TWENTY SIX

520 64 6
                                    

KENDALL's POV

'Kendall, don't cry,' Ujar Ibu padaku melalui panggilan video.

Saat aku sedang berada di pesawat, aku terbangun dimalam hari dan tidak bisa menggerakan semua tubuhku. Hal itu sangat menyeramkan, kau tahu?

"Mom, I just wanna get off the plane," Ujarku sambil menyeka air mata. Sungguh, ini pertama kalinya terjadi dalam hidupku.

'Jangan menangis, Kendall. Tenangkan dirimu dan cobalah untuk rileks lalu tidur kembali.' Kata Ibu.

Untung saja pesawat ini adalah pesawat pribadiku, jadi aku tidak perlu diam-diam menangis.

'Hubungi Harry, mungkin dia bisa menenangkanmu.'

Aku hanya mengangguk dan Ibu pun mematikan sambungannya. Aku menegak air putih dan beberapa saat kemudian Harry meneleponku.

Dengan cepat aku menjawabnya, "Halo.." Suaraku terdengar serak karena menangis.

'Ken, ada apa denganmu? Ibumu bilang kau menangis,' Serbunya, terdapat nada khawatir disana.

"A-aku terbangun di tengah malam dan tidak bisa menggerakkan semua anggota tubuhku, seperti ada sesuatu yang menimpaku dan rasanya sangat berat. I'm scared.." Aku kembali terisak.

'Tenangkan dirimu, Babe. Sleep paralysis wajar terjadi padamu, tidak ada dampak buruknya. Lain kali jangan forsir tenagamu, bekerjalah sewajarnya dan banyak istirahat.'

"Tapi ini sangat menyeramkan, Harry. Mataku terbuka, aku bisa melihat, tapi tidak bisa bergerak. Sangat menakutkan."

'Lupakan soal itu, Ken. By the way, I miss you already..'

Aku sedikit terkekeh mendengarnya, Harry benar-benar bisa menghiburku.

"Aku juga, Harry." Aku membalasnya sambil tersenyum, memang dia tidak bisa melihatku tapi aku yakin ia tahu aku tersenyum karena bicaraku kurang jelas.

'Skype? I miss you smile too..'

Lucunya dia, belum genap satu hari aku pergi, tapi dia sudah merindukanku.

***

Paris 4.05 am

Aku menarik koperku hingga masuk ke dalam mobil yang sudah disediakan selama aku di Paris. Mobil ini pun melesat ke hotel yang sudah Kim sewa.

Kim dan North sudah ada di Paris sejak dua hari yang lalu, mereka memang sedang berlibur dan kebetulan aku ditugaskan di Paris.

Tidak lama kemudian, sampailah mobil ini di depan sebuah hotel besar dan mewah. Melangkah turun, aku didampingi oleh bodyguard hingga di depan pintu kamar.

Begitu aku telah masuk, ku rebahkan sejenak diriku di kasur empuk ini dan memutuskan untuk mengabari Harry.

To: Harry
Aku sudah sampai di hotel, wish you were here, Babe :(

Setelah itu amupun mengganti pakaian dan mencuci muka serta menggosok gigi sebelum pergi istirahat. Jet lag sangatlah mengganggu.

***

AUTHOR's POV

Tepat saat matahari mulai nampak, Kendall bangun dari tidurnya. Ia merasa lega dan kembali segar setelah beristirahat. Mendengar suara ketukan pintu, Kendall menyisir sejenak rambutnya dan berjalan membukakan pintu.

Terlihatlah Kim dan North di depan pintu, "Auntiiee!!" Teriak si kecil.

Kendall menyamakan tingginya dengan North dan mengangkat dia dalam gendongan.

"Hey, Northy, apa kabarmu?" Kendall bertanya sambil mencium-cium pipinya, membuat ia merasa tergelitik.

"Hihihi.. aku senaaang!!" Pekiknya lalu memeluk leher Kendall erat.

Kendall dan Kim hanya terkekeh dan merekapun masuk ke dalam dan Kendall membiarkan North bermain dengan bonekanya yang selalu ia bawa.

"Ken, bagaimana kalian?" Tanya Kim, membuat Kendall mengerutkan dahi. Siapa yang dimaksud? "Kau dan Harry, ku lihat semakin hari kalian semakin lengket." Lanjutnya.

Harry? Oh, I miss him already. Apa yang ia lakukan saat weeked tanpaku ya? Apakah ia akan sibuk dengan pekerjaannya? Atau mungkin ia menghabiskan waktu dengan keluarganya? Mengingat ia jarang bertemu dengan kedua orang tua dan kakaknya itu.
Batin Kendall.

"Yeah, seperti yang kau lihat, Kim. Kami baik-baik saja.." jawabnya lesu.

Kim meletakkan tangannya di bahu Kendall sambil tersenyum. Senyumnya ini berbeda, seperti ada maksud tertentu di dalamnya..?

***

AUTHOR's POV

Hari pertama Kendall bekerja di paris telah usai, kini ia sedang mengecek ponselnya. Aneh, itu yang ia rasakan. Pasalnya Harry sama sekali tidak membalas pesannya dan tidak juga memberi kabar. Saat Kendall mencoba untuk menghubunginya, ponsel Harry tidak aktif.

Kendall mulai merasa keresahan dan khawatir, bisa saja Harry sakit atau sesuatu buruk menimpanya. Tapi ia tepis jauh-jauh pikiran itu. Ia tidak ingin Harry kenapa-napa. Dengan gesit, ia mencari nama Gemma di kontaknya dan langsung mendialnya.

Sekitar dua menit berdering, terdengarlah suara 'halo?' Dari seberang telepon.

"Gemma! Ini aku, Kendall," Ucapnya sedikit berteriak.

'Ohh, ada apa, Kenny?'

"Apa kau tahu keberadaan Harry? Dia tidak menghubungiku dari tadi, ponselnya tidak aktif." Kendall mengeluarkan keluhannya.

Gemma terdiam sesaat lalu mulai menjawabnya, 'Aku tidak tahu, Ken. Aku sedang berada di luar London sekarang hingga minggu berikutnya.'

Kendall menghela napas, "Baiklah, terimakasih dan maaf mengganggumu."

'Tidak masalah, Kendall.'

Kendall pun menutup panggilannya dengan helaan napas yang panjang. Ia menaikki mobilnya lalu menatap ponselnya berulang-ulang. Hanya itu yang ia lakukan selama di jalan menuju hotel.

Beberapa menit kemudian, sebuah pesan singkat masuk kedalam notifikasinya.

From: Harry
Maaf, aku sibuk untuk beberapa hari ke depan, aku tidak bisa menghubungimu.

Tidak ada niatan sekecil debu pun untuk membalas pesan itu, mood Kendall sudah terlanjur jatuh. Setelah ia tiba di hotel, masuklah kedalam kamarnya dan ia merebahkan diri disana.

Daripada bosan, lebih baik ia memutuskan untuk berjalan-jalan dengan temannya yang kebetulan tidak berada jauh dari hotelnya. Kendall mendial nomornya, tetapi ternyata tidak aktif.

"Mengapa orang-orang sangat aneh hari ini?" Gumamnya kesal.

Natal sebentar lagi datang dan cuaca sudah mulai dingin. Salju berjatuhan ke tanah dan banyak orang yang menikmati hangatnya perapian dengan segelas cokelat mereka yang nikmat.

Tetapi yang Kendall lakukan hanyalah menyembunyikan dirinya di dalam selimut hingga lama-kelamaan ia tertidur.

*Di tempat yang berbeda*

"Pastikan semuanya lancar, kau sudah benar-benar memikirkannya, bukan?" Tanya lelaki ini pada bawahannya.

"Tentu saja, aku yakin, hari itu akan menjadi momen yang tidak pernah dilupakannya, Tuan" Balasnya.

Si Tuan ini tersenyum miring membayangkan rencananya yang kelewat sempurna bagi dia.

"Aku tidak sabar menunggu hari itu, sayang." Ujarnya sambil memandangi foto Kendall dan tentu dengan berseringai.



Haeee
Setelah sekian lama aing ga update hahaha
Maapkeun yaa
Vomments for quick update ;)

PARTNER IN LOVE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang