Asumsi
Dunia berwarna-warni semenjak kedua mataku melihat senyuman yang merekah dari bibirmu
Mata bulat itu terbuka dan mengerjap, dia menoleh ke arah ponsel yang terus berdering. Sebuah panggilan ke sekian kalinya dari sang manager yang sudah dianggap kakak lelakinya sendiri. Chae Won meringis dan mengusap wajahnya serta berdeham, berpura-pura sadar secara sempurna.
"Halo, oppa?" suaranya ia buat terburu-buru.
"Pasti baru bangun, kan?" ujar suara di seberang sana dengan helaan napas setengah kesal.
Chae Won menggeleng sendiri, sambil berlari mnencari handuk untuk dibawa ke kamar mandi, "Tidak, enak saja! Aku sudah bangun dari matahari belum mengintip!" ujarnya tak sepenuhnya dusta, karena dia memang masih terbangun sebelum matahari terbit.
Jae In, sang manager, menghela napas lagi, "ya sudah, aku 5 menit lagi sampai di rumahmu. Aku sudah bawa sarapan dan susu vanilla, cepat mandi."
Belum sempat Chae Won balas tapi sambungan telepon itu sudah diputus. Wanita itu langsung meneruskan mandi bebeknya yang untuk ke sekian kali dalam minggu ini.
Ya, semenjak pertemuan dengan lelaki itu untuk pertama kalinya di tempat pembacaan naskah drama yang akan mereka bintangi, Chae Won tidak bisa tidur cepat seperti biasa. Setiap dia menutup mata, senyuman manis lelaki bermarga Song itu benar-benar muncul di pikirannya. Padahal dia sudah lelah karena membuka mata pun, semua tentang dia benar-benar seakan ada di hadapannnya.
Lelaki itu yang akan menjadi lawan main di drama bergenre melodrama ini. Drama yang tak ia sangka akan ia bintangi itu, drama yang mungkin akan cukup menguras emosi di dunia perkarirannya maupun di dunia percintaannya.
Lelaki itu, Song Joongki.
Aku kira, semua afeksi fisik yang kau berikan, bukan hanya sekedar teman.
"Cut! Joha!" seru pak Kim, sutradara drama The Innocent Man, drama yang sedang kami lakukan proses syutingnya.
Joongki menjauhkan wajahnya dariku, lalu tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit bak bulan sabit di malam hari yang cerah. Kami baru saja melakukan adegan dimana Seo Eun Gi, karakter wanita setengah gila yang kumainkan itu, penyakitnya kambuh. Kang Maroo, karakter Joongki, berusaha membuatku sedikit lebih baik dengan memelukku.
Aku mengambil napas panjang, lelah sekali berlaga seperti tadi, benar-benar menguras emosi dan pikiranku. Sejujurnya aku tidak pernah sakit, hehe, maka dari itu akting ini benar-benar membuatku lelah. Aku belum pernah merasakan pusing yang menyakitkan seperti yang Eun Gi rasakan. Joongki mengusap peluh di dahiku, aku membulatkan mata dan menatapnya terkejut.
"Capek sekali ya?" ujarnya lalu membantuku beridiri.
Aku mengangguk, kurasakan pipiku hangat, "Eun Gi benar-benar menyedihkan," gumamku lirih, berusaha menghilangkan debar jantungku karena baru kusadari Joongki masih merengkuhku dalam dekapannya.
Aku merasakan rambutku ia acak dari belakang, kemudian dia rapikan. Joongki menepuk-nepuk kedua lenganku memberiku semangat.
"Ayo kita lihat hasilnya!" dia kemudian menggenggam jemariku dan mengajakku ke arah pak Kim berada.
Aku pikir, sapaan pagimu dan senyuman manis yang selalu kau berikan padaku, semua itu untukku.
"Good morning Chae Won-ah!" suara yang mulai familiar di telingaku itu membuaku menoleh. Semua rasa kantuk yang aku rasakan, benar-benar hilang, tergantikan oleh teriknya senyuman dari dirinya.
Aku ikut tersenyum dan mataku mengikuti dirinya berada, "morning, Joongki-ssi!"
Dia mengambil kursi dan duduk di sampingku, matanya memicing menatapku, "Wae-yo?" tanyaku ragu.
"Sudah kubilang kan, panggil aku oppa, susah sekali ya?" dia memanyunkan bibirnya. Gemas!
"Ne, ne, Joongki oppa! Ini, americano dan apel kesukaanmu!" aku memberikan kotak makan yang kusiapkan tadi pagi. Dia mengerukan keningnya, apakah aku salah ya? Bukankah kami sudah dekat? Aku rasa membawa makanan kesukaannya itu bukan hal yang spesial, ya kan?
"Kamu tahu aku suka apel di pagi hari? Dan segelas americano?" dia memicingkan matanya lagi.
"Siapa yang tidak tahu, huh? Semua itu ada di kanal youtube tentangmu," ujarku berusaha senormal mungkin. Ya, ya, aku memang mencari namanya di berbagai media, termasuk youtube, yang mana jarang sekali aku buka.
Joongki mengangguk-angguk lalu membuka kotak makan itu, dia langsung memakan apel merah yang kemarin ku pilih dengan seksama. Aku mencari yang sesuai kriterianya, manis tapi sedikit asam. Kata Joongki di youtube sih, supaya lebih segar saja saat memakannya.
"Kamu?" dia menoleh padaku.
"Ah, aku tidak terlalu suka apel, aku juga sudah sarapan dengan manager oppa," sebenarnya aku tidak tahu maksud pertanyannya tadi sih. Kujawab saja begitu. Haduh, jantungku berdegup kencang.
"Bukan itu maksudku, tapi noted, kamu tidak terlalu suka apel, lalu kamu suka buah apa? Minuman kesukaanmu apa?" dia menyandarkan punggungnya dan menatapku intens.
"Ah, eum, aku suka pisang dan strawberry, aku suka susu vanilla atau jika tidak ada, aku juga bisa minum americano, tapi jarang sekali, aku lebih suka minum susu dibanding kopi," jelasku sambil membuka-buka naskah drama yang sudah kucorat-coret.
Joongki mengangguk-angguk, "aku juga tidak terlalu suka americano,"
Aku menoleh terkejut, "seriusan?!" pekikku.
Dia tertawa renyah, "tapi jika itu kamu yang membawanya, tentu saja aku minum," dia mengusap rambutku lembut dan meminum americanonya lagi. Kemudian dia mulai berkutat dengan naskah dramanya. Naskah yang juga berisi coretan dengan warna highliter yang sama denganku. Beberapa minggu yang lalu dia bertanya mengapa aku mewarnai naskah dramaku, lalu dia mengikutiku.
Hangat.
Pipiku benar-benar hangat.
Tuhan, apakah aku sedang jatuh hati lebih dalam?
Katanya, jangan jatuh hati terlalu dalam, sangat menyakitkan jika ternyata hati yang kau berikan bukan hanya dihancurkan, bahkan dari awal tidak pernah dia terima.
Jae In oppa memanggil...
Aku mengernyit melihat sebuah panggilan yang lama tak muncul di ponselku. Senyumku yang lebar saat menjawab panggilannya memudar seketika.
"Kau sudah baca beritanya?" tanya Jae In oppa ragu, tentu saja sudah.
Semua perasaan yang ku pendam hampir 4 tahun itu gugur sudah, hancur, luluh lantak. Semua perasaan yang aku hanya ceritakan pada Jae In oppa, manager yang sekaligus aku anggap kakak lelakiku sendiri.
"Menyakitkan, sangat menyakitkan, harusnya aku sadar dari awal dia tak pernah menerima perasaanku, oppa," suaraku bergetar.
Aku sudah membaca semua 'breaking news' hari ini. Lelaki yang aku cintai dalam diam, meskipun semua orang bilang, aku terlihat jika aku mencintainya. Semua orang bilang, hanya lelaki itu yang tidak melihat bagaimana aku mencintainya.
Aku sudah membaca semuanya. Aku sudah menyiapkan diri untuk menerima semua keputusan yang akan lelaki itu buat. Ternyata, semenyakitkan itu. Sesakit ini. Ini lah yang Seo Eun Gi rasakan. Kesakitan terkhianati oleh ekspektasinya sendiri.
Sakit sekali.
Asumsi yang selama ini aku buat, bahwa dia juga setidaknya menyukaiku lebih dari teman sejawat, ternyata hanyalah asumsi belaka.
Hari ini, dia mengumumkan pernikahan dengan lawan mainnya di drama yang ia bintangi.
Song Joongki dan Song Hyekyo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Chae Won || oneshot 🔫
FanficMOON CHAE WON // 문채원 || FIKSI || [long-short-ficlet]