Typo bertebaran....
-------
Pagi hari, bahkan sang mentari pun belum menampakkan dirinya. Dengan keadaan masih gelap dan digin, Melody hanya memakai baju biru lengan panjang dan celana pendek selutut tengah berjalan menuju ke sebuah kamar no 46.
Tok...tok...tok..
Dia mulai mengetuk pintu. Namun ketukan pertama pintu belum terbuka. Ia kembali mengetuk pintu kamar tersebut sekali lagi.
Tok...tok...cklekk...
Melody nampak terkejut. Karena dia belum selesai mengetuk pintu, pintu itu sudah terbuka terlebih dahulu.
"Aku mau bicara sama kamu" ucap Kinal yang memakai jaket nya membukakan pintu
Melody terdiam dan mengangguk. Mereka berdua berjalan menuju ke arah kebun teh. Sampai pada akhirnya mereka sampai pada sebuah danau dan duduk bersama di batu besar di sebelah danau tersebut.
10 menit lebih mereka terdiam. Melody memainkan jarinya dan Kinal melemparkan batu ke dalam danau. Kinal melirik ke arah Melody yang kini sedang menggosok-gosokan tangannya karena dingin.
"Pakai, jangan sampai kamu sakit" Kinal melepas jaketnya dan memakaikannya pada Melody
Saat memakaikan jaket pada Melody, Kinal berhent bergerak dengan posisi merangkul Melody. Mata mereka bertemu. Kinal melihat tatapan sedih pada mata Melody.
"Jangan sedih" bisik Kinal lalu menjauhkan dirinya
Melody terdiam. Menggenggam erat jaket Kinal dan mencium aroma tubuh Kinal yang amat ia cintai.
"Kamu mau bicara apa sama aku?" Tanya Melody dengan suara yang kecil
Kinal mendongakkan ke atas di mana matahari mulai menampakkan dirinya. Melody dengan rasa takut hanya bisa terdiam. Karena ia tau kalau Kinal akan memutuskan pertunangannya dengan dirinya.
"Mel..aku.."
Melody gugup. Ia mengigit bibir bawahnya dan menundukkan kepalanya.
"Huft....aku mau kita pu...."
"Aku nggak bisa" gumam Melody mulai menitikan air matanya
Kinal terkejut. Karena Melody seperti tau apa yang akan ia bicarakan kepadanya.
"Aku nggak bisa kehilangan kamu Nal, aku bener-bener cinta sama kamu" air mata membanjiri pipi Melody
Kinal benar-benar tidak tega melihat Melody yang terus menangis. Ia pun merentangkan tangannya untuk memeluk Melody agar tangisannya mereda.
"Hiks..aku nggak bisa Nal, aku udah terlanjut jatuh cinta sama kamu. Aku nggak mau kita putus hiks"
Di dalam pelukan Kinal, Melody terus saja bergumam mengatakan dia tidak ingin selesai dengan Kinal. Hal itu membuat Kinal merasa tidak enak, di sisi lain Kinal harus melakukan hal ini.
Tanpa mereka berdua sadari, di belakang sebuah pohon besar terlihat sosok gadis yang kita tau ada Ve.
Melihat itu Ve merasa benar-benar tidak enak. Dia mencintai Kinal namun dia tidak mau membuat Melody bersedih.
Kinal melepaskan pelukannya. Memandangi Melody dan menghapus air matanya.
"Mel..maaf, tapi kita harus pu...."
"Nggak Nal..."
Kinal dan Melody nampak terkejut dengan suara yang sangat mereka berdua kenali.
"Ve...."