KENDALL
Dari pagi hingga menjelang malam, Mr. Styles masih berada di sisiku, memberikanku hiburan dan kehangatan. Nampaknya Ia lelah karena aku bisa melihat itu dari wajahnya.
Aku menyisir helai rambutnya dengan jariku. Kepalanya Ia letakkan di atas pangkuanku. "Ku pikir kau lelah, kau tidak ingin istirahat? Bahkan kau belum makan."
"I think so, tapi aku terlalu mengantuk untuk menyetir." Kemudian Ia menguap.
"Kalau begitu, tidurlah sampai kau merasa segar kembali, kau bisa tidur di sini dan aku akan menonton televisi di luar." Ucapku.
Ia menggeleng, "Bisakah kau menemaniku?"
"Untuk apa?"
"Umm.. su-supaya aku bisa me-memelukmu...?"
Pipiku memerah saat mendengar ucapannya yang terdengar gugup.
"Baiklah."
Dia mengecup pipiku dan tertidur di pahaku, aku membelai kepala dan mengusap wajah mulusnya. Aku sangat ingin mempunyai tekstur kulit sepertinya, bersih, halus, tanpa jerawat atau minyak. Sangat idaman para gadis, apalagi gadis remaja.
Aku berhenti mengelus wajahnya dan memilih untuk bermain dengan ponselku.
"Hey.."
Aku menunduk dan melihat matanya setengah terbuka.
"Kenapa kau berhenti mengelusku? Lakukan itu lagi, ku mohon.."
Aku tersenyum sambil menghela napas dan kembali mengelus setiap inci dari wajahnya. Lelaki ini sangat menggemaskan.
***
Mr. Styles memelukku sangat erat seakan tidak ingin meninggalkanku.
"Aku masih ingin di sini.." Ucapnya di balik relung leherku.
"Kau bisa singgah ke sini kapanpun yang kau mau." Aku mengelus punggungnya.
Ku rasakan dia menggeleng setelah mendengar ucapanku.
Kemudian Ia mengangkat kepalanya dan mengecup pipiku berkali-kali, membuatku terkekeh geli.
"Feeling ku mengatakan kalau ada hal yang tidak beres di rumah nanti."
Aku menatapnya bingung. Tadi, Ia di telepon Anne untuk ke rumah keluarganya saat itu juga.
"Jangan berpikiran seperti itu. Sudahlah, mungkin Ibumu sudah menunggu di rumah..?" Aku tersenyum meyakinkan.
"Kau memang selalu tau cara menenangkanku. Baiklah, aku pergi, cepat sembuh, Kenny. Aku mencintaimu." Dia mengecup keningku.
Aku hanya mengangguk lalu dia pun memasukki mobilnya. Aku harap feelingnya salah.
HARRY
Aku menggebrak meja dengan cukup kuat. Aku tidak peduli siapa yang ada di hadapanku ini. Emosiku sudah sampai di puncaknya, siap untuk meledak-ledak.
"Sampai kapanpun aku tidak akan menerimanya!!" Ucapku penuh penekanan.
"Harry, sadarlah. Ingat tradisi keluarga Styles. Menikah sebelum 24 tahun, maka dari itu aku memilihkan wanita untukmu! Di usiamu yang 23 ini, kau harus menikah secepatnya!" Bantah Uncle James.
"PERSETAN DENGAN TRADISI KELUARGA! AKU TIDAK PEDULI! INI HIDUPKU! KALIAN SEMUA TIDAK BERHAK MENGATURKU!!" Aku menunjuk wajahnya dengan penuh amarah lalu keluar dari rumah dan membanting pintu sekencang-kencangnya.
Dasar pria sialan! Memang apa haknya untuk menikahkanku sembarangan?!
Belum sempat aku memasukki mobil, sebuah tangan sudah menahanku. Oh, Gemma.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER IN LOVE✔️
FanfictionBOOK 1/2 OF PARTNER IN LOVE *dalam revisi* Apakah aku pernah berkata bahwa cinta itu datang tanpa diduga? Jika belum, maka aku baru saja mengatakannya. Sejujurnya, siapa aku? Hanya gadis pengangguran yang hidup seadanya, namun Sang Kuasa mempertemuk...