THIRTY SIX

106K 5.6K 304
                                    

Kali ini Gabby sedang di omeli habis-habisan oleh Pak Didi, di karenakan Gabby tidak mendengar penjelasan yang Pak Didi berikan dan tidak dapat menjawab pertanyaan yang Pak Didi berikan seputar materi yang telah beliau sampaikan.

Ya Gabby ingin cepat-cepat istirahat ia sungguh mengantuk dengan pelajaran sejarah ini, entah sudah berapa kali ia menguap. Semalam Gabby menonton para Laki-laki sipit di Laptop-nya hingga tengah malam.

"Kau ini, Jika tidak mendengarkan saya sedang menjelaskan. Harusnya kau juga bisa menjawab pertanyaan yang saya berikan!!" tegas Pak Didi.

"Iya Pak Maaf," balas Gabby malas.

"Sekarang kau cuci muka, dan langsung sapukan lapangan outdoor karena disana banyak sekali daun yang sedang berguguran!" kini Pak Didi malah seenaknya menghukum Gabby.

Gak tau apa kalu gue ngantuk. Malah disuruh bersihin lapangan! batinya dengan kesal.

Gabby hanya mengangguk pasrah dan mulai berjalan ke pintu yang terdapat di kelasnya, tiba-tiba ada suara yang menghentikan langkah gadis itu.

"Saya juga ikut di hukum Pak!" siapa lagi jika bukan kedua sahabat Gabby yang selalu menemani Gabby saat di hukum seperti ini.

"Saya tidak menyuruh kalian untuk bicara!" tegas Pak Didi.

"Saya selaku sahabat Gabby, tidak terima kalau Gabby di hukum sendirian untuk membersihkan lapangan yang sangat luas itu!" ucap Nata dengan formal.

"Ya dan kami malah disini tanpa membantu Gabby untuk membersihkan lapangan, apa itu arti sahabat Bapak Didi yang terhormat?!" balas Gia dengan formal.

"Baiklah, saya bangga memiliki anak didik seperti kalian yang mencerminkan ke-solidaritasan sesama sahabat. Tetapi ini berbeda, jika saja Gabby mendengarkan penjelasan yang sedang saya berikan. Saya juga tidak mungkin akan menghukumnya." balas Pak Didi.

"Jika kalian masih ingin ikut bersama Gabby, saya akan memberikan nilai kalian C di rapot. Karena sudah berani menantang guru." lanjut Pak Didi.

"Udahlah Nat, Gi pliss jangan ikut gue. Ok?" bisik Gabby tak enak.

"Tap-"

"Jangan plis, gue mohon ke lo berdua." mohon Gabby dengan pasrah mereka berdua menyetujui keinginan Gabby dengan berat hati.

"Kami tidak jadi ikut!" ucap Gia malas pada Pak Didi.

"Gabby waktumu untuk membersihkan lapangan sampai jam isttirahat datang." tegas Pak Didi.

"Baik Pak," balas Gabby dengan sok sopan berbanding balik dengan hatinya yang sudah memaki-maki guru berkumis lebat itu.

Untungnya waktu istirahat tinggal 15 menit lagi, dan lapangan outdoor pun tidak begitu kotor. Jadi ini cukup memudahkan Gabby untuk mengerjakan hukuman itu.

"Aduh neng Gabby ngapain sapu lapangan? Ini kan tugas bapak. Udah biar bapak aja." tiba-tiba datang Pak Ujang selaku tukang sapu di sekolah itu.

"Eh Pak, gak apa-apa. Ini Gabby lagi di hukum Pak. Bapak istitahat saja dulu." balas Gabby, Gabby pernah berfikir bahwa seumuran Pak ujang sudah tak pantas untuk bekerja. Karena usia yang menjadi hambatan-nya, Pak Ujang sudah menginjak kepala 7.

"Aduh si eneng, gak apa-apa biar ku Bapak we di bersihkan-nya." ucap Pak Ujang tak enak.

"Gak apa-apa Lak, ini hukuman Gabby bukan Bapak. Jadi Bapak istiahat saja dulu ya." balas Gabby ramah.

"Aduh nuhun pisan ya neng Gabby, kalau ada apa-apa neng Gabby langsung cari Bapak ya." ucap Pak Ujang yang diangguki oleh Gabby, setelah mengucapkan kalimat tersebut Pak Ujang langsung meninggalkan Gabby sendiri.

POSESIVO (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang