Typo bertebaran....
---
Di dalam sebuah gudang gelap dan hanya ada sedikit cahaya dari sebuah jendela kecil terlihat Melody yang tergeletak lemas dengan badan di penuhi oleh ikatan tali. Bahkan mulutnya di pasangi lakban.
"Gimana udah ada respon dari Adit?" Tanya pria berbadan langsing
"Udah beres pokoknya bos, nanti jam 12 duit nya di kasih" jawab pria berbadan besar
"Haha lumayan bisa pesta kita nanti" ujar pria berbadan kecil meminum minuman beralkohol yang ia ambil
"Haha tentu bos"
Sementara itu, Kinal sekeluarga pergi ke rumah sakit. Mereka mendapat 2 kabar yang sangat buruk dari keluarga Melody.
Pertama Frieska yang masuk rumah sakit karena serangan jantung, dan Melody yang di culik semalam."Huhuhu..." Anisa terus saja menangis memikirkan nasib ke dua putrinya
Dan Dinda yang berada di sebelah Anisa mencoba untuk menenangkan Anisa. Sedangkan Adit bersama Aldy mencoba mencari solusi untuk menyelamatkan Melody.
"Mereka meminta berapa darimu?" Tanya Aldy pada Adit
"100 milyar" jawab Adit dengan lesu karena dia tidak memiliki uang sebanyak itu
"Perlu aku pinjamkan padamu?"
"Tidak, kau sudah terlalu banyak membantu aku tidak ingin berhutang lagi padamu" ujar Adit
Aldy terdiam. Tak lama kemudian Kinal, Ve dan Andre datang.
"Pa, gimana keadaan Frieska?" Tanya Kinal
"Dia masih belum sadar, sekarang dia masih di urus sama dokter" jawab Aldy
"Terus kalau soal penculikan Melody, apa sudah ada kabar?"
"Penculiknya semalam mengirim pesan dan meminta tebusan 100 milyar, om harus bawa uang itu nanti jam 12 di gudang ****" jelas Adit
Kinal terdiam. Para orangtua kini berusaha mencari solusi untuk penculikan Melody ini. Mereka belum melaporkannya pada pihak yang berwenang karena sang penculik mengancam akan langsung membunuh Melody kalau sampai mereka menelfon polisi.
"Gimana sekarang Nal?" Tanya Ve menepuk bahu Kinal
"Kamu punya nomer telfon nya Techi?" Tanya Kinal menoleh ke arah Ve
*
Techi, Neru, Oda dan Pon kini sedang makan bersama di salah satu restoran. Oda yang berbaik hati mentraktir Techi dan Neru karena kini dia sudah berpacaran dengan Pon.
"Gue masih gak percaya Pon lo bisa nerima Oda, kesambet apa lo?" Tanya Techi pada Pon
"Kesambet pale lu, Pon itu jatuh cinta juga sama gue begitu pun sebaliknya ya nggak Pon hihi" Ujar Oda terus saja memandangi Pon
"Gimana gak jadi cinta, orang setiap hari gue di uber-uber gini" jawab Pon tersenyum dan menepuk wajah Oda agar berhenti memandanginya
"Kok bisa gitu ya?" Tanya Techi masih belum percaya
"Pon mah pekaan, beda kaya lo" gumam Neru namun bisa di dengar oleh Techi lalu memasuk kan makanan ke dalam mulut nya
"Lah kok gue sih?"
"Lo mah payah, badan doang gede tapi gak pekaan" ujar Pon
"Dih kenapa deh?" Techi kini tersudutkan. Neru hanya diam cuek
"Peka kek, masak gak sadar kalo dari dulu tuh Neru suk..."
Trinng....
Neru sempat terkejut kala Oda hampir saja keceplokan bilang pada Techi bahwa dia menyukai Techi. Telfon masuk itu menyelamatkan diri nya.