Siders = bisulan. Tq.
Yang ngevote = orang cantik---
Kata orang, jatuh cinta itu membuat seseorang menjadi gila. Kau merasa di dunia ini hanya ada kau sendiri dan pasanganmu berdua. Segala hal yang menyangkut tentang dirinya, adalah hal yang paling penting yang pernah ada. Bahkan, ketika namamu dan nama orang yang cintai memiliki kesamaan, kau berpikir kalau Tuhan telah sengaja mengirimkan dia sebagai jodohmu.
Seperti sekarang.
"Rae dan Tae. Rae dan Tae. Rae dan Tae." gadis itu menarik garis senyumnya sambil menulis-nulis kalimat Rae-Tae di belakang bukunya. Pipinya merona merah, padahal dia hanya menuliskan 3 kata tersebut secara berulang-ulang memenuhi bukunya.
"Rae cinta Tae. Tae cinta Rae. Rae sayang Tae. Tae sayang Rae." lalu dia menidurkan kepalanya di lengannya. Gadis berambut cokelat itu tak berhenti senyum.
"Raenissa dan Taehyung....selamanya," ucapnya sambil mengangkat buku berisi tulisan itu tinggi-tinggi.
"Woi,"
Dan satu suara membuat senyumnya langsung luruh. Rae menurunkan kepalanya yang mendongak, dan menatap cowok yang berdiri di dekat bangkunya sekarang.
"Makin gila aja lo," imbuh Hanbin berjalan lebih dekat.
Rae mencebikkan bibirnya. "Suka-suka gue dong! Yang gila kan gue, bukan lo,"
"Gimana kemarin? Cowok lo masih marah?"
Rae menggeleng sambil senyum. "Udah baikan kok,"
"O-oh, bagus lah." Hanbin ikut tersenyum kikuk. "Maafin gue ya kemarin,"
"Santai."
Rae menyimpan buku itu di laci meja belajarnya lalu berdiri dari bangkunya sambil menghela napas. "Bin," panggil Rae pelan.
"Apa?" cowok yang dipanggil itu menaikkan alisnya.
"Kita jangan bicara dulu, ya."
Hanbin menyerngit. "Kok gitu?"
"Gue merasa bersalah sama Taehyung, Bin. Gue udah janji sama Taehyung, gue nggak bakal dekat-dekat sama lo lagi,"
Boom!
"Semoga lo ngerti, ya."
Jantung Hanbin mencelos. Ingin rasanya dia bertanya kenapa, tapi Hanbin sadar posisinya tak lebih dari sekedar teman. Lagian, memangnya Hanbin masalah kalau Rae tak bicara padanya? Toh, mereka kalau bicara pasti selalu bertengkar kan?
"O-o-oh. Yaudah." Hanbin menjawab tergagap sambil menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Emang lo siapa, sih? Hahaha,"
"Yeee, anjing lo ya. Musuhan dulu ya, Bin?"
"Lo kan emang musuh gue."
Rae mendengus. "Tai!"
"Iya, iya musuh."
Rae menarik sudut bibirnya, tersenyum. Baguslah, setidaknya dengan begini ia bisa meyakinkan Taehyung kalau dia dan Hanbin tak ada hubungan apa-apa. Gadis itu menepuk pundak Hanbin. "Sip, gue ngantin dulu ya. Bye,"
Segitu mudahnya ya, Rae?
Sementara Rae berjalan keluar kelas, Hanbin sendiri masih bergeming di tempatnya tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Jujur, hatinya sakit dan dia tak tahu kenapa itu bisa terjadi.
"Brengsek!" umpatnya kesal, menendang meja Rae dengan kuat membuat buku yang dipakai Rae untuk menulis tadi terjatuh.
Mata Hanbin langsung melihat ke bawah, menatap buku jurnal bewarna hitam putih tersebut. Dia sedikit menunduk, tangannya terjulur ke depan memgambil benda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mute Boyfriend
FanfictionTersedia di Gramedia. [WINNER OF WATTYS 2017 CATEGORY ORIGINALS] [ KIM TAEHYUNG FANFICTION | BOYFRIED SERIES 1 ] You can talk with someone for years, everyday, and still, it won't means as much what you can have when you sit in front of someone, no...