14

58.7K 10.1K 1.3K
                                    

"Kenapa lo mutusin gue?"

Rae terhenyak mendengar suara dingin dan datar dari Taehyung. Cewek yang masih berpakaian seragam sekolah lengkap itu diam, belum menjawab. Matanya masih memandang lurus ke depan. Melihat daun pohon-pohon di bukit sebelah yang bergoyang karena tertiup angin.

"Gue nanya, bukan lagi pidato. Dijawab,"

Nyes.

Rae kesal setengah mati. Kenapa Taehyung nyebelin banget sih? Kalo aja Rae nggak sayang sama cowok batu ini, mungkin Rae nggak segan-segan jatuhin Taehyung ke sungai dibawah mereka sekarang.

"Ngaca dulu baru lo nanya gue kenapa," jawab Rae jutek.

Taehyung menghela nafas lagi. "Karena foto itu?"

Taehyung batu-batu gini cukup peka. Emangnya masalah apa lagi selain ini yang buat Rae mutusin dia gitu aja? Taehyung tau Rae paling benci namanya orang ketiga. Tapi, Taehyung sama sekali nggak ada niat untuk selingkuh. Ngelirik cewe lain aja ogah.

Rae diam. Malas menjawab soalnya Taehyung udah tahu ternyata.

"Diam berarti iya,"

Taehyung bergerak ke hadapan Rae. Melihat ke bawah karena cewek itu hanya sebatas dagunya. "Gue mau jelasin," kata Taehyung.

"Nggak usah dijelasin, gue males," jawab Rae memalingkan wajahnya.

"Denger penjelasan gue apa susahnya, Sa?" kali ini nada bicara Taehyung meninggi membuat Rae bergidik ngeri.

"Ck! Apasih, jangan pake bentak-bentak gue, bisa?"

"Gue nggak ada bentak lo,"

Rae memutar matanya jengah. "Apalagi? Lo mau jelasin apa? Semuanya udah jelas kan?"

"Foto itu nggak kayak yang lo kira, Sa." sahut Taehyung.

Rae berdecak sebal. Kenapa sih Taehyung selalu ngomong setengah-setengah? Katanya tadi mau ngejelasin! Yaudah langsung ngomong panjang lebar apa susahnya, sih?

"Kalo lo masih ngomong setengah-setengah, gue nggak mau dengar apapun dari lo." ancam Rae akhirnya.

Taehyung menarik nafas panjang lagi. "Dia Irene, sekampus gue. Foto itu diambil waktu kampus gue buat acara galang dana. Kita berdua seksi hiburan, dan kita sering kerjasama," kata Taehyung seperti orang memberi laporan.

"Oh, terus dia bisa dempet-dempetan sama lo terus dong, ya? Pantes di foto nya dia seneng banget gitu di samping lo, haha," Rae tertawa hambar dan memasang muka datar lagi.

"Gue menghindar karena gue punya lo, Sa. Gue nggak suka anak-anak selalu jodoh-jodohin gue sama dia,"

"Wow, dijodohin yak. Macem ff ff wattpad aja lo berdua," komentar Rae lagi.

"Lo bisa cek ig nya, foto itu udah dihapus. Gue nggak mau lo marah sama gue lagi,"

Terlalu mudah buat dimaafkan, cuy.

"Ya terus lo bisa foto berdua sama dia, sementara sama gue enggak bisa? Lucu banget pacar gue yang satu ini, hahaha," sindir Rae kesal.

Taehyung menghela nafas. "Mau lo apa sih, Sa? Gue udah jelasin semuanya, kenapa lo selalu kayak gini?" Taehyung mengepalkan tangannya dan berdecih pelan.

"Lo selalu minta putus, lo nggak suka jadi pacar gue?"

Entah kenapa rasanya dua kali lipat lebih sakit dari sakit yang dirasakan Rae semalam, ketika mendengar Taehyung bicara seperti itu.

"Iya! Gue capek punya pacar kayak lo! Gue capek ngabarin lo tiap hari sementara lo jarang ngabarin gue. Gue nggak suka liat lo balas chat gue singkat-singkat. Gue nggak suka kalo lo nggak nanyain gue. Gue males di diemin terus. Gue nggak suka di kekang. Lo cemburu kalo gue chat sama cowo lain. Jadi maksud lo gue nggak bisa cemburu liat lo foto sama cewe lain? Mikir!" cerocos Rae tanpa ampun. Dadanya naik turun. Air mata disudut mata matanya sebentar lagi bakal jatuh.

Taehyung diam. Apakah seburuk itu Taehyung di mata Rae?

"Dua tahun lebih gue jadi pacar lo dan semuanya biasa aja bagi gue. Kapan lo bisa berubah, Tae? Gue capek ngadepin lo kayak gini terus, capek," air mata Rae jatuh pada akhirnya. Sakit? Jelas. Jarang-jarang cewek itu menangis dan Taehyung selalu jadi penyebabnya.

Melihat Rae menunduk sambil mengusap air matanya seperti itu, ingin sekali rasanya Taehyung merengkuh cewek itu ke dalam pelukannya. Kelemahan terbesarnya itu melihat cewek menangis. Bahkan ketika anak kecil yang menjatuhkan permennya aja menangis, Taehyung bisa panik sendiri.

"Ngomong lo cinta sama gue aja enggak pernah, ngomong sayang juga nggak pernah. Sebenernya perasaan lo ke gue itu apa sih, Tae?" lirih cewek itu lagi.

Taehyung tau ini salahnya. Tapi cowok itu nggak tau harus berbuat apa. Taehyung bukan tipe cowok pada umumnya yang menyatakan sayang dan cinta begitu saja tanpa perbuatan. Apa selama ini perbuatan Taehyung nggak bisa mendeskripsikan perasaannya sama Rae?

Taehyung masih diam menatap Rae lamat-lamat. Rae tertawa samar dan mengusap air matanya. "Bahkan lo nggak ngomong sama sekali. Punya cowok kayak batu emang susah ya, haha,"

Rae berdiri lalu menyampirkan rambutnya ke telinga. "Mungkin memang harus berpisah dulu supaya bisa menyadari kalo yang kemarin adalah yang terbaik, ya?"

Taehyung nggak ngerti maksud Rae apa sekarang.

"Kita putus." kata Rae final lalu masuk ke dalam mobil Taehyung.

Tubuh Taehyung mendadak kaku. Ia berharap telinganya menipunya sekarang. Apa tadi itu? Rae benar-benar memutuskan hubungan mereka?

Taehyung masuk kembali ke dalam mobil. "Gue nggak mau putus,"

"Kita putus. Lo nggak denger?" jawab Rae datar.

"Gue nggak mau putus," tegas Taehyung sekali lagi.

"Kita putus." mungkin ini adalah pemikiran Rae yang terakhir. Kayaknya ini waktunya dia melepas Taehyung. Dua tahun lebih bersama, cukup bagi Rae merasakan bagaimana berpacaran dengan mahluk es seperti Taehyung.

"Sa,"

"Jangan buat semuanya makin sulit, Tae. Gue capek," kata Rae lesu.

"Tapi Sa--"

"Anter gue ke rumah. Gue mau pulang."

"Sa, plis."

"Gue mau pulang, Taehyung. Gue mau pulang," desak Rae mendecak dan menatap Taehyung jengah.

"Gue gak mau putus," Taehyung masih bersikeras. "Maafin gue karena udah nyakitin lo,"

"Taehyung, plis.. Gue butuh waktu,"

Taehyung menghela nafas. Kenapa Rae jadi seperti ini? Apa yang salah lagi dari Taehyung?

"Taehyung, anter gue sekarang atau gue turun?"

Taehyung menatap Rae sendu lalu mengangguk. "Gue anter lo pulang,"

Sepanjang perjalanan, hanya terdengar suara mesin mobil yang berlalu lalang. Rae melihat ke luar sambil menopang dagunya. Mungkin memang ini pilihan terbaiknya sekarang. Rae terlalu lelah dengan semua sifat Taehyung.

Mereka udah sampai di depan rumah Rae. Rae yang menyadari itu langsung mengambil tasnya dan bergegas turun tanpa aba-aba. Ketika mau turun, Taehyung dengan cepat menarik tangannya.

"Besok gue jemput,"

Wtf. Bagaimana bisa setelah Rae meminta putus cowok itu masih bertindak seperti biasa?

"Nggak perlu. Gue bisa pergi sendiri,"

"Nggak ada penolakan."

Rae menghela nafasnya. "Terserah," lalu cewek itu menutup pintu mobil dengan kesal.

💑💑💑

Gaes, kuy baca kumpulan Oneshoot gue di work baru ;)

My Mute BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang