Suara jepretan kamera terdengar berkali-kali dan tidak beraturan ketika keluarga Alexander turun dari limosin hitam mengkilap saat terkena cahaya.David Alexander dan istrinya yang pertama turun, disusul oleh pewaris tunggalnya dan anak sahabat karibnya.
Mereka berjalan di karpet merah dan disambut hangat oleh pemilik pesta.
Agnesa Ismi, istri David Alexander, tidak pernah melepaskan gandengan tangan suami tercinta. Ia terlihat sangat bahagia saat menghadiri pesta kepulangan sahabatnya, Reina Fisya."Apa kabar, Rein? Sudah lama kita tidak arisan bareng lagi." ucap Nesa sambil cipika-cipiki.
"Emang berapa tahun sih? Baru 4 tahun aku karir di Belanda udah lama aja?"
"Itu lama, Rein. Kamu keasyikan disana jadi lupa sama temen."
"Kamu sahabat aku, Nes. Sahabat spesial pake telor sama bakso."
"Ah, kamu bisa aja."
Tawa bahagia terdengar diantara mereka.
Berbeda halnya dengan laki-laki tampan di belakangnya ada sang pewaris tunggal perusahaan raksasa D Holding Inc., Alexander Devan, yang terlihat dingin.
"Eeh, kamu udah gede aja. Tambah ganteng ya.. Aduhh kalau tante masih bisa punya anak tante jodohin sama kamu. Tapi nanti anak tante masih kecil kamunya udah bangkotan lagi."
Yang diajak mengobrol hanya tersenyum sekejap langsung hilang."Hm.. Kamu ga suka ya dateng kesini? Emang kamu ga kangen sama tante?" Reina bertanya pelan karena merasakan aura tidak suka pada Dev.
"Maaf, tante."
"Eeh, ini siapa? Ayu banget. Pacar kamu, Lex?" tanya Reina dengan nada heboh.
"Teman." jawab Dev cuek.
"Oooh, temen.. Kamu cantik banget, sayang." Reina mengangguk dan mengambil tangan Feby.
"Tante Reina. Nama kamu siapa, sayang?"
"Feby, tante."
"Ahh, senang berkenalan sama kamu, Feb. Tante kira kamu pacarnya Alex. Oh! Tante juga punya anak laki-laki yang ga kalah ganteng dari Alex. Badannya tinggi, kulitnya putih, matanya sipit, alisnya tebal, ga kumisan apalagi jenggotan. Ganteng deh pokoknya. Tapi sayang, dia udah tunangan sama wanita blasteran jepang."
"Ooh.."
"Kamu kalau liat anak tante juga pasti naksir deh. Orang yang suka sama anak tante itu kebanyakan seumuran tante semua. Tunangannya juga tiga tahun lebih tua dari dia."
"Anaknya tante umurnya berapa?"
"Dua puluh tahun, kamu delapan belas kan?"
"Iya bulan Februari nanti." Feby tersenyum.
"Pas bulan valentine dong? Nanti dikasih coklat sama cium ya sama pacarnya?" goda Reina. Feby hanya tersenyum.
Feby nengok ke samping untuk melihat ekspresi Dev, tapi air mukanya masih seperti tadi, dingin.
"Yaudah, tante kesana dulu ya mau nyambut para tamu. Bye, sayang." Reina mencium pipi kanan dan kirinya Feby.
-*-
Feby mengenakan gaun berwarna peach bermotif bunga samar-samar tanpa lengan yang panjangnya menutupi sampai mata kaki juga sepatu heels tiga centi, pemberian Nesa. Make up natural, rambut dikepang menyampir di bahu kanan dan karena poninya sudah panjang, ia menjepitnya dengan boby pin supaya terlihat rapi. Juga kalung milik almarhumah Liana, liontin bermata ruby. Liontin yang dibelikan Dimas untuk Liana waktu Feby lahir.
Tidak mewah tapi sederhana. Seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Twice [Completed]
Romancesahabat berlawanan jenis, memang tidak akan selamanya murni sebagai sahabat. Si gadis sederhana, sahabatnya yang sombong, dan sebuah nama dari mimpinya.