Tiga Belas - Sebuah Status

3.5K 152 15
                                    

Matahari sore tampak terlihat di ujung jalan ,sinarnya jatuh tepat di depan kaca mobil dan menerpa dua orang yang berada di dalamnya.Sunset memang belum tiba namun,cahaya matahari sangat indah,mungkin sekitar dua jam lagi menjelang sunset.

Agnes memandang cahaya sore itu sambil mendengarkan musik dari earphone nya, ia tak tahu kemana arah mobil ini melaju .Dan tentu saja ia tak mau tahu tentang itu.Sudah dua hari Semenjak malam pesta di rooftop dan malam dimana ia bertemu Niko di koridor hotel. Agnes tampak murung dan jarang berbicara .

Nando yang sedari tadi melirik ke arah Agnes pun ikut penasaran dengan apa yang membuatnya tampak sedih seperti itu. Nando menambah laju mobilnya melewati jalan Perbukitan yang indah .

"Kau baik-baik saja nes ?," Nando bertanya.

Agnes mengangguk sambil terus menatap langit.

"Sebentar lagi kita sampai ", Agnes mengangguk lagi.

Mobil memasuki sebuah gerbang besi yang cukup besar ,dan ada dua lelaki dengan badan kekar dan wajah yang sedikit menyeramkan berdiri di kedua sisi pintu gerbang.

Mobil berjalan pelan memasuki halaman ,Dan Nando menghentikan mobilnya di depan rumah . Nando turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Agnes. Agnes menaruh ponselnya di dalam tas dan segera turun dari mobil.

"Kita sudah sampai honey,ini Rumah kita .Dan mulai sekarang kita tinggal disini ,"Nando menutup pintu mobil dan seseorang datang untuk mengambil alih mobil Nando dan membawa nya ke garasi di sebelah barat.

Agnes merapatkan Jaket di badannya. Ia melangkah meninggalkan Nando. Agnes menatap dengan teliti setiap detail dari rumah besar di hadapannya . Ia melihat sekeliling rumah ,ada sebuah pohon besar di halaman samping kanan dekat kolam ikan dan jembatan kecil di tengah kolam. Agnes berjalan menuju pintu rumah .Saat Agnes hendak membuka kenop pintu tiba -tiba pintu terbuka otomatis.

Sejenak Agnes terkejut namun,ia segera melakukan penelitian kembali ke seluruh ruangan di dalam rumah. Satu langkah Agnes masuk ke dalam rumah ada 12 wanita dan 5 pria dengan seragam biru berjejer rapi di dalam rumah. Mereka menunduk hormat kepada Agnes .

"Mari saya antar ke kamar anda miss," wanita dengan rambut sedikit cokelat itu mempersilakan Agnes untuk mengikutinya.

Wanita itu mengantarkannya di sebuah ruangan yang sangat besar, sebuah Kamar yang 4 kali lipat dari ukuran kamarnya sendiri .Ada kasur yang sangat besar yang mungkin cukup untuk 7 orang .

"Saya permisi miss," wanita tadi menunduk dan meninggalkan Agnes yang masih melihat isi kamar.

"Tunggu,," Agnes memanggil wanita itu. Dan wanita itu berbalik menoleh Agnes.

"Bisa tolong panggilkan Nando,"Wanita itu menggangguk.

Nando yang sedang menelpon seseorang di ponselnya nya kaget saat seseorang memanggilnya.
"Mister Nando, miss Agnes Memanggil anda .,"

"Oh iya. Dimana dia ?,"

"Di kamar utama sir," Nando segera ke ruangan dimana Agnes sedang duduk di kursi kayu dengan ornamen pahat .

"Kau memanggil ku nes ," Nando ikut duduk di dekat Agnes .

"Jelaskan ,"

"Aku sudah menjelaskan sebelum kau masuk ke dalam rumah ,ini rumah kita ," Nando tersenyum sambil melepas jaketnya.

"Maksudku jelaskan kenapa ada banyak orang dirumah ini,dan kenapa kita berada jauh dari kota," kalimat terpanjang Agnes pun membuat Nando tertawa kecil.

"Akhirnya aku bisa mendengar suara mu nes,sedari tadi kau diam ," Agnes membuang muka dengan kesal.

"Hanya dua jam setengah jarak rumah ini ke kota honey,aku hanya ingin membawamu kesini ,"

TERLALU ISTIMEWA          ( LENGKAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang