AUTHOR's POV
Kendall terbangun kala Ia mendengar suara alaram yang menggelegar.
Ia segera beranjak dari kasur dan mandi menggunakan air hangat.
Melangkah keluar kamar mandi, Kendall memakai baju kerjanya yang terlihat santai tapi sopan.
Ia menyemprotkan parfum kesukaannya dan menata rambut serta wajahnya di cermin.Merasa cukup, Kendall pun keluar dari kamarnya dengan membawa tas yang berisi barang pentingnya.
"Morning, all!" Sapa Kendall sambil menarik salah satu kursi di meja makannya.
"Morning, Kendall." Jawab Bruce, Kris, dan Kylie bersamaan.
"Kendall, mulai besok Ayah dan Ibu akan pindah ke Los Angeles. Kau dan Kylie tinggal berdua di sini tidak apa 'kan?" Ucap Bruce memecah keheningan.
Kendall menelah dahulu roti di mulutnya baru dia menjawab, "Tidak apa, Yah. Aku dan Kylie sudah besar, kalian tidak perlu khawatir."
Mendengar Kendall membuat Bruce dan Kris menghela napas lega.
Sarapan selesai, Kendall bersama adiknya segera memasukki mobil yang baru di berikan oleh Kris.
Suasana di mobil agak hening dan Kylie memutuskan untuk berbicara.
"Ken, apa kau menyukai Mr. Styles?"
Mendengar pertanyaan Kylie, Kendall sedikit tersentak kaget. Ia menoleh sebentar pada Kylie.
"Y-ya.. kurasa." Jawabnya agak gugup.
"Tidak perlu gugup begitu, Boo. Aku mendukung kalian, kok." Kylie mengelus bahu Kendall membuat wanita itu tersenyum lega sekaligus kagum pada Kylie.
Sesampainya di kantor, Kendall mengajak Kylie langsung masuk ke dalam tapi Ia menolaknya dengan alasan ingin ke kedai sebentar dan nanti mereka berjanji akan makan siang bersama.
Kendall pun berjalan sendiri ke dalam. Begitu Ia melihat pintu lift hampir tertutup, Kendall mencepatkan langkahnya.
Dengan cekatan, tangannya menahan pintu lift itu. Ternyata sudah ada Harry seorang di dalam.
"Good morning.." Sapa Kendall.
"Good morning, beautiful." Harry menarik pinggul Kendall dan mendekatkan tubuh mereka.
"Bagaimana tidur mu semalam?" Tanya Harry.
"Cukup nyenyak.."
"Tentu, karena sebelum kau tidur, aku menciummu." Goda Harry, membuat Kendall tersipuh.
Untung saja lift ini hanya ada mereka yang mengisi.
Pintu lift tergeser, mereka berdua keluar dengan ekspresi wajah yang sewajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER IN LOVE✔️
FanfictionBOOK 1/2 OF PARTNER IN LOVE *dalam revisi* Apakah aku pernah berkata bahwa cinta itu datang tanpa diduga? Jika belum, maka aku baru saja mengatakannya. Sejujurnya, siapa aku? Hanya gadis pengangguran yang hidup seadanya, namun Sang Kuasa mempertemuk...