THIRTY ONE

87.4K 5.3K 223
                                    

GABBY POV

Nyebelin banget sih Gerald, tumben banget gak jemput gue pagi ini biasanya juga jemput. Jadinya kan sama Pak Tono lagi.

Pokoknya kalau udah sampe sekolah gue omelin juga tuh bocah. Akhirnya nyampe juga di sekolah. Setelah itu gue mengucapkan terima kasih ke Pak Tono dan langsung berjalan di koridor.

Lah itu Gerald, mukanya gak ada ekspersi amat tapi tetap ganteng, hehe.

"Gerald," panggil gue.

Lah kok dia gak nengok sih, hemm mungkin kurang kenceng suara gue.

"Geraldd!" teriak gue, ih kok dia malah pergi sih nyebelin amat.

"Cie yang di cuekin haha!" tiba-tiba datang Cryla.

"Astaga dimana-mana ada aja mak lampir yang cetakannya kek gini. Mimpi apa gue ketemu mak lampir kek gini terus." ejek gue.

"Apa lo bilang hah?" murka Cryla.

"Gue bilang lo itu Mak lampir. Dadah  Mak lampir." setelah mengucapkan itu gue pun menuju kelas.

"AWAS LO GABBY!!" teriakan yang masih bisa terdengar sama gue bahkan terdengar oleh orang lain juga. Emang gak punya malu.

Gue memasuki kelas dengan wajah yang di tekuk, perasaan sedih dan kesal yang bercampur aduk.

"Muka lo kenapa? Kusut amat." ucap Nata yang menyadari raut wajah gue. Gue lagi sebel tau!

"Gak," balas gue seadanya.

Bel pelajaran pertama pun berbunyi, dan masuk lah Bu Winda. Ketua kelas pun memberi salam pada Bu Winda yang diikuti oleh seisi kelas. Bu Winda membalas salam dari para murid.

"Baik, anak-anak sekarang kumpulkan PR kalian jangan ada alasan ketinggalan!" tegas Bu Winda.

Mampus gue, kok gue gak tau kalau ada PR ah pasti ini gara-gara Mak lampir!

"Eh, emang ada PR ya?" bisik gue ke Nata.

"Ada, emang lo gak ngerjain?" tanya Nata.

"Kagak, gue gak tau." balas gue cengengesan.

"Yang tidak mengerjakan PR, kerjakan di lapangan!" tegas Bu Winda.

Buset dah sadis amat, sabar Gabby orang sabar disayang manurios eh salah Allah maksudnya.

"Lo gak ngerjain PR?" tanya Gia, gue pun menggelengkan kepala.

"Yodah gue juga gak bakal ngumpulin, biar di hukumnya bareng-bareng." putus Nata.

"Setuju gue!" sahut Gia.

"Gak usah lah." ucap gue gak enak.

"Gak apa-apa, kita harus solid dong!" balas Gia.

Senangnya gue punya sahabat kaya mereka solidaritasnya kuat.

"Gia, Natasya dan kamu Gabby mana PR kalian?" tanya Bu Winda.

"Kita gak ngerjain Bu," balas kami serempak.

"Kerjakan PR di lapangan sekarang juga." perintah Bu Winda setelah itu gue bawa buku tulis dan satu pulpen lalu keluar kelas begitu pun dengan Gia dan Nata.

Bahkan ini masih pagi woy, tapi kok matahari dah muncul aja.  Dasar matahari yang gak bisa diajak kompromi.

Gue pun duduk di tengah lapangan, yang diikuti Gia dan Nata. Bodo amat dah sama Rok yang bakal kotor.

"Liat punya lo dong Nat," ucap gue. Dari pada mikir ah lagi males gue, nyontek sekali-kali gak apa-apalah.

Nata menyerahkan buku tulisnya, yang langsung gue salin hehe. Sedangkan mereka hanya liatin gue aja, kesian...

POSESIVO (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang