SIXTEEN

121K 6.1K 132
                                    



GABBY POV

Kok mulut gue gampang banget ya buat ngomong putus? Tapi hati gue berbanding balik dengan mulut gue. Kok gue nyesel ya udah mutusin dia. Kaya ada yang ngeganjel di hati gue, jujur gue gak rela mengucapkan kata pahit itu.

Gue juga bingung kok mulut gue bisa seenaknya ngomong gitu. Sebenernya gue nyaman sama Gerald cuman dia itu ngasih perhatiannya terlalu over. Apa gue ke rumahnya aja? Tapi gengsi ah, lagian udah malem juga. Mungkin besok deh gue pikir-pikir lagi.

Tapi kalau misalkan Gerald udah punya cewek lagi, apa gue sanggup? Mungkin gak. Karena gue juga udah jatuh pada pesonanya. Arghhh mulut sialann.

Gue takut Gerald bakal lupain gue, dan punya cewek lain. Lo kenapa sih Gab, lo yang bilang putus malah lo yang menyesal? Gue pasrah gimana kedepannya aja. Ini salah gue yang asal ngomong. Gue hanya menjalani saja bagaimana takdir gue untuk kedepannya.

AUTHOR POV

Gabby ke sekolah diantar oleh Pak Tono kembali, mana mungkin dia naik mobil sendiri yang ada ia akan kembali lagi pada rumah sakit, satu tahun yang lalu Gabby pergi ke pesta temannya semasa SMP menggunakan mobil dan apa? Belum sampai pesta dia sudah kecelakaan. Dan jika ia minta jemput Gerald ia berfikir 'Gengsi lah gue yang mutusin tapi masa gue yang minta anter.' begitulah fikir Gabby.

Kali ini wajah Gabby masam tidak ada aura-aura yang terpancarkan. Dia masih saja menyesali ucapannya kemarin itu. Saat ia berjalan menuju kelas saja ia masih bergelut dengan pikirannya.

'Bodo amat si lo mulut'

'Gue kan gak ada maksud buat mutusin Gerald, mulut!!'

'Pokoknya kalau terjadi sesuatu ini salah lo mulutt!'

'Lo bikin hidup gue rumit, dasar mulut main ceplos aja!!'

Mungkin dia sudah gila, berbicara dengan mulut? Padahal ia yang memutuskan tapi ia juga yang menyesali. Apakah putus cinta membuat gila? Mungkin akan gila jika orang itu yang di putuskan, tapi bahkan Orang ini yang memutuskan tapi ia juga yang gila.

Sampai di kelas Gabby masih saja melamun dan menyesali perkataannya.

Brak..

"MULUTT SIALANN!" Kaget Gabby dengan keras.

"Hah? mulut sialan? Kok gue gak paham?" tanya  Natasya dan Gia bingung yap yang memukul meja Gabby adalah Gia dan Natasya.

"Gak usah di pahamin emang dasar nya lo berdua itu lola." balas Gabby. Bahkan saat ini Gabby bilang ke teman-temannya bahwa mereka lola, kurang gila apa coba? Wajar jika mereka bingung karena mereka tidak tahu apa-apa.

"Sya emang ada ya mulut sialan? Kaya gimana?" tanya Gia pada Natasya.

"Ntah, coba lo tanya ke dokter nanti, mulut sialan kaya gimana." balas Natasya asal.

"Gue tau lo lagi mikirin sesuatu, cerita dong. Waktu itu kita kagetin lo kagetnya ngucapin Gerald nah sekarang lo malah ngucapin mulut sialan. Lo punya masalah apa sama mulut  sialan itu." tanya Gia.

POSESIVO (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang