11

172 7 0
                                    

Sebulan kemudian..

Tok tok tok

"Maaf mengganggu, nona. Anda sudah ditunggu di ruang makan."

"Iya, nanti aku akan kesana, paman."

"Baiklah, saya permisi." Kepala pelayan itu tersenyum.

Feby mengambil tas sekolahnya yang ada di bangku meja rias.

Hari ini ia berpenampilan sedikit berbeda. Biasanya rambutnya hanya dikuncir kuda, sekarang digerai dan memakai jepit rambut berbentuk bunga rose juga Sedikit lipgloss pink dan bedak tipis.

Aku tidak perlu menggunakan penjepit bulu mata, pensil alis, bulu mata palsu, blush on, dan eye shadow, karena menurutnya itu sangat berlebihan.

Selesai.

Feby menuju pintu dan menutupnya. Setengah berlari lewat tangga dan berjalan cepat ke ruang makan.

"Selamat pagi, nona." Sapa seorang pelayan wanita di depan pintu ruang makan.

Feby tersenyum padanya dan membalas sapaannya juga.

"Selamat pagi semua." Sapanya untuk semua yang ada dimeja makan.

"Pagi, sayang. Wah kamu terlihat berbeda hari ini." Nesa memberi komentar.

"Terlihat lebih cantik." kata David memuji, membuatnya jadi tersipu.

"Tidak biasanya, By." tanya Dev penasaran.

"Apa tidak boleh, Dev?" Nesa menatap anak satu-satunya, yang ditanya hanya mengangkat bahunya acuh.

Feby duduk di samping Nesa. Menu sarapan pagi ini nasi goreng ati ampela ditambah ayam goreng juga susu putih.

"Hari ini cabang perusahaan kita yang di Amerika mendapat undangan resmi dari HGT Corp di Bandung. Papa mau kita semua pergi ke acara itu."

"Feby diajak kan, pa?"

"Tentu saja, ma. Feby bukan orang lain ataupun tamu lagi. Tapi anak perempuan mama."

"Beneran, pa? Kita akan mengangkat Feby jadi anak perempuannya mama?" Nesa terlihat senang sekali.

"Tidak, aku tidak mau punya adik perempuan." Dev protes.

"Dev benar. Dia tidak mau Feby menjadi adiknya melainkan menjadi menantu kesayangan mama, benar kan, Dev?"

Dev memelototi mamanya.

"Ya Allah, mama lupa. Hihi." sambung Nesa.

"Terus saja meledek. Orang yang dimaksud juga tidak mengerti. Aku duluan, ma, pa." Dev langsung pergi.

"Dev tunggu aku, Om tante aku pamit ya. Assalamualaikum." Mencium tangan David dan Nesa.

"Waalaikum salam. Hati-hati dijalan."

-*-

"By, pulang sekolah aku ada latihan basket. Kamu bisa nunggu kan?"

"Hm.. Bisa kok. Tapi sampai jam berapa?"

"Jam 3 mungkin sudah selesai." Feby  mengangguk sambil menggembungkan pipi.

"Penampilan kamu berbeda. Tidak seperti biasanya." Dev penasaran.

"Nothing. Cuma mau berubah sedikit."

"Cantikan dikuncir. Lihat kamu digerai itu gerah."

"Tapi kamu tidak pernah bilang Syeila seperti itu, padahal dia selalu digerai rambutnya."

"Ya karena dia memang cantik. Berbeda dengan kamu, By."

"Maksud kamu aku jelek kalau digerai?" Feby tersinggung.

Be Twice [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang