TWENTY FOUR

517 56 1
                                    

Satu Minggu kemudian

KENDALL's POV

Aku yang sedang membaca buku majalah tiba-tiba terkaget karena tangan Harry menepuk bahuku sambil berteriak 'dor' tepat di sebelah telingaku.

"I'm sorry, Baby.." Ia berpindah ke sisiku dan memeluk pinggangku dari samping.

"Aku bukan baby, Styles." Decakku.

Ia hanya terkekeh di lekukan leherku. Bukannya aku malas meladeni Harry, tapi aku sedang mengalami menstruasi yang mana membuat moodku gampang berubah-ubah.

Maka dari itu aku hanya diam dan melanjutkan membaca majalahku. "Ken, ada apa denganmu? Kenapa kau banyak diam hari ini?" Harry bersuara kembali.

Dia belum tau jika aku sedang mengalami masa ini, "Aku tidak apa," Itulah jawabanku.

"Bohong, sejak tadi pagi pagi kau mendiamiku, tidak tersenyum, wajahmu datar dan lesu. Aku yakin, terjadi sesuatu padamu." Terkanya.

Aku menghela napas, "I have no problem, aku hanya tidak mood untuk melakukan kegiatan hari ini." Jujurku.

Harry mengecup pipiku dengan gemas, "Aku tau.. kau pasti sedang mengalami menstruasi 'kan?" Ia tersenyum jahil.

Aku mengangguk tanda membenarkan tebakannya. "Bagaimana kalau aku mentraktirmu? Kau ingin apa yang bisa membuatmu tersenyum?"

Hmm, cokelat, es krim, starbucks, pizza, ugh, aku ingin semua itu! Tapi ba--

"Baiklah, ayo kita beli apa yang ada di pikiranmu!" Harry menarik tanganku, membuat aku tiba-tiba harus berdiri dan mengikuti langkahnya.

Harry membawaku ke kedai es krim yang bermerk 'MAGNUM' itu adalah es krim kesukaanku yang kedua setelah green tea.

"Pesan yang kau inginkan," Harry merangkul pundakku.

"Aku ingin clasic almond." Aku mengalihkan pandanganku pada Harry untuk menanyakan apa yang ia mau.

Ku lihat Harry mengangkat hari telunjuk dan tengahnya, tanda memesan dua rasa yang sama.

Setelah es krim itu sudah di tangan kami, Harry membayarnya dan kami pun pergi keluar dari kedai. Kami berjalan-jalan sambil berlomba menghitung bintang.

"Ken.."

Aku menoleh begitu mendengar Harry memanggilku, mata kami bertemu dan terpaku cukup lama sampai akhirnya wajah kami semakin mendekat, Harry memiringkan kepalanya.

Ciuman lembut itu kembali aku rasakan, tak peduli, aku membuang es krim yang tinggal setengah itu sembarangan.

Aku mengalungkan lenganku di lehernya dan Harry semakin mempersempit jarak antara kami. Bibir kami bergulat selama 3 menit dan akupun menyudahi ciuman ini, "Aku mencintamu, Harry."

"Aku juga sangat mencintaimu, Kendall."

Harry memeluku begitu erat di bawah cahaya rembulan dan kumpulan bintang. Sungguh malam yang aku impikan.

"Ayo kita ke starbucks, aku tau apa yang kau inginkan dari sana." Harry menggenggam erat tanganku dan kami berjalan menyebrang ke arah starbucks.

Setelah mengantri cukup lama, kini giliran kami yang memesan.

"2 hot frappucino, Mr. Styles dan Mrs. Styles." Harry mewakili pesananku.

Pipiki memanas saat Harry menyebut 'Mrs. Styles' Harry membawaku untuk duduk di satu tempat yang kosong dan sedari tadi ibu jarinya mengelus punggung tanganku.

PARTNER IN LOVE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang