SIXTEEN

569 74 4
                                    

AUTHOR

Membelah jalanan yang cukup sepi, Kendall mengendarai mobilnya dengan rasa senang di hati. Tidak tau kenapa, tapi dia merasa semangat untuk bekerja kembali di kantor.

Setelah 20 menit mengendalikan steer, sampailah Ia di kantornya. Kendall dan Kylie turun dari mobil itu dan memasukki ruangan masing-masing.

Kendall membuka pintunya dan Ia belum melihat tanda-tanda Harry di sana. Maka, Ia memilih duduk dan langsung mengecek email di komputernya.

Begitu mendengar suara pintu terbuka, Ia mendongakkan kepala dan senyumnya merekah, di kala Ia mengetahui siapa orang yang baru saja masuk.

"Selamat pagi, Mr. Styles.." Ucap Kendall.

Tanpa menjawab Harry langsung menghampiri Kendall lalu memeluk wanita itu tanpa sepertujuan Kendall.

"Hey, ada apa denganmu?" Ucap Kendall heran.

"Aku sudah bilang, bukan? Aku merindukanmu." Jawab Harry.

Kendall pun mempererat pelukannya. "Aku juga."

"Ken.."

"Ya?"

"Can I get a kiss?"

Kendall terdiam sementara, memikirkan jawaban untuk pertanyaan itu. Tapi 'kan tidak ada salahnya, Ia sudah pernah mencium Harry sebelumnya.

Begitu Kendall mengangguk, mereka mendekatkan wajahnya dan mulai melumat bibir satu sama lain.

Kali ini, durasi mereka berciuman cukup lama dari biasanya. Kurang lebih 5 menit.

"Wah, sekarang kau sudah pandai berciuman." Ucap Harry, memandang bibir Kendall yang sedikit bengkak.

Kendall hanya tersipuh malu karena ucapan Harry.

***

Meletakkan pensil di meja, Kendall merenggangkan otot jari serta tubuhnya. Meneguk air mineral, Kendall menghabiskan satu botol kecil itu sendirian.

Ia melihat Harry yang dari tadi tidak berhenti menguap sambil menatap layar monitornya.

"Ekm, maaf mengintrupsimu. Apa kau lelah? Berikan saja pekerjaan itu, aku akan menyelesaikannya sementara kau istirahat sebentar."

Harry menatap Kendall dengan kerutan di dahinya.

"Kau serius? Tidak perlu, Kendall. Aku bisa menyelesaikannya sendiri." Tolaknya secara halus.

"Hey, aku tau kalau sebagian dari pekerjaan itu, adalah tugasku yang kemarin, bukan?" Tebak Kendall.

"Kau benar. Tapi sebentar lagi pekerjaan ini selesai." Harry kembali memaku pada layarnya.

"Baiklah, mungkin kau ingin minum? Aku akan membuatnya." Tawar Kendall.

"Hmm... sepertinya aku ingin teh hangat saja."

Kendall mengangguk dan Ia pun keluar dari ruangannya lalu menuju ke pantry.

Mengambil cangkir, Kendall menuangkan air panas lalu mencelupkan sekantung teh di dalamnya. Setelah air berubah menjadi kecokelatan, Kendall menambahkan 2 sendok teh gula.

Ia menghirup aroma teh tersebut untuk memastikan kalau harumnya enak.

Dengan pelan-pelan, Ia membawa cangkir tehnya. Tetapi, entah dia tidak melihat jalan atau seorang menabraknya, teh itu tumpah membasahi baju kantornya.

"Oh.." Keluhnya pelan.

Ia kembali lagi ke pantry dan membuat lagi teh tersebut.

Membuka pintu ruang kerja, Harry mengernyit bingung. "Apa yang membuatmu begitu lama?" Tanyanya.

PARTNER IN LOVE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang