AUTHOR's POV
Harry mengendarai mobilnya, membentang jalanan ramai di New York, ia akan menjemput Kendall, kekasihnya yang saat ini sedang berada di studio pemotretan.
Mereka sudah berencana ingin makan siang bersama, dan Harry yang menjemputnya. Tidak lama kemudian, sampailah Harry pada tujuannya dan ia mematikan mesin mobil lalu turun menghampiri Kendall yang berdiri di lobi sambil memainkan ponselnya, ia tidak menyadari kedatangan Harry.
"Sayang, apakah ponsel itu lebih penting dariku?" Harry merengek, membuat Kendall mendongak dan menatap Harry gemas.
"Maaf, aku tidak menyadari kau datang." Ucap Kendall seraya meletakan ponselnya di dalam tas.
"Bukan masalah yang besar, tidak adakah keinginanmu untuk memelukku? Atau menciumku?" Harry merentangkan kedua tangannya.
Kendall pun berjalan selangkah maju dan masuk dalam dekapan lelakinya. Harry mengecup kening Kendall dengan lembut.
"Ayo kita berangkat, aku sudah sangat lapar." Harry memegang perutnya yang keroncongan.
Kendall mengangguk, Harry pun merangkul Kendall sampai Kendall berada di dalam mobil. Harry berlari kecil untuk menggapai pintu pengemudi.
"Huh.. banyak sekali paparazzi.." Decak Harry.
Kendall menyernyit bingung, ia melihat di sekitarnua dan tidak menemukan gerombolan orang dengan kamera di tangannya sama sekali. "Mereka tidak ada, Harry."
Harry menghela napas, "Look over there, there, there, and there, they are everywhere. How can't you see them?" Harry menunjuk semua paparazzi yang bersembunyi di balik tanaman, pohon, mobil dan tembok.
Ternyata mereka banyak. "Mereka bersembunyi, aku tidak melihatnya." Ucap Kendall.
Harry pun mengemudikan mobilnya dengan normal sambil sesekali menggoda Kendall dengan gombalan mautnya. Tentu hal tersebut membuat Kendall berusaha mati-matian agar tidak mengeluarkan rona merah di pipinya.
"Aku sedang penasaran.." Ucap Harry membuat Kendall menatapnya serius.
"Penasaran? Mengapa?" Tanyanya.
"Aku penasaran bagaimana wajah anak-anak kita nanti. Pasti akan tampan seperti ayahnya, dan cantik seperti neneknya." Gurau Harry.
"Harryyyy!!!" Kendall mencubit pinggang lelaki itu dengan kuat.
"Ahh.. maaf, Ken!" Harry menjauhkan tangan Kendall dari pinggangnya dan kembali menyetir.
Setelah mereka tiba di restoran, mereka berduapun memasuki ruangan VIP yang khusus untuk acara privasi karena mereka tidak ingin makan siangnya terganggu oleh suara jepretan kamera.
"Mushrooms with hot sauce, please." Ujar Harry pada seorang pelayan.
Pelayan itu menatap Kendall dengan sorot bertanya, "I'll have the same thing." Jawab Kendall.
"Untuk minum, berikan kami air mineral dingin saja." Timpal Harry sebelum pelayan itu pergi meninggalkan ruangan mereka.
Tiba-tiba saja ponsel Kendall bergetar, menandakan ada pesan yang masuk.
"Harry, boleh aku membaca pesan ini?" Kendall meminta ijin karena mereka sudah membuat janji, tidak akan bermain ponsel saat sedang berdua.
Harry mengangguk seraya tersenyum simpul, "Mungkin itu penting."
Kendall pun membuka notifikasi pesan dari Kim.
From: Kim
Ken, besok kau harus berangkat ke Eropa untuk menjalani beberapa show dan pemotretan, kau menetap disana selama dua bulan. xx
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER IN LOVE✔️
FanfictionBOOK 1/2 OF PARTNER IN LOVE *dalam revisi* Apakah aku pernah berkata bahwa cinta itu datang tanpa diduga? Jika belum, maka aku baru saja mengatakannya. Sejujurnya, siapa aku? Hanya gadis pengangguran yang hidup seadanya, namun Sang Kuasa mempertemuk...