TWENTY SEVEN

743 56 6
                                    

Batinnya tersenyum puas melihat sebuah bangunan tua yang kosong dan telah usang. Terdapat sesuatu yang sulit dilihat dalam keadaan terang.

Seorang menghampirinya dan berkata, "Kami sudah menyiapkan segalanya, semoga rencanamu berjalan lancar." Ujarnya lalu menepuk bahu pria itu.

"Terimakasih, kau sangat membantuku." Balasnya.

Pria ini berbalik badan dan meninggalkan tempat tersebut dengan cepat.

***

KENDALL's POV

Oh astaga, sesibuk itu kah Harry? Sampai-sampai tidak ada satupun kabar yang aku ketahui tentang dia?

Kudengar seseorang mengetuk pintu kamar hotelku, aku melirik sebentar ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam, untuk apa ada yang bertamu selarut ini?

Petugas hotel? Ah, mungkin mereka. Akupun berdiri dan membuka pintuku. Bukan orang berseragam hotel yang kulihat, melainkan dua pria bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam dan wajah yang menyeramkan.

Kuberanikan diriku untuk berbicara, "Ada ap-apa? Apa y-yang kalian cari?" Ucapku segugup-gugupnya. Mereka terlihat seperti bukan orang baik.

Bukannya mereka menjawab pertanyaanku, kedua tanganku dicekalnya dan aku diseret dengan paksa. Mati-matian aku berteriak tapi tidak ada satupun tamu hotel yang menolongku.

Siapa sebenarnya mereka ini? Kenapa tiba-tiba aku diincar? Oh Tuhan, makin lama tanganku semakin sakit.

"Sakit, bodoh! Lepaskan!" Teriakku sambil memberontak.

Salah satu dari mereka mengangkat tubuhku dan berlari membawaku masuk kedalam mobilnya. Aku tidak bisa keluar dari sini, aku dihimpit oleh badan besar mereka.

"Apa yang kalian mau dariku?! Katakan! Aku akan mem--"

"DIAMLAH! Atau kau akan ku sakiti sekarang juga!" Ancam salah satunya.

Dengan terpaksa aku hanya diam dan berdoa dalam hati supaya ada yang menolongku dari orang-orang aneh ini.

Mobil ini melaju sangat cepat membelah jalan sepi di Paris. Hingga akhirnya mobil ini tiba di sebuah gedung yang sangat menyeramkan, bangunannya keropos, banyak tanaman liar yang tumbuh disini.

Lagi, tanganku ditarik oleh mereka dan aku dibawa ke lantai paling atas. Mereka meninggalkan aku sendiri disini dengan lampu yang terangnya tidak lebih dari lilin.

"Siapapun tolong aku! Aku disekap!" Aku berteriak dengan air mata deras mengalir.

Terdengar derap langkah seorang, sangat pelan, membuat aku berjalan mundur hingga aku menabrak tembok.

"Siapa kau? Keluarkan aku dari sini!" Ujarku sambil meneliti wajahnya yang sama sekali tidak terlihat.

Ia mengangkat tangannya dan menepuk sebanyak dua kali.

Apa ini? Harry? Tunggu, tulisan apa yang menyala disana?






'Will you marry me?'


Tidak-tidak, apa aku salah liat? Aku kembali menolehkan kepalaku pada Harry, ia tersenyum lebar serta berjalan mendekat padaku sambil berlutut di hadapanku.

Tanganku diraih dan matanya seakan menerobos masuk ke dalam mataku. "Ken, maafkan aku sudah membuatmu menangis. Maaf karena aku tidak memberimu kabar selama berhari-hari, semua ini adalah bagian dari rencanaku. Kita sudah lama menjalin hubungan kasih, dan menurutku aku siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, apa kau siap?"

Dia menjeda ucapannya lalu mengeluarkan kotak cincin dan membukanya di hadapanku sambil berlutut. Empat kata yang merupakan kalimat tanya itu seakan memaksaku untuk menganggukan kepalaku.

"Will you marry me?"

Dengan tubuh yang bergemetar aku menganggukan kepala sambil menutup mulutku yang terbuka lebar. Harry tersenyum manis dan melepaskan cincin itu dari kotaknya dan melingkarkannya di jari manisku.

Dalam hitungan detik, kegelapan gedung ini berubah menjadi keramaian yang berkelap-kelip. Semua kerabatku datang begitu juga dengan kerabat Harry. Mereka bersorak dengan sangat keras selagi aku dan Harry menempelkan bibir kami.

Ibuku datang memeluk aku dan berkata pada kami, "Ohh Kendall ku sayang, kau sudah besar. Harry, tolong kau jaga Kendall, jangan sampai ada sedikitpun luka pada kulit ataupun hatinya. Aku menyerahkan dia sepenuhnya padamu."

"Pasti, Kris. Kendall sudah menjadi tanggung jawab penuhku sejak kamu pertama bertemu." Harry memeluk ibuku dengan lembut.

Suasana haru ini sangat membuatku bahagia, ku pastikan momen ini tidak akan pernah ku lupa. Harry, lelaki yang awalnya hanyalah bos ku, kini menjadi calon suami dan ayah dari anak-anakku nanti. Aku sangat bersyukur karena bertemu dengannya.

Darinya aku dapat merasakan cinta dan kasih yang sesungguhnya. Pria di hadapanku ini terlalu berharga untukku sehingga aku tidak rela melepaskannya bahkan sedetikpun.

Mulai saat ini, aku adalah sepenuhnya milik Harry dan Harry pun milikku. Kuharap tidak ada yang bisa memisahkan kami selain Tuhan, bahkan mautpun tidak akan memisahkan hati kami.

"Terimakasih, Kendall, untuk menjadi orang yang berhasil membuatku takut kehilangan. Maaf jika aku belum sempurna di matamu. Tapi aku yakin, kelak kita akan membangun rumah tangga yang harmonis, dengan anak-anak yang akan meramaikan suasana."

Karena aku terlalu bahagia untuk berbicara, aku langsung menjatuhkan tubuhku ke dalam dekapannya yang hangat ini. Aku sangat mencintainya.



AUTHOR's POV

Waktu berlalu, status pun berubah. Kini Kendall dan Harry sudah resmi menjadi sepasang suami istri yang bahagia. Kendall mendapat banyak pujian dari para penggemar nya, karena mereka tahu bahwa hati Harry cukup sulit untuk dilunakkan, tetapi Kendall berhasil melakukannya dengan sempurna.

Janji suci yang mereka ucapkan dihadapan Tuhan, pendeta, keluarga, dan teman-temannya menjadi suatu keputusan besar bagi mereka dalam menjalani bahteranya.

Doa-doa ditujukan kepada kedua mempelai yang lebih dari bahagia ini. Kisah cinta mereka yang cukup rumit menjadi saksi kesetiaan keduanya.

Cinta yang benar tidak melatih kamu untuk menjadi diri sendiri saja, tetapi juga untuk mengajar untuk menjadi dirimu yang seharusnya.

-THE END-

Hehehee
Baru update juga akhirnya boss
Maap" aing sibuuukk

Mau season 2?
Vote dibawahh

Yes/No

PARTNER IN LOVE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang