End

283 5 0
                                    

Satu tahun kemudian..

Limosin hitam mengkilap milik keluarga Alexander tiba di mansion. Semua orang menanti ke datangan sang tuan muda mereka yang sudah sukses dengan perusahaan California miliknya sendiri di negara adidaya tersebut.

Rasa rindu pada istrinya yang membawa Dev ingin secepatnya pulang ke tanah air.

Dulu, Dev ingin pergi mengurus perusahaan setelah Feby hamil supaya bisa ikut ke California. Rencana membuat istrinya hamil  berhasil, tapi Feby menolak ikut. Feby bersikukuh akan tetap di Indonesia merawat mertuanya yang sedang koma di rumah sakit.

Feby sedikit trauma mengingat kejadian sabotase di mobil keluarga Alexander. David mendorong Feby keluar  dari mobil untuk mencari bantuan, sedangkan Nesa tidak sadarkan diri dengan kaca mobil menghunus lengan kirinya.
Kabar terakhir yang Feby dapat dari dokter keluarga Alexander, bahwa  mertuanya koma.

Hari pernikahan mereka menjadi suatu petaka. Dev meminta polisi mengusut tuntas siapa dalang dan rekan-rekannya.

Berselang beberapa minggu kemudian, polisi menetapkan Yulia sebagai dalang utamanya. Whitney, Bella, Jihan, dan Dilla adalah rekan lainnya. Feby dan Dev tidak menyangka Dilla juga berpartisipasi menjadi komplotan penjahat bersama nenek Dev.

Selang beberapa bulan pernikahan, perusahaan di California membutuhkan David karena anjloknya harga saham dan kalahnya perusahaan dalam banyak tender. Dengan terpaksa Dev terbang ke California untuk menggantikan David yang masih koma. Butuh waktu lama untuk membangun kembali perusahaan yang sudah bangkrut, tapi Dev berusaha demi keluarganya.

Dev tidak pernah ketinggalan berita tentang keluarganya di tanah air. Saat Feby tidak memberi kabar berhari-hari, Dev curiga.

Dev menelpon Sam dan bertanya, apa yang sedang istrinya lakukan? Sam menjawab, nyonya sedang hamil muda, tuan. Sam membuat Dev terkejut bukan main.

Setiap hari Dev memaksa Sam untuk memberikan video call-nya untuk Feby. Sempat di dengarnya Feby marah-marah dan mengusir Sam. Oh damn! Itu bukan gaya Feby, batin Dev.

Sekarang Dev pulang dengan membawa sejuta kebahagiaan untuk keluarga besar juga keluarga kecilnya.

Sam membuka pintu mobil mewah di depannya, menyambut sang tuan muda dengan senyum di wajah tuanya. "Selamat datang di rumah, tuan muda."

Dev menatap kepala pelayan mansion keluarganya dengan senyum bahagia. "Terima kasih."

Nesa berlari menghampiri anaknya dengan air mata bahagia. "Devan.. anak mama."

Dev memeluk mamanya. "Mama senang kamu sudah kembali sayang."

"Aku lebih senang bisa bertemu mama." Nesa mencium kedua pipi putranya.

"Ayo masuk, mereka menanti kamu untuk memotong kue ulang tahun."
Nesa menarik tangan putranya masuk ke dalam rumah.

Tiupan terompet dan confetti memenuhi ruangan. Tante Rein sebagai MC yang menyambut Dev suka cita. Serempak semua orang di ruang keluarga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Dev. Hati Dev begitu bahagia juga terharu, matanya mencari istrinya.

Nesa memberikan buket bunga. "Sekarang kamu duduk di sini. Bunga ini kamu kasih ke hadiah mama kalau kamu suka."

Dev tersenyum penuh arti. "Badut manis lagi, ma?"

Nesa tertawa lalu naik ke atas panggung, mengecek mic dan mulai berbicara.

"Baiklah, selamat datang putra kesayanganku. Terima kasih kamu sangat berjasa untuk perkembangan bisnis Alexander di Amerika. Mama sangat sayang padamu. Mama minta maaf karena kamu hidup sendiri di sana. Kamu memiliki istri tapi kamu tidak bisa membawanya. Mama minta maaf sayang.. seandainya pernikahan setahun lalu berjalan lancar, kita tidak akan berpisah. Kami di sini selalu mendoakanmu supaya cepat pulang dan bisa berkumpul lagi."

Nesa mengelap air mata yang jatuh di pipinya. "Sekarang kamu sudah di sini, bersama kami yang mencintaimu."

Nesa menatap putranya yang memberikan ciuman jarak jauh untuknya. "Oke, langsung saja. Ini hadiah untukmu. Kita sambut.. big bunnies.."

Datang dua badut kelinci besar, yang satu pink dan satunya lagi putih. Waktu itu badut kelincinya abu-abu, sekarang pink dan putih?

"Dev, beri bunga untuk kelinci yang kamu suka." Nesa memberitahu lewat mic.

Dev melangkah menuju panggung membawa buket bunga. Matanya mengawasi ke dua badut kelinci di depannya.

"Ayo beri bunganya." Teriak saudara laki-laki Dev.

"Dia pasti kebingungan kan?" Ujar saudara yang lainnya.

"Dev, warna kesukaanmu adalah kuncinya."

"Woooo.." sorakan untuk pemberi clue.

"Jangan dengarkan dia, Dev."

Nesa berbisik ditelinga Dev, "Ayo sayang pilih, yang manakah ia?"

Dev membalikan badan kembali ke meja semula dengan membawa buket bunganya.

"Ah.. Dev tidak memilih.." Nesa mendesah kecewa.

"Ada apa, Dev? Salah satu dari mereka itu istrimu." Ucap seorang saudara perempuan Dev.

"Baiklah tolong mundur dulu.. berikan jarak untuk hadiah selanjutnya." Nesa membimbing kedua kelinci disampingnya.

Datang dua orang bertopeng dengan jubah hitam. Dev menelusuri kedua orang dipanggung dengan tajam dari tempat duduknya, Dev menggelengkan kepalanya.

"Hadiah terakhir.." ucap Nesa.

Seorang staf mendorong roda dengan Kotak besar berpita di atasnya.

"Kamu tidak penasaran dengan kotak ini? Siapa tahu yang kamu cari ada di sini." Nesa membujuk Dev.

Dev memperhatikan kotak besar berpita itu, terlebih pada sesuatu yang terjepit di tutup kotaknya. Dev mengangguk, berjalan ke panggung.

"Kamu suka hadiah yang ini? Kotak misterius ini?" Nesa antusias.

"Bagaimana memberi bungannya, ma?"

"Kamu berdiri di depan kotak dan dalam hitungan ke tiga kotak akan terbuka. Satu.. dua.. tiga!"

Tutup kotak terlempar, muncul wanita yang menjadi istrinya dengan gaun Gucci pemberian pertamanya.
Spontan Dev langsung memegang kedua sisi kepala Feby dan menciuminya penuh kerinduan.

Feby yang terkejut mendorong Dev, malu ditonton puluhan mata. Dev dengan gemas memeluk Feby, membawanya berputar-putar.

"Pegang ini untukmu, sayang." Dev menaruh buket ke tangan Feby.

"Aku bahagia tidak salah memilih." Dev mencium pipi Feby gemas.

"Hati-hati Dev, seorang bayi sedang tumbuh di sini." Feby mengelus perutnya yang masih rata.

"Kamu baik-baik saja, nak? Papa sangat bahagia dipertemukan dengan mama, sayang. Maafkan papa." Dev mencium perut Feby.

Seisi rumah tertawa. Feby merona malu, memilih menyembunyikan wajahnya di bahu dalam Dev.

"Saatnya kalian buka kostum." Ucap Nesa.

"Haah panas sekali." Kelinci putih ternyata Dimas.

"Bisa kurus di dalam sini." Kelinci pink, David.

"Ini sangat merepotkan, sayang." Nana menggerutu dibalik jubah dan topengnya.

"Ya, begitulah. Princess gue harus seneng." Alva di balik jubah satunya.

Dev menatap Alva dengan waspada, mendekap Feby lebih dalam.

"Selamat datang dan selamat ulang tahun, Dev.. sayang." Feby memainkan kancing kemeja Dev dan menatap pemiliknya.

"Terima kasih, istri tercinta." Dev mengecup kening Feby.















-End-


Akhirnya kelar juga wkwk, aku mau promosi lagi nih buat cerita yg kedua. Judulnya Eleven. Jadi ceritanya itu tentang cowok yg suka gonta-ganti pacar, tapi ceweknya yg ke sebelas ini yg paling ngena buat Ical, si tokoh utama.
Oke, gitu aja. Selamat mampir yaa teman-teman di Eleven.. Bye bye.

Be Twice [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang