Entah dapat bisikan malaikat darimana, Rae daritadi asik berkutat dengan buku fisika yang super duper tebal ngalahin buku matematikanya. Biasanya jam segini, Rae pasti asik dengan hp nya. Meng-chat cowok pujaannya, mengganguinya bahkan menjahili dengan telepon-telepon yang langsung dimatikan Rae ketika Taehyung mengangkatnya.
Tapi kini semuanya berubah. Berubah seperti ladang gandum yang disiram dengan cairan cokelat kental manis dari langit dan jadilah coco crunch.
Sebenarnya itu nggak penting.
Sebenarnya diri Rae menolak ketika cewek itu melihat buku-buku di atas meja belajarnya yang berserak. Kata orang kalau mau move on harus mengerjakan sesuatu yang bisa membuat kita melupakan doi sejenak.
Bener juga.
Jadi, Rae perlahan-lahan membersihkan meja belajarnya dan pandangannya jatuh ke buku fisika yang jarang disentuhnya. Masih baru. Masih ada label harganya.
Jadi Rae membuka buku itu. Mengingat dia nggak terlalu paham juga sama tugas kelompoknya dengan Hanbin, pelan-pelan tapi pasti akhirnya Rae mau menyempatkan diri membaca buku itu sekilas dan sampai sekarang dia lupa waktu saking asiknya.
Hp Rae tiba-tiba bergetar disertai bunyi nada dering yang menggelegar. Tanpa melihat nama penelepon, Rae mengangkat telepon itu dengan mata masih fokus pada buku.
"Hm?"
"Besok jadi?"
Mendengar suara laki-laki yang sedikit cempreng seperti kaleng ditendang ke atap rumah dari seberang, Rae lantas mengangguk. "Jadi. Di rumah gue ya?"
"Yah, harus besok? Gue mau-"
"Nggak ada alasan, anjing!"
"Ck! Udah malam, gue jadi siluman anjing lagi. Iya iya iya! Terserah!"
Pip.
Rae langsung mematikan sambungan telepon itu. Selalu saja Hanbin seperti itu. Bagaimana bisa cowok itu berubah kalau mengerjakan tugas aja nggak mau?
Rae kembali membaca bukunya. Sesekali menggaris bawahi mana-mana saja kalimat yang penting. Setelah beberapa menit, teleponnya berdering kembali. Rae mendecak. Pasti Hanbin.
"APASIH BIN! UDAH GUE BILANG BESOK YA BE-"
"Malam." sela orang dari seberang.
Shit!
Rae langsung menutup telepon itu dan melihat nama pemanggilnya. Terpeta jelas di sana nama Taehyung. Rae langsung memutuskan sambungan dan menghempaskan hp nya di meja dengan kasar.
Rae mengumpat. Disaat dia udah mencoba untuk move on, kenapa cowok itu nggak berhenti-berhentinya mengganggu kehidupan Rae?
Disaat level move on Rae udah mencapai 5%, pertahannya langsung runtuh. Hanya mengucapkan sapaan malam, rusak move on sebelanga.
Hp nya berbunyi lagi namun Rae langsung me-reject tanpa pikir panjang. Kenapa sih Taehyung itu menyebalkan? Dia nggak tau apa kalau Rae disini kesal setengah mati karena melihat doi jalan sama cewek lain?
Kali ini bukan suara panggilan, tapi notif Line Rae. Rae melirik hp nya dan membaca di pop-up layar.
20:23
Taehyung
AngkatRead
"Ogah!" bentak Rae pada hp nya dan meletakkan benda itu lagi di sisi bukunya.
Nggak berapa lama, datang pesan lain.
20:26
Taehyung
Gue pengen dengar suara lo ajaRead
"Nggak. Nggak. Gue nggak boleh baper." Rae meletakkan hp nya lagi.
20:29
Taehyung
Semenit plisRead
20:30
Taehyung
SedetikRead
20:31
Taehyung
Sa
SaRae menghela nafas. Kenapa Taehyung membuat semuanya semakin sulit? Rae jadi nggak tega melihat Taehyung memohon seperti ini.
20:33
Raenissa
Iya20:33
Taehyung
Boleh?20:34
Raenissa
Iya📞 Taehyung is calling ...
Rae menggigit bibirnya. Angkat nggak ya? Kalau diangkat, Rae bakal lemah pasti. Tapi kalau nggak diangkat, Rae bakal menyesal seumur hidup karena dia pengen banget bicara sama Taehyung sekarang.
Rae semakin dilema. Angkat? Enggak? Angkat?
"Malam," sapa orang dari seberang itu lagi.
"Iya."
Kemudian hening. Rae melihat layar ponselnya tapi telepon nya masih dalam keadaan tersambung. Kenapa diam?
Rae menatap kosong ke depan. Ponsel nya masih berada di telinga kanannya. Entah kenapa Rae menikmati keheningan yang tercipta. Setidaknya rasa rindu Rae pada Taehyung terobati sedikit.
"Udah lebih sedetik." ucap Rae datar.
"Sebentar lagi," jawab Taehyung dari seberang tak kalah datar.
Dua puluh menit berlalu dan telepon masih tersambung. Dan parahnya, keduanya masih diam tak bersuara.
Rae hendak bertanya kenapa diam terus, namun seolah ada kontak batin dari seberang, Taehyung lebih dulu berkata, "Jangan dimatiin dulu."
Jadi Rae membatalkan niatnya untuk mengakhiri telepon mereka. Rae menghela nafasnya berat lalu menatap langit-langit kamar. Sebenarnya apa esensi dari telepon ini? Keduanya nggak bicara sama sekali.
"Dengar nafas lo aja gue udah senang, Sa."
Pip.
Rae menutup sambungan dan langsung meremas bajunya. Sakit.
Mendengar nada suara Taehyung yang melemah disana membuat Rae seperti orang paling jahat di dunia. Rae ingin mendengar suara Taehyung, namun anehnya, Rae nggak sanggup untuk mendengar suara itu lebih lama lagi.
Rae menghela nafasnya.
Kemudian satu notif Line muncul di sana.
21:04
Taehyung
Makasih udh mau ngangkat telfon gueDan kini, Rae benar-benar tumbang. Move on gagal. Bye.
💑💑💑
1 vote = 1 word for next chapter :v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mute Boyfriend
FanfictionTersedia di Gramedia. [WINNER OF WATTYS 2017 CATEGORY ORIGINALS] [ KIM TAEHYUNG FANFICTION | BOYFRIED SERIES 1 ] You can talk with someone for years, everyday, and still, it won't means as much what you can have when you sit in front of someone, no...