untuk aku masuk. Aku memutar knop pintu dengan siku dan mendorong pintunya dengan lenganku karena tanganku memegang sebuah nampan.
Aku meletakkan nampan di atas mejanya sedangkan ia sibuk berkutat dengan komputer di hadapannya.
"Terimakasih banyak, kau bisa kembali bekerja." Katanya, tanpa melihat ke arahku.
Aku mengangguk dan keluar lalu melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
***
"Ayo, Ken.." Ajak Mr. Styles sambil mengeratkan mantel ditubuhnya. Akupun memakai mantel ku dan berjalan mengikutinya untuk makan siang bersama koleganya.
Aku dan Mr. Styles sedang berada di lift sekarang. Hanya kami berdua.
"Ken," Panggilnya. Aku yang berada di sampingnya menengok.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER IN LOVE✔️
FanfictionBOOK 1/2 OF PARTNER IN LOVE *dalam revisi* Apakah aku pernah berkata bahwa cinta itu datang tanpa diduga? Jika belum, maka aku baru saja mengatakannya. Sejujurnya, siapa aku? Hanya gadis pengangguran yang hidup seadanya, namun Sang Kuasa mempertemuk...