L A G o M

240 14 4
                                    

A simple chat from you, make my smile wider.

***

22.14 pm

A message has been arrived

From : Juna Satria

Sudah tidur?

Bulan yang baru saja memasuki kamarnya langsung berjalan ke arah meja rias dimana ponselnya berada. Senyumnya tak bisa tak mengembang melihat siapa pengirim pesan itu. Wanita itu mengigit bibir bawahnya menahan pekikan kebahagiaan yang ingin dia keluarkan.

Dup dup dup

Begitulah degup jantung Bulan sekarang, dia bingung mau jawab apa. Jelas-jelas jawabannya dia belum tidur. Duh. Baru saja dia akan membalas tetapi sebuah panggilan tak terduga muncul di layar ponselnya.

Juna Satria calling...

Juna Satria calling...

"AAAAAAAAAAAAKKKKKKKKK!!!!" kali ini Bulan tak bisa menahan pekikannya.

Dia bingung harus bagaimana, "Jawab tidak ya? Jawab tidak ya?" gumamnya komat-kamit.

Bulan mengambil nafas sebelum menggeser simbol hijau di layar ponselnya, "Halo?"

"Halo?" jawab suara pria di seberang sana.

"Iya Juna?" Bulan berusaha sebiasa mungkin namun apa daya suara yang keluar seperti tikus yang terjepit perangkap. Suaranya sukses membuat pria di seberang sana terkekeh pelan.

"Kamu sudah tidur ya? Aku menganggu ya?" tanyanya setengah tertawa.

Bulan menggeleng keras, tentu saja Juna tidak tahu, duh.

"Ada apa ya Jun?" Bulan berusaha mengalihkan pembicaraan, dia tak tahan.

"Gak ada apa-apa, cuma mau telepon kamu saja," bisa dibayangkan berapa centi bibir Bulan semakin melebar?

"Bulan?" lanjutnya, memanggil namanya.

"Hm?"

"Gimana kerjaan kantor?" tanyanya pelan, Bulan melepaskan rasa tegangnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"Lumayan melelahkan, but overall it's okay," jawab wanita yang baru menginjak usia dua puluh lima empat belas  hari yang lalu.

"By the way, happy bornday ke dua puluh lima yang duh terlat banget aku ngucapinnya, and welcome to the J&X corporation. Maaf banget dua bulan ini bukannya aku yang bikin welcoming party buat seorang Bulan Purnama di kantor kecil kita tapi akunya malah di Dubai huhuhu." Juna gak tahu kalau sekarang Bulan sedang menendang-nendang selimutnya karena kesenangan.

"Formal banget sih pak Juna?" goda Bulan sambil tertawa renyah.

"Ya kali, sudah berapa lama kita gak ketemu? Lima tahun?" Bulan mengangguk, Juna tak melihatnya.

"Pasti lagi ngangguk?" tebakan pria itu benar.

"100 untuk pak Juna!" Juna tertawa renyah.

"Rasanya aneh denger kamu panggil aku 'pak'," ucapnya disisipi tawa.

"Kan kamu bos saya, pak. Uhm, kan anda bos saya pak Juna." candanya, lagi-lagi Juna tertawa.

"Walaupun tiap malam aku kirim pesan ke kamu ternyata telfon seperti ini lebih menyenangkan ya?" suara Juna menghangatkan hati Bulan.

Baru tiga minggu dia secara official  menjadi konsultan keuangan di perusahaan J&X corporation. Siapa yang menyangka kalau bos dari perusahaan yang cukup besar itu adalah Juna Satria, cinta cem-cemannya saat kuliah dahulu. Pemuda yang menjadi kakak tingkat setahun di atasnya itu menjadi bos besar yang sekarang menjadi bos-nya. Bulan saja tahu bahwa Juna adalah bosnya setelah dia interview lewat video call dan apa? Mereka tertawa keras-keras, bertanya kabar dan saling bertukar nomor, setelah itu baru interview secara formal. 

Benar sekali, mereka belum bertemu kembali setelah lima tahun itu tetapi sebuah pesan dari Juna setiap malam itu sudah membuat senyum Bulan mengembang. Aroma ceri di hatinya bersemi kembali untuk pria itu. Sebuah pesan singkat yang hanya menanyakan 'bagaimana kantor?' , 'apa kabar?', 'sudah makan?', 'sudah tidur?', 'sudah cuci rambut?', 'Dubai dingin', 'Kantor enak?', 'Kerjaan gimana?', dan bunch of simple chats from Juna makes Bulan happy.

"Jun?"

"Ya?"

"Aku ngantuk."

"Yasudah, teleponnya selesai dulu ya."

"Aku mau dengerin kamu nyanyi Jun."

"Hah?"

"Iya."

"Aku kan gak bisa nyanyi, Lan."

"Dusta kamu ya, aku mau kamu nyanyiin lagu tidur."

"I can't sing, you know that!"

"At least a lulaby song, nina bobo kek."

"Memang kamu anak bayi?"

"I wanna be a baby again kalau bisa."

"Hahaha, lucu sekali kamu itu."

"Just once, Jun."

"Nope."

"Sekali saja sih, Jun."

"Gak mau, Lan."

"Please?"

"Hh, okay lah."

"Yes!"

"Sleep tight, Bulan Purnama."

"Yep sir!"

"Hmmm, menempuh jalan yang panjang dan penuh dengan likunya~"

"Egoku, egomu mengajar kita tuk berhenti sejenak."

***

enjoy!

xx RIO DEWANTO UNCH xx

Moon Chae Won || oneshot 🔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang