Akhir-akhir ini kegiatan Gabby tiap pulang sekolah akan lansung bergegegas untuk menjenguk Gerald yang masih saja belum bangun dari tidurnya.
Gerald sudah lama tidur dan tidak ada tanda-tanda ia akan bangun, Di ruangan itu sangat sunyi tidak ada suara kehidupan di dalamnya, hanya saja suara layar EKG yang berseru.
Gabby juga sangat merindukan Gerald, Gerald sudah seminggu lebih tidak membukakan matanya meskipun hanya sedetik.
Gabby merindukan sikap Gerlad yang pengatur, penyayang, possesive dan lainnya. Ia merindukan semua dari Gerald.
Dan kali ini Gabby hanya bisa melihat Gerald yang tampak damai sedang tertidur, ia berharap detik ini juga Gerald akan bangun.
"Kapan bangunnya sih Rald?" pikir Gabby dengan menatap wajah Gerald.
"Mungkin kamu gak dengar aku ngomong, tapi pliss bangun Rald. Semua pada kangen sama kamu. Aku nungguin kamu untuk bangun tapi kamu gak pernah bangun-bangun. Bukannya kamu pernah bilang kalau aku gak boleh nunggu bukan? Tapi apa buktinya sekarang aku nunggu kamu Rald. Kalau kamu gak mau aku buat nunggu bangun Rald, bangunn!!" ucap Gabby sambil terisak karena masih belum mendapatkan jawaban dari Gerald.
Tiba-tiba layar EKG menunjukan garis lurus dan suara yang nyaring, hal ini tentu membuat Gabby kaget. Dengan cepat ia memencet tombol darurat agar dokter segera datang.
"GERALDDD BANGUNNN HIKSSS!!" Histeris Gabby dengan menguncangkan Gerald.
Datanglah dua perawat dan satu dokter kedalam ruangan Gerald.
"Dimohon untuk keluar sebentar, agar kami dapat menangani pasien," ucap salah satu perawat pada Gabby yang masih saja mengguncangi badan Gerald.
"Dokter selamatin Gerald dok, plisss dok hiks SELAMATINNN GERALDDD!" Gabby benar-benar histeris dan badannya benar-benar lemah.
Ia tak menyangka apa yang ditunjukan oleh layar EKG ini benar-benar diluar ekspetasinya.
Perawat pun berhasil menyuruh Gabby agar keluar, dokter langsung menangani Gerald yang tentu dibantu oleh para perawat.
Sedangkan di ruang tunggu Gabby hanya bisa menangis dan tak lupa ia berdoa pada tuhan agar Gerald dapat di selamatkan.
Tiba-tiba datang Emily bersama Xavier yang bari saja dari kantin rumah sakit. Mereka sangat terkenjut melihat Gabby menangis.
"Gab, kenapa kamu nangis?" khawatir Emily dan duduk disebelah Gabby.
"Hiks tan, Gerald tann." ucap Gabby tak jelas karena ia masih terisak.
"Hah? Gerald? Kenapa sama dia? Dia kanepa Gab kenapaa?" kaget Emily dan meneteskan air mata.
"Layar EKG Gerald sempat lurus semua tan," ucap Gabby dengan itu juga Emily jatuh untung saja Xavier langsung menggendongnya.
"TANTE!" Panik Gabby saat melihat Emily sudah pingsan, dengan cepat suster memberikan brankar untuk Emily. Emily pun dibawa ke UGD.
Gabby sangat bingung, ia bingung untuk menunggu kesadaran Emily atau Gerald yang sekarang sedang berada di akhir hayatnya.
Xavier yang mengerti mimik wajah Gabby pun langsung mengeluarkan suara.
"Gab kamu tunggu saja Gerald, biar om yang menunggu tante. Jika sudah ada kabar mengenai Gerald kabari om. Om yakin Gerald dapat sadar kembali. Gerald cowok yang kuat." ucap Xavier dengan menepuk bahu Gabby.
"Aminn om, yaudah Gabby kesana. Kalau tante udah sadar kabarin Gabby ya om," ucap Gabby dan langsung lari menuju ruang tungguh yang terdapat di depan ruang inap Gerald.
Ternyata di ruang tunggu itu sudah ada Gia, Gio dan Nata, Arvan. Gia dan Nata yang menyadari kedatangan Gabby langsung memberikan semangat.
"Gerald kuat Gab, percaya sama gue. Keadaanya pasti bisa stabil lagi Gab. Lo harus terus berdoa bukan nangis Gab. Gerald gak butuh air mata kita, tapi dia butuh doa dari kita." tutur Nata.
"Gue takut Gi, Ta." isak Gabby.
"Lo gak usah takut. Masih ada kita Gab, dan lo harus optimis bahwa Gerald akan sadar kembali dan bakal balik lagi bersama kita." jelas Gia.
Setelah menunggu Gerald yang sedang ditangani oleh dokter. Dokter pun keluar dari ruang inap.
Ini adalah kabar yang ditunggu tunggu oleh mereka, mereka sangat takut dengan apa yang akan dikatakan oleh dokter mengenai keadaan Gerald sekarang.
"Gimana dok? Dia selamatkan dok?" tanya Gabby tak sabar.
"Keadaan pasien sangat buruk sekarang ia sedang koma. Dan maaf kami tidak tau ia akan bangun kapan, karena.." gantung dokter itu tak tega menyampaikan tentang keadaan Gerald.
Dan datanglah Emily bersama Xavier,Emily yang masih dengan wajah lemah dan panik.
"KARENA APA DOKK!?" histeris Emily.
"Karena hidup pasien tergantung dengan alat kedokteran." jelas dokter iba.
Semua langsung speechless mereka benar-benar kaget dengan kenyataan yang diberikan oleh dokter.
Mereka mengira bahwa keadaan Gerald akan langsung stabil, tapi tidak melainkan lebih parah.
"Tapi kita harus tetap berdoa pada tuhan agar Gerald dapat sehat kembali seperti semula. Saya permisi terlebih dahulu" ucap dokter dan langsung pergi.
〽〽〽
Gue kangen sama komen komen kaliann :(
Iya mungkin cerita gue jadi aneh, gue ngerasain itu kok. Dan gak kerasa bentar lagi ini bakal tamat gue senang banget bisa namatin satu cerita meskipun dengan jangka waktu yang lama :)
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIVO (COMPLETED✔)
Teen FictionBaru saja masuk sekolah barunya, Gabby sudah di klaim saja oleh seseorang sebagai pacarnya? Aneh? Tentu, Gabby sendiri aneh dengan orang itu yang ia sendiri tidak tahu siapa. Rank? : #117 in teen fiction (16-05-17) #85 & 90 in (19-05-17) #38 in tee...