FOURTY TWO

87.7K 5.7K 1.3K
                                    

Keadaan masih saja sama seperti hari-hari sebelumnya, Gabby dan yang lainnya masih menunggu Gerald untuk bangun dari komanya. Gabby hanya dapat melihat dari luar kaca saja.

Gerald yang sedang berjuang di dalam sana hanya dengan di temani alat-alat kedokteran yang mampu membuat ia bertahan hidup.

Gabby tak bisa membayangkan jika suatu saat alat itu terlepas dari tubuh Gerald. Dokter tidak memperbolehkan siapa pun yang masuk kedalam ruang inap Gerald.

Dokter bilang bahwa Gerald jangan di jenguk terlebih dahulu saat dalam kondisi koma seperti sekarang.

Saat Gabby sedang melihat Gerald yang sedang tidur dengan damainya, tiba-tiba tubuh Gerald kejang-kejang itu tentu membuat semua yang menunggu Gerald panik.

Xavier segera memanggil dokter yang biasa menangani Gerald selama ini, yang lain benar-benar panik. Semua menangis karena mereka sangat takut dengan keadaan Gerald sekarang.

Mereka takut bahwa kabar yang tidak mereka inginkan terjadi, malah terjadi.

Mereka sama-sama berdoa dari luar ruangan untuk Gerald di dalam yang sedang ditangani dokter.

Sekitar menunggu 20 menit, dokter pun keluar yang membuat semua takut atas kabar yang akan diberikan oleh dokter.

"Bagaimana dok anak sayaa?" tanya Emily tak sabar.

"Saya harap semuanya tegar dengan berita ini, Pasien telah tiada. Dan alat bantu sudah kami cabut. Maaf kami sudah semaksimal mungkin membantu pasien tapi tuhan berkehendak lain."

Semua benar-benar speechless Emily tidak dapat berkata-kata lagi, hanya saja Ghita yang tidak mengerti apa-apa ia hanya tau bahwa Gerald sedang tidur yang lama.

Gabby dengan yang lainnya segera masuk kedalam ruang inap Gerald tidak dengan Emily yang masih tidak percaya.

Di dalam sana sudah ada seorang yang berbaring dengan ditutupi oleh kain putih, semua benar-benar tak menyangka.

Selama ini mereka menunggui Gerald tetapi balasan yang diberikan Gerald ia malah pergi tanpa mengatakan sepatah kata.

"Kak Eral kok mukanya ditutupin cih?" tanya Ghita polos yang membuat semua sadar kembali dari lamunannya.

"Ghita kak Geraldnya mau pergi dulu." balas Nata tak tega.

"Emangnya mau pelgi kemana? Kok gak ajak Ita cih?" tanya Ghita lagi.

"Pergi yang jauh, Ita masih kecil jadi jangan ikut ya." balas Nata yang diangguki Ghita.

Gabby kali ini tak kuat ingin berteriak memanggil nama Gerald dan membangunkannya.

"Kok pada nangis cih? Nanti kan Kak Eral pulang lagi ya kan kakak Nata?" ucap Ghita saat melihat Arvan, Gio, Gia, Nata dan Gabby menangis.

Ghita pun dibawa keluar oleh Nata karena Nata tak tega melihat Ita yang begitu polosnya. Di dalam sana Gabby mencoba membangunkan Gerald.

"Gerald bangunn, aku udah nunggu kamu dua minggu tapi kamu malah pergi! Bangunnnnn Gerald!!!" ucap Gabby dengan mengguncangkan tubuh Gerald.

"Rald lo harus bangun, katanya lo mau sukses bareng gue sama Gio. Tapi lo pergi duluan Rald, lo ingkar janji Rald." ucap Arvan.

"GERALDD BANGUNN!!" teriak Gabby dengan menangis.

Semua diam saat mendengar suara.

"Bi,"

"Gerald?" kaget Gabby saat mendengar suara Gerald.

"Bi, kamu kenapa? Gabby?"

Gabby membuka matanya dengan cepat, ia melihat Gerald sedang duduk di hadapannya dan ia melihat sekelilingnya dan ia tahu sekarang ia ada dimana.

"Gerald? Kamu beneran Gerald kan? Jawabb hiks jawabb!!" panik Gabby dan menggucangkan tubuh Gerald.

"Iya ini aku Bi, kamu kenapa? Kok lagi tidur teriak-teriak manggil nama aku? Terus kamu keringetan? Aku baru aja dateng ke kamar kamu buat bangunin kamu. Tapi kamu malah teriak-teriak" panik Gerald.

"Jadi ini cuman mimpi?" kaget Gabby.

"Mimpi? Mimpi apa?" tanya Gerald heran.

"Keyla suka sama kamu?"

"Hah? Kamu tau dari siapa? Dia itu cuman sepupu aku Bi." Gerald makin heran dengan tingkah Gabby.

Gabby memeluk Gerald dengan erat seakan tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya meskipun hanya dalam mimpi.

Ternyata dari yang Keyla menembak Gerald, mengatakan perasaanya, hingga Gerald koma dan meninggal hanya mimpi semata.

"Jangan tinggalin aku Rald, jangan Rald jangan hiks. Aku takut!" isak Gabby di depan dada Gerald.

"Aku gak bakal tinggalin kamu Bi, kecuali maut yang memisahkan. Kamu kenapa sih?" balas Gerald dengan mengelus rambut Gabby.

"Aku mimpi kamu ninggalin aku, aku takut." isak Gabby.

"Aku gak akan ninggalin kamu Gabby Eirdls." balas Gerald dengan mengecup ujung kepala Gabby.

🔪🔪🔪

Gimana dengan part ini menurut kalian?

POSESIVO (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang