Dua Puluh Sembilan- Memar

3.1K 148 9
                                    

"Jessica"

Agnes mencoba mengamati wajah wanita yang kini berada di depannya.

"Apakah dia ? Wanita yang di ceritakan Nando ? Wajahnya mirip sekali dengan foto yang Nando perlihatkan padaku ?"

Hati Agnes bertanya-tanya apakah benar wanita ini adalah Jessica yang di maksud Nando. Wanita gila yang sangat terobsesi dengan suaminya. Beberapa waktu lalu Nando telah menceritakan semua tentang Jessica tanpa ada yang tertinggal.

Jessica,wanita gila yang terus saja menganggu kehidupan Nando .Wanita yang telah merenggut nyawa seseorang yang pernah dekat dengan Nando. Agnes menatap mata Jessica tajam.

"Kau tidak boleh takut Nes,kau harus terlihat keren menanggapi wanita ini "Hati Agnes memberi semangat.

Ia raih tangan Jessica yang sudah lama menggantung di udara.

"Agnes Domenic"jawabnya dengan percaya diri.

Seketika wanita itu merubah ekspresi wajahnya yang tadi masih terlihat ramah menjadi ekspresi wajah tak percaya bahwa Agnes dengan berani meraih tanganya dan menyebutkan nama lengkap dengan gelar Domenic .

Melihat perubahan Ekspresi Jessica ,Agnes segera pergi meraih tangan mungil Elby ."Maaf ,kami harus pergi"

Jessica hanya terdiam dengan menatap Agnes tanpa lepas .

"Yeah,kau cukup berani Mrs Domenic,. Kita lihat saja nanti apa kau masih berani jika kau sudah tau seberapa gila aku ini".

"Mama,koq diam saja .Mama capek ? Elby memandang wajah mamanya ,ia bingung mengapa mamanya hanya diam dengan tatapan mata melayang memikirkan sesuatu.

"Tidak sayang,mama tidak apa" Kesadaran Agnes muncul ketika Elby memeluk kakinya .

"Elby ,mau beli apa sayang ?" Elby menggeleng .

"Kita pulang saja ma," ajak Elby ,ia tau bahwa mamanya tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ia melihat jelas wajah Agnes pucat.

Di rumah Agnes meletakkan tasnya di sofa dan duduk disana. Elby ikut duduk di samping Agnes .

Agnes merebahkan kepalanya di atas sandaran sofa. Bagaimana bisa ia bertemu dengan Jessica secara tidak sengaja. Tidak ! Mungkin saja ia mengikutinya .

Agnes sekarang paham mengapa Nando tidak mengijinkannya pergi keluar sendirian. Sekarang ia paham mengapa ia selalu berada di dalam rumah dan selalu khawatir jika telpon tidak di angkat dalam jangka waktu 20detik.

Elby melepas sepatu dan berdiri di sofa mendekatkan badannya ke arah Agnes"Mama istirahat aja kalau cape" Elby mengusap pipi Agnes,pria kecil itu menatap mata Agnes dengan tatapan sayang.

Agnes merasa tersentuh dengan perhatian Elby yang begitu menyayanginya.Ia menggeleng dan kemudian tersenyum .

"Tidak El ,mama tidak cape koq" Agnes memeluk tubuh Elby kemudian mencium hangat pipi Elby seakan memberi tahu bahwa ia baik-baik saja.

"Beneran mama tidak cape" Elby melepas pelukkannya dan menatap wajah Agnes serius.Agnes menggeleng meyakinkan Elby yang terlihat khawatir .

"Kalau mama cape ,El bisa koq pijitin kaki mama" Elby berkata sambil membulatkan matanya ekspresinya sangat lucu saat itu.

"Oh,sayang tidak . Mama tidak cape ,"

"Elby tidak suka dengan tante yang menabrak mama di mall tadi,Lihat !" Elby meraih lengan mamanya pelan "Lengan mama biru "

Agnes melirik ke arah lengan kanannya ,dan benar lengan itu membiru "astaga, keras sekali wanita itu menabraknya hingga meninggalkan bekas memar seperti ini "

TERLALU ISTIMEWA          ( LENGKAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang