Chapter panjang 1710 words. Tolong hargai gue yang ngetik. Nekan bintang itu gak sulit loh.
---
Kim Taehyung
Rae nggak pernah tanya sama gue, gimana dan kenapa tepatnya gue jatuh cinta sama dia. Padahal biasanya, cewek senang banget nanya hal yang berkaitan dengan 5W+1H; what, where, when, why, who dan how.
Sama halnya dengan gue, gue juga gak tau kenapa secinta ini sama dia. Gue udah pernah bilang kan, awalnya gue suka sama dia cuma karena dia cantik dan pintar aja. Tapi sekarang, gue bener-bener nggak mau ngelepasin cewek cerewet yang daritadi ngomel-ngomel mulu ke gue.
Lucu. Rae itu benar-benar cewek lucu dan manis yang membuat gue gak pernah bisa bosan sama dia. Mau sejutek apapun dia, mau secuek apapun, gue gak pernah bisa bosan. Ngerti gak? Gue udah masuk ke dalam tahap paling nyaman dan benar-benar nggak berniat melepaskan.
Gue inget banget, pas gue lagi masa pdkt sama dia, eh, bukan. Enggak bisa dibilang pdkt juga, soalnya gue kadang ngilang, kadang dateng. Iyalah, dulu kan Rae dekatnya sama orang lain, cuma gue aja yang kurang ajar ngeganggu hubungan dia sama cowok yang jadi gebetannya waktu itu. Dan mereka nggak jadi pacaran karena gue.
Dulu pas gue mencoba pdkt, Rae selalu sensi ke gue. Doi jutek sejutek-juteknya, suka marah-marah, cuek pangkat seratus karena gue gak tau mau ngomong apa di chat, gak pernah ngasih kabar, dan gak pernah menunjukkan niat buat deketin dia.
Sakitnya, pas gue sok jadi secret admirer yang suka ngasih cokelat di laci mejanya, tau apa yang terjadi? Rae ngebuka cokelat itu, bukannya dimakan malah dibagiin ke teman-temannya. Sial parah gue waktu itu.
Hal yang paling menyebalkan menurut gue itu pas gue nembak dia.
Let me tell you about the day I made her my girlfriend.
Bukan dengan bunga, atau cokelat. Bukan juga dengan makan malam romantis ala-ala anak jaman sekarang.
Lima bulan dekat di chat, gue rasa itu waktu yang cukup lama dan akhirnya gue memutuskan untuk minta dia jadi pacar gue karena gue nggak mau dia berakhir sama cowok yang jadi gebetannya waktu itu. Ya, daripada doinya nembak duluan, mending gue yang nembak duluan. Gue gak mikir kalo gue ditolak gimana, kalo gue jadi dibenci gimana, pokoknya gue harus nyatain perasaan gue.
Hari itu Minggu, tanggal 2 Maret 2015, tepatnya jam 12:56. Gue inget banget, gue baru pulang gereja disitu.
Jadilah hari itu, gue nelfon dia dan cuma bilang, "Sa, jadi pacar gue ya?"
Itu mungkin bukan ajakan jadian yang romantis, atau yang bisa bikin cewek klepek-klepek. Gue cuma pengen bilang apa yang pengen gue bilang waktu itu.
Dan respon dia cuma, "Ha?"
Dia nggak nanya, kenapa gue tiba-tiba nembak dia dan cuma bilang,"Ha?". Menurut lo, sakit nggak?
Terus gue bilang, "Iya, jadi pacar gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mute Boyfriend
FanfictionTersedia di Gramedia. [WINNER OF WATTYS 2017 CATEGORY ORIGINALS] [ KIM TAEHYUNG FANFICTION | BOYFRIED SERIES 1 ] You can talk with someone for years, everyday, and still, it won't means as much what you can have when you sit in front of someone, no...