Bel pulang sekolah berbunyi.Siswa SMA Tetra Nusa Dua berhamburan keluar kelas.
Sekolah yang termasuk jajaran sekolah Internasional dan elit.
Muridnya rata-rata menggunakan mobil pribadi dan motor gede.
Jarang yang ada naik angkutan umum.Masih ada beberapa siswa yang berlalu lalang disekitar sekolah.
Di koridor, terlihat seorang wanita cantik berambut panjang berwarna coklat berkilau memakai atasan biru muda, bawahan celana levis pensil hitam ketat, sepatu tinggi dengan hak lancip tujuh senti dan membawa tas branded yang terlihat mahal.
Gadis itu menuju ke arah seorang laki-laki tampan yang sedang bersandar sambil main handphone.
"Permisi, ruang kepala sekolah dimana ya?" Suara wanita itu dengan lembut.
"Lurus, belok kiri." Siswa laki-laki yang diajak berbicara hanya menjawab dengan cuek dan menoleh sebentar.
"Makasih ya." Wanita itu tersenyum yang menambah pesona kecantikannya.
"Hm." jawab Kafka dengan acuh sambil memasang wajah malas saat menatap wajah cantik itu.
Wanita cantik itu lalu berjalan ke arah ruang kepala sekolah. Ketika berbelok dia bertabrakan dengan laki-laki yang lebih tampan dari yang tadi.
Laki-laki itu memegang pinggangnya dengan kuat supaya tidak jatuh.
Diperhatikannya wajah laki-laki tampan yang sedang memegang erat pinggangnya. Wajahnya sempurna tanpa cela. Wanita itu seketika terpesona.
"Maaf, saya tidak sengaja." Sambil membantunya berdiri.
"I-iya. Seharusnya aku hati-hati tadi. Aku minta maaf juga ya." katanya salah tingkah.
"Saya permisi." Laki-laki itu tersenyum.
Saat beberapa langkah berjalan, tangan laki-laki itu ditarik olehnya.
"Nama kamu siapa?"
"Alex. Alexander Devan."
"Aku Bella, Mabelline Asta. Semoga kita bisa ketemu lagi ya. Dah." Bella tersenyum dan melambaikan tangan sambil berjalan menjauh.
"Hm.. Salah satu karya Tuhan yang paling indah, cantik sekali." Dev tersenyum melihat gadis itu yang semakin menjauh sambil menggaruk tengkuknya tanda salah tingkah kemudian melanjutkan langkahnya ke arah lapangan basket.
-*-
Di perpustakaan Feby sedang konsentrasi mengerjakan ulangan susulan kimia. Bu Diyah, guru kimia, sedang memerhatikan murid yang ada didepannya, menatapnya iba.
"Feby?"
"Iya, bu?"
"Kamu pasti sedih dengan apa yang menimpamu. Ibu turut berduka cita. Semoga kamu baik-baik saja. Jangan terlalu dipikirkan ya, Feby. Semangat belajarnya, sebentar lagi mau lulus."
"Terimakasih, bu. Amin." Feby tersenyum sendu.
"Sebentar, ibu mau ke toilet dulu."
"Iya, bu."
Bu Diyah berjalan pergi.
Setetes air mata jatuh.
"Ya Allah, beri aku sedikit kebahagiaan."
Ia berdoa sambil sesenggukan.Feby merasakan tangan seseorang memegang pundaknya dan mengusap kepalanya. Ia menengok ke atas untuk melihat. Feby membulatkan matanya terkejut.
"Jangan nangis. Nanti bedak lo luntur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Twice [Completed]
Romancesahabat berlawanan jenis, memang tidak akan selamanya murni sebagai sahabat. Si gadis sederhana, sahabatnya yang sombong, dan sebuah nama dari mimpinya.